0.5

221 17 1
                                    

Pada nungguin ga nih? Kalo tidak yasudah

Happy reading❤

Ingatkan kalau ada typo:)

Sinar pagi yang memasuki kamar menyilaukan mata gadis itu, terlalu enggan untuk bangkit dari ranjang namun setelah berpikir dua kali lipat ia putuskan untuk bangun dari tidurnya. Kaki jenjangnya menyusuri ruang demi ruang di lantai dua rumah ini, letak dimana kamar yang ia tempati semalam.

Suara berisik terdengar dari lantai bawah, suara ketukan pisau dan alat dapur lainnya. Sempat ingin turun namun mata gadis itu tertarik pada satu ruangan di lantai tiga, ruangan yang menjadi tujuan langkahnya pagi ini. Ruangan dengan penuh rak berisi buku di semua sisi, seperti perpustakaan pribadi. Setelah melihat-lihat sekitar manik gadis itu terfokus pada sebuah bingkai yang berada di meja baca. Bingkai dengan foto dua pasangan kekasih yang tidak asing di matanya. Lalu tanpa ia sadari matanya mulai berair,

"Apa ada yang menarik disini?"

Mata berair itu mencari dimana sosok yang bersuara, mendapati sosok wanita dengan senyum lembut yang mirip dengan malaikatnya.

"Tante kenal Mom sama Dad?"

"Kamu lihat foto itu ternyata." ucap Sela. Berjalan menghampiri Hera yang penuh dengan pertanyaan.

"Apa mereka bahagia?" tanya Hera, menundukkan kepalanya, lalu meneteskan beberapa butir air.

Mengetahui gadis di depannya menangis Sela tak tinggal diam, wanita itu memeluk tubuh gadis yang sedikit lebih tinggi darinya. "Tenanglah, mereka tentu bahagia. Dulu ataupun sekarang, mereka bahagia memiliki putri seperti kamu."

"A-aku rindu mereka."

"Tante juga, sudahlah sayang jangan menangis dipagi hari," Sela mengelus punggung Hera, membuat gadis itu sedikit tenang. "Ayo turun kita sarapan."

Hera mengangguk, bukan melepas pelukannya justru ia semakin mengeratkannya, bersamaan dengan Sela yang menuntunnya turun.

"Astaga kau ini seperti anak kecil saja." oceh Sela gemas dengan tingkah Hera. Sedangkan Hera hanya tertawa kecil sembari mengeratkan pelukannya.

"Ngomong-ngomong bagaimana kencan kalian kemarin?"

"Kencan?" tanya Hera terheran, lalu duduk di kursi meja makan, ia duduk di depan Sela.

"Iya, Jaehyun bilang kemarin mau ajak kamu kencan. Dia sampai nggak sarapan gara-gara mau ketemu kamu. Jadi gimana?"

Apa dia sengaja tidak sarapan kemarin?

"Apa kemarin itu kencan? Rasanya lebih cocok sebagai penculikan."

"Apa Jaehyun kasar padamu?"

Hera menggeleng sebagai jawaban, meskipun ajakan Jaehyun kemarin memaksa namun tindakan pria itu sama sekali tidak kasar.

"Apa dia belum bangun"

"Dia siapa?"

"Jae-hyun."

"Pasti aneh rasanya ya? Karena harus panggil nama."

"Aneh memang, tapi harus kubiasakan."

***

Siang ini mendung, seperti hati Hera yang sedang bimbang. Gadis itu sedang duduk di samping Jaehyun yang sedang mengendarai mobil, entah kemana pria itu akan membawanya.

Apa ia harus menerima perjodohan ini? Atau menolaknya?

Pertanyaan seperti itu terus beradu di pikiran Hera, ditambah sekarang ia tahu bahwa Tante Sela dan Om Yunho adalah sahabat dari orang tuanya. Apa jangan-jangan perjodohan mereka sudah di putuskan sejak kecil?

Sweet Disaster | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang