~Selamat membaca~
Sedikit warning⚠️
"Kenapa kamu ajak aku kesini, Ra?"
Tanya Yoona, mengikuti langkah Hera yang kini berhenti.
Hera tersenyum kecil. Memalingkan pandangannya ke depan, dimana mereka bisa melihat pemandangan kota Seoul dari atas bukit. Setelah ajakan Hera sebelumnya mereka berdua langsung menaiki mobil dan berhenti di sebuah bukit jauh dari kota.
"Mommyku pernah bilang salah satu cara untuk menghilangkan stress adalah dengan berteriak, teriakin semua unek-unekmu, teriakin semua perasaan yang bikin kamu sedih, keluarin semuanya."
Yoona menatapnya datar.
"Aku! benci banget sama perempuan yang kegatelan sama sumaikuu!" Hera mulai berteriak. "Aku juga sebel!!! sama tukang sampah yang kadang suka lupa ambil sampah di depan toko kita!"
"AAAAHH!!!!!" sambung Hera sekencang mungkin,
Yoona terkekeh kecil, "Aku juga sebel sama bapak tukang sampahnyaa!" timpalnya.
Hening.
"Ah!"
"AAHHHH!"
"AAAAAAAHHHHHHH!!!!!"
"AH-"
Teriakan Yoona terpotong oleh isakannya, wanita itu menangis. Menangis sejadi-jadinya tanpa menutupi wajahnya, membiarkan angin sore mengeringkan bekas air matanya yang terasa sakit setiap kali menetes.
Hera memeluknya dari samping lalu menuntunnya untuk duduk di bawah, menyandarkan kepalanya di pundak satu-satunya teman perempuan yang sudah mengisi kekosongan harinya setahun belakangan.
Yoona membalas pelukan Hera, kembali menangis kemudian.
Hera memang sudah tahu bahwa percobaan Yoona untuk mendapat keturunan beberapa kali gagal. Namun baru kali ini Yoona menangis karena hal itu, wanita itu terlihat putus asa dan Hera sangat merasakan itu.
Yoona, wanita itu telah memancarkan kehangatannya pada Hera selama satu tahun. Mengajari Hera secara tidak langsung untuk membuka kembali hatinya yang ia tutup rapat-rapat karena kepergian orang tuanya. Yoona merasakan perbedaan itu, bagaimana Hera berusaha untuk menenangkannya saat ini, bagaimana Hera mulai peka terhadap perasaan orang lain. Dia senang, tapi di sisi lain dia tidak bisa menutupi rasa sedihnya ini.
***
Sepulang mengantar Yoona tadi, Hera kembali melakukan aktivitasnya yaitu memasak makan malam untuk Jaehyun. Skill memasak Hera juga sudah mulai meningkat ditambah dengan sesekali memasak bersama Yoona. Hera tidak pernah punya teman perempuan banyak, dihidupnya hanya mengenal Keyla dan Ella.
Yoona adalah perempuan asing pertama yang sekarang menjadi sedekat nadi.
"Kangen."
Hera tersentak kala suara itu muncul disertai sepasang tangan yang melingkar di perutnya, lalu dengan tenang Hera melanjutkan sesi masak-masaknya.
"Mandi dulu Jae,"
"Hmm."
Setelah itu Jaehyun tak berucap apa-apa lagi, merasa istrinya memang sedang sibuk dengan masakannya ia melepaskan pelukannya dan pergi ke kamar mandi.
Masakan Hera selesai bertepatan dengan Jaehyun yang juga baru selesai mandi. Menggunakan piyama tidurnya dan masih dengan rambut basah yang tertutup dengan handuk.
Hera mendengus geli, entah kenapa wajah lelah Jaehyun selalu membuatnya geli tapi di sisi lain juga membuatnya merasa kasihan karena suaminya itu pasti sangat lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Disaster | Jung Jaehyun
Fanfic[WAJIB MENGHARGAI KARYA PENULIS!] Kim Hera Watson seorang gadis dengan pribadi dingin dari London. Hidupnya berubah drastis semenjak mengenal pria hangat bernama Jung Jaehyun. Dengan sifat dingin Hera akankah Jaehyun tetap berada di sisinya? Siapa y...