09

435 75 4
                                    

🍯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍯

Arin menatap sejenak undangan reunian yang tempo hari di bagikan oleh salah satu temannya,Dayoung. Terdengar helaan nafas berat beriringan dengan undangan yang ia masukkan kedalam tas.

Kaki kecil itu keluar dari kamar menuju kamar sang kembaran "Jun yuk-eh?!" mata Arin menemukan Yeonjun yang sudah rapi dengan jas putih miliknya.

"eoh? Hai sayang. Kayaknya aku nggak bisa ikut deh" Yeonjun memberitahu. Iya, ia tak bisa ikut acara reunian soalnya dokter Kun tiba-tiba menelpon dan menyuruhnya datang kerumah sakit segera.

"yahh terus aku gimana?"

Yeonjun mengambil kunci mobilnya dari atas nakas "kamu tenang aja aku udah suruh Yoojung buat jemput-" Yeonjun mengusap pucuk kepala Arin "-aku duluan ya.bye" dan sosok itupun hilang dari pandangan Arin.

Arin menghela, makin malas jadinya ia pergi. Kalau tidak ada Yeonjun, sudah di pastikan total Arin disana hanya akan menjadi nyamuk. Ia jamin semua teman sekelasnya pasti membawa pasangan mereka masing-masing. Belum lagi nanti pasti akan ada segmen saling membanggakan pasangan. Aishh memikirkannya saja Arin sudah pusing. Tapi sudahlah apa boleh buat, ia harus pergi. Agar teman-temannya tidak mengatainya sombong.

🍯

Seperti kata Yeonjun. Arin pergi dengan mobil Rocky. Duduk di kursi belakang membuatnya harus menjadi penonton saja. Rocky dan Yoojung terus bercerita soal rasa, dan Arin hanya mendengarkan dengan seksama.

Tak lama mereka pun sampai di hotel tempat dimana reuni mereka di gelar.

"duluan aja aku mau kasih kabar ke Yeonjun dulu" Arin berujar saat Yoojung mengajaknya untuk masuk.

Yoojung dan Rocky mengangguk saja, merekapun masuk. Meninggalkan Arin yang sibuk mengetik beberapa pesan pada Yeonjun. Setelah selesai gadis itu masukkan lagi ponselnya kedalam tas.

Hari mulai menggelap, tinggal tunggu sebentar lagi maka hari akan menjadi malam. Arin mengangkat wajahnya menatap takjub bangunan di depannya ini, tertulis disana 'Home'. Arin tersenyum lepas, nama hotelnya hangat sekali.

"Ngapain disini senyum-senyum?" pertanyaan seseorang memudarkan senyuman Arin. Ada Dayoung dan Yuto yang baru saja datang disana.

"eoh? Enggak lagi ngapa-ngapain kok hehe" senyuman tergantikan dengan kekehan canggung.

"Udah yuk masuk" Yuto mengajak. Dan akhirnya Arin menjadi nyamuk di pasangan yuto-doyoung pula.

Acaranya di adakan di halaman belakang hotel. Dilihat dari meja yang sudah penuh, sepertinya semua orang sudah datang. Arin duduk di samping Doyoung di samping kanannya ada Yoojung. Setidaknya sekarang Arin bersyukur ia diapit oleh orang yang bisa diajak bicara.

[✓]Remember meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang