"dia emang brengsek tau" Arin usap bibirnya yang di sentil Yeonjun. Duduk di kursi yang tersedia di lorong. Lalu melirik Yeonjun tajam "dia itu Mark. Pria brengsek yang berani-beraninya lupain aku" beritahu Arin menggebu.
Mendengar ucapan Arin yang penuh penekanan, lantas membuat Yeonjun terkejut setengah mati. Cepat ia susul duduk di samping Arin "maksud kamu direktur Lee itu? Kamu ga lagi-"
"aku ga bohong dia Mark cinta pertama aku,Jun" mata indahnya bergetar. Yeonjun paling tidak suka melihat kesayangannya menetes kan air mata. Lekas ia bekap tubuh kecil sang kakak.
"cup..cup..cup... Ga usah nangis deh, kamu mirip kalkun kalo nangis Rin"
"rese banget sih" Arin dorong tubuh sang adik kasar. Yeonjun tertawa puas, daripada menangis, Yeonjun lebih suka melihat Arin marah.
Arin bangkit, ia berikan kasar rantang yang di tangannya pada Yeonjun lalu pergi meninggalkan tanpa sepatah kata. Tawa Yeonjun memudar, di gantikan dengan sebuah senyuman, lebih hangat. Ia tatap lekat punggung sang kakak, saat dimana punggung itu hilang di ujung lorong. Barulah Yeonjun beranjak, ia akan menyantap makan malam di ruangannya sendiri. Alih-alih ruang Kun.
"buat saudara Hyunsuk sama Minseok, nanti makan di ruangan gue ya. Bunda masak banyak"
"wahh asik. Siap-siap" seru Minseok heboh.
"gue ga bisa" beda lagi, Hyunsuk terlihat menolak ajakan sang teman
"kenapa?"
"Yuqi hari ini ulang tahun, kami mau dinner" katanya penuh kebanggaan. Yeonjun dan Minseok sontak pura-pura mual dan beranjak pergi meninggalkan Hyunsuk sendirian.
"Sian Eunchae, makan malem bareng kita ya"
Dua dokter cantik yang baru lewat dan namanya di serukan sontak mengangkat jempolnya ke udara "siap dokter choi"
+•+
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.