Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
∞
Arin melepaskan apron merah muda yang tadinya melingkar indah di tubuh rampingnya. Melipat asal lalu meletakkan di atas meja. Beberapa bunga sedikit ia tata lebih kedalam. Selesai. Gadis cantik itu raih ransel kecilnya dan berjalan keluar.
Sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Arin kunci toko bunga lalu memasukkan kunci tersebut kedalam ransel.
"capenya" gumam Arin sedikit melakukan perenggangan. Ya bagaimana gadis itu tidak lelah, secara dari pagi ia harus berkerja sendiri. Bunda tidak ikut serta soalnya ada keperluan dengan teman-temannya.
"masih ada waktu sebelum busnya datang. Baiklah... Ayo beli cemilan dulu" monolog gadis berpipi chubby itu sendirian, dan langsung melangkah memasuki minimarket terdekat.
Arin ambil satu keranjang bercorak biru tua, dan mulailah ia memilih beberapa cemilan.
Dirasa cukup, Arin bawa semua belanjaannya ke arah kasir. Antrian malam itu tidak terlalu panjang, hanya ada Arin dan tiga orang pria di depannya. Sambil menunggu Arin bawa netranya melihat sekeliling. Tapi tunggu, matanya tak sengaja menangkap seseorang, sesosok raga, di area pembalut? Dan yang makin mengejutkan itu Arin rasa ia tau siapa pria yang sedang kebingungan itu.
"eoh?Arin" Pria itu tak kalah terkejutnya saat tak sengaja tatap mereka bertemu. Arin dengan lekas membuang muka, sosok itu sudah tak diharapkan lagi kehadirannya.
"kamu ngapain disini?" Mark mendekati Arin, tak lupa dua pembalut dengan merk yang berbeda sudah memenuhi genggamannya.
Arin tak mengindahkan ucapan Mark.
"mau saya-"
"sayang liat deh, mereka lucu ya" ucapan Mark diputuskan oleh suara seorang wanita dewasa yang baru bergabung mengantri di belakang Arin. Bersamanya ada seorang pria, yang sepertinya suami dari si wanita. Ucapan wanita itu berhasil mengambil alih atensi Mark dan Arin.
Arin berbalik menatap heran si wanita
"suaminya manis banget dek. Rela nahan malu cuma buat kamu" katanya lagi sambil menunjuk pembalut di genggaman Mark
Arin dan Mark jelas tersentak, "uhuk uhuk" Arin bahkan terbatuk pas si ibu itu menyelesaikan ucapannya.
"kamu ngapapa"
"tuh kan mereka manis. Jadi inget masa muda" si ibu kali ini berucap pada sang suami.
Suaminya tertawa ringan "pengantin baru ya kalian"