Sesuai rencana kemarin, jam sepuluh kurang lima belas menit, Shella berdiri di depan cerminnya. Memandangi pantulan dirinya sendiri sambil menyisir rambutnya yang dia biarkan tergerai. Dia juga mengecek seluruh kelengkapan outfitnya hari ini. Setelan tshirt warna putih polos dengan rangkapan kemeja warna pastel dan celana jeans hitam menjadi outfit yang dipilih shella hari ini. Style yang sederhana yang berungkali membuatnya merasa ragu.
"Gue pantes ngga ya pake kayak gini?" itu merupakan komentar pertama yang dikeluarkan Shella setelah melihat penampilannya di cermin beberapa kali. Sebenarnya Shella sendiri heran, buat apa juga dia terlalu memperhatikan penampilannya hari ini. Karna kalo biasanya dia ke toko buku sama Risma atau sama Farah, dia justru merasa fine-fine aja. Baru kali ini hati dan pikirannya merasa gelisah. Mungkin salah satu alasannya; ini adalah ajakan pertamanya yang dia dapat dari seorang cowok. Gabriel pula! Yang pesonanya mungkin tidak akan diragukan lagi.
"SHEL BURUAN! ADA YANG JEMPUT TUH DI DEPAN!" suara Kakaknya sudah menggema dari luar kamarnya, membuat Shella semakin bergegas. "Iya gue kesana sekarang!"
Shella melirik dari balik jendela kamarnya. Kali ini dugaannya benar, seorang cowok dengan motor ninja merahnya sudah bertengger disana dengan tenang. Jantung Shella semakin berdegup, dia kembali merutuki dirinya sendiri yang tiba-tiba gemetar tidak karuan. Untuk kesekian kalinya, dipandanginya penampilan dirinya itu di cermin. Dia menghela nafas dengan perlahan setelah menarik dengan kuat kemudian keluar dari kamarnya dengan perasaan gugupnya.
Begitu sampai tepat di depan rumahnya, mata cewek itu dibuat terpana oleh sesosok orang dihadapannya. Badan jakung cowok itu mulai terlihat ketika sang pemiliknya memutuskan untuk berdiri. Setelan kaos putih polos dengan rangkapan jaket denim hitam yang kancingnya dibiarkan terbuka serta celana jeans hitam dan sneaker putih membuat penampilan Gabriel terlihat benar-benar stylis hari ini. Bak model majalah Fashion.
Cowok itu selalu berhasil memadukan setiap detail outfitnya. Makanya ngga heran kalo Gabriel selalu jadi inspiration style bagi anak-anak cowok disekolahnya. Bahkan menurut info yang beredar, Gabriel sempat pernah ditawarkan langsung dari pihak majalah Paris. Majalah Fashion yang terkenal di Jakarta. Sayangnya, semua itu ditolak dengan alasan; karena Gabriel tidak suka dirinya menjadi terkenal. Padahal bagi anak-anak cowok lain, hal itu merupakan sebuah rejeki nomplok yang diidam-idamkan sampai tujuh turunan pun belum tentu bisa kecapai.
"Duhh, lo pasti nunggu lama ya? Sorry ya...." Shella menggaruk tengkuknya. Raut wajahnya menunjukan bahwa dia dipenuhi rasa bersalah. Sedangkan sang cowok sendiri, dia justru tersenyum geli. "Santai aja kali. Ngga bakal gue tinggal juga."
"Serius nih ngga papa? Gue jadi ngga enakan tahu sama lo."
"Lupain aja. Sekarang lo udah siap kan? Yuk berangkat."
"Oke." Shella mengangguk. Dia menoleh ke dalam rumahnya sesaat lalu berseru. "BANG GUE PERGI DULU! PINTUNYA TUTUPIN YA. MAKASIH!" Tidak ada respon dari dalam rumahnya, Shella langsung segera bergegas. Mengambil helm dari tangan Gabriel dan menaiki jok tinggi dari motor di depannya itu dengan hati-hati.
Suara membahana dari sang ninja merah itu meraung keras seketika sang pemiliknya menyalakan mesinnya. Tubuh Shella mendadak gugup. Tangan mungilnya masih dengan setia dan ragu-ragu memegang pundak Gabriel.
Cowok di depannya itu kontan tersenyum seraya menoleh ke belakangnya.
"Pegangannya yang kenceng ya, Shell, biar ngga kaget kalo gue ngebut."
"I-iya. Udah. Gue pegangan gini kan?" suara Shella terdengar grogi. Ia meneliti posisi tangannya dengan serius. Memastikan bahwa tidak ada kesalahan dengan tindakannya itu. Namun secara tiba-tiba, perhatian Shella justru tersentak ketika tangan Gabriel dengan perlahan menyentuh tangannya dan membawanya untuk melingkari tubuh cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memori Untuk Shella
Teen Fiction[ON GOING] ⚠️WARNING!!: [CERITA INI MENGANDUNG BAPER BERKEPANJANGAN DAN PENUH TEKA TEKI PENASARAN] Ada banyak kisah yang sudah tertidur jauh-jauh hari itu mendadak jadi terbangun lagi. Menghadirkan kembali sesuatu yang sudah dikubur dalam-dala...