TENTH - Psychopath Aiden ?

430 26 18
                                    

Sebelumnya author mau bilang makasih banyak buat kalian yang udah mau baca cerita ini.. Kalian bener-bener berharga buat aku.. 😭😭

Terus stay ya..
Makasih semuanya😍😍

----------------------------

"Novel Senja Bersama Kamu..... Itu punya lo?"

Aiden langsung terhenyak. Tatapannya seketika berubah menajam. Dia maju selangkah lebih dekat ke arah cewek itu. Menghilangkan spasi antara posisinya dan posisi cewek itu.

"Udah seberapa jauh lo tahu tentang gue?" tanya balik Aiden, tidak peduli untuk menjawab pertanyaan cewek di depannya itu. Rahangnya mengatup keras dan tatapannya yang tajam seolah mulai menandakan bahwa saat ini emosinya benar-benar sedang tidak baik.

Sadar atau tidaknya, tindakan Shella telah berhasil membuat sisi macan Aiden yang sudah tertidur jauh-jauh hari itu mendadak jadi terbangun lagi. Menghadirkan kembali sesuatu yang sudah dia kubur dalam-dalam. Dan mau tidak mau dia harus menemuinya kembali. Sederet kata singkat yang terdengar fine bagi orang lain itu justru mampu membuat Aiden langsung kalap. Dan semuanya dimulai dalam satu detik, karena cewek itu.

Shella mengerutkan alisnya. "Kenapa emangnya? Itu- "

"Tahu apa lo tentang gue?!" potong Aiden dengan suara yang nyaris membentak.

Shella spontan tersentak. Matanya mengerjap tidak percaya dengan alis yang bertaut keheranan memperhatikan sikap cowok di depannya yang mulai terasa aneh. Shella bahkan sadar bahwa posisinya saat ini sudah benar - benar bahaya. Apa yang dia lakukan barusan sudah cukup membuat cowok itu bukan hanya tersulut emosinya tapi juga dia benar-benar telah membangunkan sisi tersembunyi Aiden yang bisa jadi sangat berbahaya.

"Apa yang lo tahu tentang gue?!" ulangi Aiden.

Shella masih bergeming. Dia menundukan kepalanya dan merasakan tubuhnya yang dirasa mulai gugup untuk menatap sepasang bola mata elang yang tengah mengawasinya itu.

"JAWAB! LO BUDEK, HAH?!" Aiden menggertak lagi. Sekarang dengan suara yang lebih meninggi dari pada sebelumnya.

Dengan penuh kesiapan dan tanpa berpikir panjang lagi, Shella akhirnya memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya dan menatap wajah cowok di depannya itu dengan langsung. "Jadi bener, itu punya lo?" cewek itu terdiam sesaat, "Terus apa masalahnya kalo gue tahu?"

Aiden kontan menyeringai dan kemudian tertawa keras, "Jadi lo udah tahu semuanya?"

Cowok itu mengambil kursi yang ada di sampingnya, lalu membantingnya dengan keras tepat di hadapan Shella. Sebuah kursi kayu yang sudah reot itu seketika terpecah belah. Beberapa kaki tumpunya patah sehingga membuat suasana di sana sangat menegangkan.

Tidak sampai disitu, Aiden juga mengambil sebuah botol kaca dari balik kolong meja dan membantingnya keras - keras. Bunyi benturan keras dari botol kaca itu membuat Shella dengan kontan berteriak. Wajahnya pucat pasih dan tercengang melihat sekepingan beling yang berserakan di lantai.

Cewek itu masih berdiri. Bingung apa yang mesti dilakukan karena sekarang kondisinya benar-benar sangat syok. Kakinya dengan refleks langsung mundur seketika untuk menghindari amukan Aiden, terlebih lagi saat cowok itu mengambil beberapa kepingan beling yang kemudian dia genggam erat di tangannya.

Dia menyaksikan dengan matanya sendiri begitu darah keluar dari balik genggaman tangan cowok itu. Kejadian yang dilihatnya saat ini sudah di luar dugaanya. Apa yang dia kira selama ini tentang cowok itu, cowok yang mungkin dia anggap sedikit lebih bertolak dari apa yang diceritakan teman-temannya itu justru harus menunjukan sebuah hal yang sangat cukup untuk membuktikan segala alibi orang-orang bahwa cowok itu sangat berbahaya.

Memori Untuk ShellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang