Hai, hai aku update lagi nih mumpung ide lancar ehehe.
"Sekertaris Jeon?"
"I – iya?"
"Bukankah aku sudah bilang untuk tidak menggangguku selama dua jam kedepan?"
Jungkook menunduk saat tatapan tajam Eunha mengarah padanya. "Sa – saya minta maaf boss. Tadi saya sudah mengatakan apa yang boss perintahkan, tapi nyonya Jung memaksa ingin bertemu anda."
Eunha menghela napas. "Sekarang bisa kau jelaskan kenapa tamu tidak di undang ini datang dan mengganggu waktu istirahatku?"
"Hei, hei apa maksudmu tamu tidak di undang? Aku ini ibumu Jung Eunha!"
"Kedatangan anda mengganggu waktu istirahat saya nyonya Jung."
"Dasar anak kurang ajar!"
"AAAWWWW SAKIIIITTTTTTT."
Nyonya Jung yang kesal dengan kelakuan putrinya lantas menjewer telinga Eunha. Jungkook yang melihat itu terkejut, tapi sedetik kemudian lelaki itu menahan tawa geli melihat ekspresi kesakitan Eunha yang tampak lucu.
"APA YANG KAU LIHAT?!"
Jungkook yang kepergok memperhatikan oleh Eunha kembali menunduk. Pekikan Eunha kembali terdengar karena sang ibu belum melepas jewerannya.
"Ibu lepaskan! Aduuuuh kupingku..."
Nyonya Jung baru melepas jewerannya saat melihat sang putri merengek. "Kau itu harus di beri pelajaran agar tidak kurang ajar terhadap orang tua."
"Orang tua sepertimu juga harus diajari tata krama agar tidak mengganggu waktu istirahat orang lain."
"Jung Eunha!"
Dan pekikan itu berlanjut saat ibunya kembali menjewer kedua telinga Eunha.
"Oke, oke aku minta maaf." Eunha melepas paksa kedua tangan sang ibu dari telinganya. Saat sedang mengusap kedua telinganya yang memerah, tatapan Eunha tidak sengaja bertemu dengan Jungkook, membuat si lelaki Jeon buru – buru kembali menunduk.
"Sekertaris Jeon, bisa kau keluar dan tinggalkan aku berdua dengan ibuku?"
"Ba – baik boss." Jungkook sempat melirik kearah ibu Eunha yang menatapnya tajam. Buru – buru Jungkook mengambil langkah pergi, namun dirinya tidak sengaja terbentur saat akan membuka pintu, membuat Eunha dan ibunya memutar bola mata malas melihat tingkah si lelaki Jeon.
"Dia lelaki yang payah. Kenapa kau masih mempertahankannya sebagai sekertarismu?"
"Biarpun payah, dia punya potensi yang cukup bagus dalam pekerjaannya."
Nyonya Jung berdecak malas mendengar ucapan Eunha, "bilang saja kalau kau dengannya – "
"Jadi, apa alasan ibu datang kemari?" Eunha yang sudah tahu kemana arah pembicaraan ibunya segera mengalihkan.
"Ibu bosan."
Jawaban itu membuat Eunha mengernyit. "Bosan? Bukankah seharusnya ibu senang tinggal di rumah mewah milik ayah. Itu tempat impian ibu sejak lama kan?"
Nyonya Jung mengangguk dengan wajah lesu. "Iya sih, tapi ibu kesepian. Ayahmu terlalu sibuk dengan pekerjaannya, membiarkan ibu seorang diri di rumah."
"Itu resiko menjadi istri seorang pengusaha nomor satu di negeri ini. Siapa suruh dulu ibu menikahinya?"
"YA! Kalau ibu tidak menikah dengannya, kau tidak akan lahir."
Eunha mendengus, "ya kalau begitu nikmati saja."
"Kau tidak ingin tinggal bersama ibu?"
"Tidak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOSS
أدب الهواةCr poster : @rlo_kook Bagaimana jika sang mantan ketika SMA, kekasih, serta calon tunangan berada di perusahaan yang sama dan menjadi bawahannya?