Chapter 8

18 4 0
                                    

Acara ulang tahun kecil-kecilan Ibu Mamat berjalan dengan lancar.

Kue tar yang dibeli Mamat dan Mita pun semakin membuat Ibu Mamat senang. Apa lagi Mita memberikan hadiah pakaian yang ia design sendiri.

"Aduh... Ibu senang banget, ada neng Mita disini" ucap Ibu Mamat kemudia memeluk Mita erat.

"Iya bu, Mita juga seneng" ucap Mita membalas pelukan Ibu Mamat tak kalah erat.

"Makasih ya" ucap Mamat pelan tapi masih bisa didengar Mita dan Mita hanya menganggukan kepala nya.

"O iya, kata Mamat kamu teh pengen jadi designer ya?" Tanya Ibu Mamat saat pelukan keduanya terlepas.

"Iya bu, Mita pengen banget jadi designer" balas Mita semangat.

"Kalo ibu mah cuman bisa jahit baju. Tuh ibu udah bikin beberapa baju jahitan ibu sendiri" ucap Ibu menunjuk ke sudut ruang yang terdapat perlengkapan menjahit lengkap dengan mesin jahitnya dan beberapa dress yang tergantung.

"Wahh... bagus banget" ucap Mita kagum melihat hasil karya Ibu Mamat.

"Kalo gitu boleh dong ajarin Mita jahit" ucap Mita.

"Boleh dong" balas Ibu Mamat kemudian mereka tertawa, entah apa yang ditertawakan mungkin efek kebahagian yang mereka rasakan.

"Hahahaha.... boleh, bayar tapi" ucap Mamat lalu melanjutkan tawa nya. Mita yang mendengar ucapan Mamat pun memanyukan bibirnya.

"Mamat, ga boleh gitu orang belajarnya sama Ibu. Ga usah bayar kali" ucap Ibu menegur Mamat.

"Becanda kali, lo mah baperan" ucap Mamat dan mendorong bahu Mita pelan.

Sedangkan di tempat lain, tepat nya di perkumpulan designer yang sempat Mamat dan Mita kunjungi.

Di parkiran tempat Dafa dan Nada berada sekarang.

"Masa design yang bagus kek gini dibilang kuno, dibilang ga updet. Gimanasiii!" Ucap Nada frustasi karna design nya tidak di terima.

"Ya... kalo menurut aku sih mereka ada bener nya" ucap Dafa datar.

"Jadi menurut lo, lo itu lebih ngerti soal design daripada gue?" Bentak Nada yang kesal.

Dafa hanya menaikkan bahu dengan acuh dan muka datar.

"Agrhhhhh... udah males gue" ucap Nada membalikkan badan nya hendak masuk ke mobil dengan menghentakan kakinya.

***

Esok harinya Mita kembali bekerja di laundry bersama Lily. Ia sedang sibuk membereskan meja kasir dan Lily sibuk merapikan pakaian laundry.

Tiba-tiba ada seorang cewe yang berambut kriting dengan kacamata hitam yang dipakainya. Mita yang mengenali cewe itu sontak bersembunyi di bawah meja kasir.

Aduh kenapa Caca bisa ke sini sih. Batin Mita.

"Ada apa ya mbak?" Tanya Lily.

"Owh ini, saya nyari alamat ini nih, udah 7 turunan 7 tanjakan saya nyari tapi ga ketemuu" ucap Caca lebay sambil menyangkutkan kacamatanya di rambut.

"Gampang ini mbak. Nah, dari sini lurus aja ke kanan terus kalo ada lampu merah belok kiri nanti kalo ketemu toko roti belok kiri aja lagi terus sampe deh" jelas Lily pada Caca dan dibalas anggukkan oleh Caca.

"Okay! Semoga inget sampe tujuan" ucap Caca lalu terkekeh.

Sedetik kemudian mata Caca melirik setiap sudut tempat laundry sampai matanya tak sengaja melihat sebuah bingkai foto yang terdapat foto Mita sebagai pegawai terbaik.

"Mbak, itu Mita bukan? Temen SMA saya itu loh" tanya Caca tapi tatapannya tetap ke arah bingkai foto itu.

"Eum... bukan mbak" Lily terpaksa bohong karna tadi Mita menatapnya tajam saat ia ingin jujur.

"Tapi mirip loh mbak sama temen saya" ucap Caca masih tak percaya dengan ucapan Lily.

"Itu temen saya mbak. Namanya Mai, iya namanya Mai" balas Lily ngawur.

"Mai?" Beo Caca.

"Iya, Maisaroh" ucap Lily tambah ngawur dan terkekeh.

Caca pun tersenyum manis ke arah Lily. Kemudian ia pergi meninggalkan tempat laundry.

Namun di waktu yang sama dan tempat yang berbeda. Mamat sedang mengendarai motor di salah satu komplek tujuannya untuk mengantarkan pakaian laundry pelanggan.

Mamat pun berhenti di depan rumah yang sesuai dengan alamat yang tertera di plastik laundry.

Saat Mamat ingin menekan bel tiba-tiba ada suara tepuk tangan seseorang dari belakang, sontak Mamat menengok dan ia mendapati Nada berdiri dibelakangnya dengan tangan di dada.

"Gue kira beneran punya butik, tapi termyata cuman tukang laundry" sinis Nada.

"Siapa yang jadi tukang laundry. Orang gue cuman dititipin sama temen, kata nya antar nih laundryan ke rumah ini nih" ucap Mamat berbohong.

"Masa? Terus ini apa nih, nih" ucap Nada menunjuk logo laundry di dada baju yang dipakai Mamat.

Mamat pun berdecak kesal, karna ia tak berhasil membohongi Nada.

***

Yah... ketauan dong kalo Mamat bohong:(

Tunggu kelanjutan nya ya!
Vomet dong biar aku seneng:>

Designer Cantik [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang