Chapter 13

11 3 0
                                    

Malam pun tiba, Mita juga sudah menutup butiknya. Dan sekarang ia sedang bercanda ria dengan kedua sahabatnya.

Mita sedang mengantar Mamat dan Lily ke parkiran tempat Mamat meletakan motor vespa kesayangannya.

"Makasih ya udah mau bantu gue" ucap Mita kepada kedua sahabat nya itu.

"Santai aja Mit, kita seneng kok bisa bantuin lo" balas Lily sambil menepuk bahu Mita pelan.

Ekhem

Mita, Lily dan Mamat pun menoleh ke asal suara tersebut. Yg ternyata sudah ada Dafa berdiri sambil menampilkan muka datar nya.

"Udah selesai becandanya?" Tanya Dafa ketus kepada tiga orang dihadapan nya.

"Mereka bantuin gue beresin butik tadi Daf, lo sih gak ada" balas Mita.

Dafa hanya mengangguk kan kepala nya sebagai jawaban.

"Kita pulang dulu ya Mit" ucap Mamat sambil memasang helm nya dan diikuti Lily.

Mamat dan Lily pun pergi meninggalkan butik Mita. Dan sekarang hanya ada Mita dan Dafa di depan butik.

"Mita" ucap Dafa menggantungkan ucapan nya." Lo mau kan nikah sama gue?" Ucap Dafa to the poin.

Mita terdiam sejenak. "Maaf Daf, gue belum bisa jawab sekarang" balas Mita tanpa ragu.

"Oke, tapi tolong secepatnya kasih gue jawaban, gue beneran sayang sama lo Mit, terima gue ya" Ucap Dafa dengan cara memegang tangan Mita erat.

Belum sempat Mita menjawab, dering ponsel Dafa sudah lebih dahulu berbunyi.

Dafa juga meminta izin untuk mengangkat telpon dan pergi ke samping butik.

Mita menghela nafas, ia begitu lelah sekarang. Mita memutuskan untuk masuk kedalam butik saja. Namun langkah nya terhenti kala mendengar pembicaraan Dafa di telpon dengan seseorang atau mungkin ayahnya(?).

"Tenang pah, target aku kali ini ga bakal lolos deh, dia lebih cantik bahkan lebih kreatif daripada Nada"

"...."

" Pasti dong, entar abis dia mau nikah sama aku pasti langsung kita ambil untung nya"

"...."

"Gak, dia gak bakal tau kalo kita manfaatin pah"

Deg.

Kaget. Sangat kaget. Mita merasakan lemas sekujur tubuh nya, ia tak menyangka jika ia hanya dimanfaatkan oleh Dafa.

Satu langkah Mita hendak pergi tiba tiba lengan nya tak sengaja menyenggol hiasan bunga hingga terjatuh dan membuat suara yang cukup keras.

Karna suara itu Dafa pun menoleh ke belakang dan mendapati Mita yang sudah berlari menjauh.

"Pah aku matiin dulu ya" Ucap Dafa mengakhiri telpon nya.

Di lain tempat. Kini Mamat sedang duduk sendirian di bangku taman, pikiran nya kosong.

Drrtttt drrrtttt

Ponsel nya berbunyi menampilkan nama Mita disana dan segera Mamat terima telpon nya.

"Mat hiks... gue cuman hiks... dimanfaatin hiks... sama hiks..." ucap Mita di telpon terbata bata.

Mamat panik mendenger suara Mita yang sedang menangis. "Mita lo kenapa? Siapa yang manfaatin lo? Dafa? Iya pasti Dafa!" Balas Mamat.

Mita sudah tidak kuat menahan tangis dan hanya terisak tak bisa membalas ucapan Mamat.

"Mita lo diman-" ucap Mamat terpotong di ponsel Mita. "Mat, Mamat gue di parkiran butik! Tolong ke sini hiks" ucap Mita pada ponsel nya yang sudah mati karna belum di charger.

Sedangkan Mamat mengacak rambut nya frustasi tidak bisa berfikir jernih.

***

Bentar lagi ending guys!
Dapet ga konflik nya? Enggak ya:(
Maaf ya, aku ga bisa bikin konflik yang bisa emosi.  

Vote dong:)
Komen juga.

Designer Cantik [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang