بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Seumpama bunga matahari yang memancarkan keindahan begitu bersanding dengan matahari. Seperti itu jika dua darah disandingkan, akan rupawan jika dilihat.
~N a l u r i~
🌼🌼🌼
"WOI NJIR BALIKIN BEKAL GUE!" Kelas sedang heboh. Ditambah lagi dengan teriakan Alam yang terus-menerus meronta meminta dikembalikan bekalnya.
"LU LAKI ELAH UDAH GEDE LAGI. MASAK MASIH BAWA BEKAL!" Dasar tidak ada akhlak. Kerjaan Satya selain merebut makanan tidak ada lagi apa? Ketahuan gabut banget.
"KALO GUE LAKI LO APAAN? BANCI LO?!"
"BACOT DEH ANAK MAMA!" Satya masih menghindar agar Alam tak menjangkau bekal itu.
"Ralat Sat. Anak bunda." Sosoknya santai, tapi mulutnya yang pedas. Siapa lagi kalau bukan Eza.
"Perhatian perhatian para teman-teman kuh yang bobrok. Pak Yo lagi-lagi yo tidak masuk lagi yo! Kita jamkos lagi yo. Yo yo have fun bareng-bareng yo." Suaranya bernada menirukan rapper andalannya.
Nyatanya kelas Satya yang paling bobrok. Lihat saja banyak properti sekolah yang dimanfaatkan dengan mereka. Seperti meja yang dimodifikasi menjadi tangga khusus menyalakan proyektor yang berada di atas. Remotnya hilang. Sempat di belikan lagi tapi tidak berumur, dalamnya mereka obrak-abrik karena ingin tahu kenpa bisa remot hanya di pencet bisa menyalakan sesuatu. Daripada buang-buang duit, lebih baik jiwa kreatifitas mereka berfungsi.
Belum lagi mereka menganggap sekolah rumah sendiri. Kata Bu Ningsih itu harus. Jadi mereka membawa bantal, selimut, sampai matras pun mereka bawa ke sekolah. Seperti boyong saja. Biar enjoy kalau sedang pelajaran. Tapi bukannya enjoy mereka malah asik rebahan dan akhirnya nilai merosot. Sejak saat itu mereka dilarang membawa barang-barang seperti itu.
Pletak
"Pala lu jamkos? Nih!" Katanya yang menjabat sebagai ketua kelas itu melihatkan kertas yang berisi tugas yang harus dikerjakan.
Kelas semakin heboh saat ketua kelas itu mencatat di papan tulis--tugas yang harus dikerjakan--dengan mengetuk-ngetuk papan agar semua diam. Tapi aksinya itu seakan angin lalu. Mereka tak menghiraukan dan masih heboh.
"Raf lo kan ganteng, pinter, berwibawa. Gue nyontek dong plis. Otak gue lagi ngelag nih temen lu pada bacot," ucap Alam saat ketua kelas itu berbalik, selesai mencatat tugas.
"Lu juga bacot. Teriak-teriak gajelas sama temen lu. Alay lu."
"Lah kok lu malah ngatain sih? Gue kan cuma minta contekan gak ngatain lo, malah gue muji Lo Raf!"
Kelas semakin riuh. Dari tengah-tengah mereka muncul Eza yang siap melontarkan kata-kata khas mulut pedasnya. Ia tak terima Alam kesayangannya itu sakit hati.
"Eh Lam, lu tau nggak? Lu ngomong sama siapa sih ada suara ada wujud gak ada."
"Jangan ngadi-ngadi lu Za."
"Gue gak ngadi-ngadi emang kenyataan njir. Eh tapi dulu gue punya temen kalo dimintai contekan gamau, sekarang udah jadi gurbernur gak ya? Kepo gua."
![](https://img.wattpad.com/cover/212616575-288-k697994.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Naluri
RomancePerubahan judul! Judul awal it's not wrong Ketika mimpi berubah menjadi kenyataan dengan skenario yang berbeda. Raga yang sama namun nama, sifat dan penampilan berbeda. Tapi apa rasa itu sama? Maksudnya getaran yang dirasakan Satya malam itu. *** G...