HAPPY READING💙Sejak pagi buta Mita telah mempersiapkan itu kemping, sedangkan Rafa hanya menyaksian dengan duduk di kasur Mita dengan manis.
Mita hanya membawa apa yang benar-benar dia butuhkan.
"Dasar ya cewek, mau kemping cuman tiga hari ajah ribet banget," cibir Rafa yang sejak tadi memperhatikan Mita tidak ada henti, mana mungkin sejak pagi buta hingga saat ini tepat pukul tujuh kurang Mita masih siap-siap.
Mita yang sedang merapihkan rambut dan pakaiannya di depan cermin itu menatap sinis Rafa lewat cermin. "Heran punya Abang mulutnya kaya cewek banget, gue pakain rok juga lo lama lama!" Ketusnya.
Suara tawa terdengar disetiap penjuru kamar Mita, melihat wajah kesal Mita membuat Rafa tak tahan untuk tertawa.
"Ayo bang anter," kata Mita sambil memakai tasnya, Rafa yang sudah berjanji akan mengantarnya pun beranjak dan pergi ke kamarnya untuk mengambil kunci mobil.
Mereka berjalan keluar dari rumahnya, untuk Rifal dan Mila mereka masih pergi urusan pekerjaannya. Maka dari itu yang mengantar Mita adalah Rafa, walaupun sebenarnya masih ada Pak Udin tapi Rafa telah berjanji dia yang akan mengantarnya.
Sesampainya di dalam mobil, Rafa langsung menyalakan mobil dan meninggalkan perkarangan rumahnya.
"Lo tau naik bus nomor berapah?" tanya Rafa dengan mata yang masih fokus pada jalanan.
"Bus nomor dua, kata Kevin."
Anggukan beberapa kali yang Rafa berikan pada Mita bertanda sebagai jawaban. "Obat bawa kan??"
"Bawa, tanang ajah," setelah mengatakan itu tatapan Mita tertuju pada kaca mobil yang berada di sampaingnya.
Tidak ada lagi pembicaraan yang mereka bincangkan hingga akhirnya sampai di depan sekolah Mita, Rafa menghentikan mobilnya. "Sana turun, jangan terlalu cape banget inget baru sembuh."
Selayaknya sedang upacara, Mita melalukan gerakan hormat kepada Rafa tidak lupa juga mengatakan, "Siap!"
Mita turun dari mobil yang tadi diKendari oleh Rafa, dia mulai mencari bus nomor dua. Hingga akhirnya ketemu dia menaiki mobil tersebut tidak lupa juga dengan senyum yang terukir dengan baik di permukaan wajahnya.
Baru saja dia masuk ke dalam bus, dia sudah mendengar teriakan yang tidak asing di telinganya. "Eh, itu Mita." Mita menoleh ke arah suara, tangannya melipat di depan dada sambil melihat gadis tersebut siapa lagi jika bukan Zahra yang berteriak.
Atas ulah teriakan Zahra, semua pasang mata seorang menatapnya emang dasar Zahra kurang ajar umpatnya dalam hati.
Hanya senyum yang Mita berikan pada teman-temanya, dia berharap wajahnya tidak sepucat kemarin agar tidak ada yang mengetahuinya sakit.
Matanya tertuju pada kursi yang masih kosong, dia langsung berjalan kearah kursi tersebut. Kursi itu tepat berada di belakang Nazwa dan Zahra, Mita berjalan terlebih dahulu menghampiri mereka. "Kalian apa kabar?" tanya Mita seakan-akan tidak terjadi apapun sebelumnya.
"Baikkk gaiss, lo kemana ajah?" tanya Nazwa sambil memperhatikan Mita yang menurutnya ada yang beda. "Eh tunggu, lo potong rambut ya?" Lanjutnya.
Mita hanya terkekeh. "Iya, Yaudah gue duduk dulu ya." Mita jalan begitu saja tanpa menghiraukan keberadaan Renaldi.
Renaldi yang merasakan diabaikan begitu saja ikut duduk di samping Mita, membuat Mita yang awalnya menghadap jendela itupun menoleh dan memutar bola matanya jengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTUK RENALDI [SELESAI]
Teen Fiction[Follow sebelum baca] PEMBACA YANG BAIK YAITU, PEMBACA YANG DAPAT MENGHARGAI KARYA PENULISNYA. ***** SMA MUTIARA mempertemukan Mita dengannya, Lelaki tampan dengan pakaian berantakan, Ketua geng motor SOLDPAS dan anak pemilik sekolah, yang diseg...