Senja sebentar lagi menyelimuti Jakarta. Frapsy mendengus karena harus bertemu dengan sesi akhir dari hari ini. Baginya, waktu sudah hampir habis.
Beberapa orang memang mengagumi senja. Warna merah oranye yang menyala layaknya jago merah, tapi terkadang bisa menjadi merah muda dan ungu seperti permen kapas. Tetapi tidak untuk Frapsy.
"Cepetan naik."
"Ya sabar napa! Kayak dikejar waktu aja," cibir Frapsy.
"CEPAT!" bentak Chris. Frapsy terlonjak kaget dan langsung saja menaiki motor ninja hitam milik Chris.
Di perjalanan, mereka hanya diam. Tak berani membuka suara, apalagi Frapsy yang notabenenya gadis yang sensitif jika dibentak.
Omong-omong, ada apa dengan Chris? Saat awal bertemu, Frapsy pikir ia adalah pria yang tenang dan santai. Ternyata? Huh.
Hah, seandainya ia bisa bertemu dengan pangeran berkuda saat ini. Pasti rasanya menyenangkan mengendarai kuda di sore hari di tengah hiruk-pikuk kota.
Lebih baik, kita bersyukur saja.
NGUENG!
"Woy ngajak mati ya?!" kata Frapsy seraya berteriak.
"We have to faster," balas Chris.
"Damn you." Chris tidak memperdulikannya dan tetap berkendara dengan cepat.
Perjalanan yang seharusnya memakan waktu selama tiga puluh menit, tetapi dengan Chris hanya lima belas menit. Benar-benar gila.
Frapsy turun dari kuda besi hitam itu, melepaskan pengaman milik Chris dan merapikan rambut pendeknya.
"Gracias."
NGENG!
"Dasar kelakuan," ejek Frapsy.
"Eh kenapa dia buru-buru ya?" tanyanya pada diri sendiri. Frapsy menggelengkan kepalanya berharap pertanyaan yang ia lontarkan tadi hilang.
Baiklah, terlalu banyak pertanyaan hari ini. Lebih baik ia segera membersihkan diri dengan gumpalan busa yang melimpah.
***
n) maaf part ini terlalu pendek eheheh
KAMU SEDANG MEMBACA
The Yarn
خيال (فانتازيا)Untuk Takdir yang telah menggiringku kesini, Terimakasih. Warning! nsfw 15+ - Alur cerita mundur.