Tok tok tok!
"Frapsy?" panggil Helios dari luar kamar.
Ceklek
Tiba-tiba seorang gadis memunculkan kepalanya dari pintu tanpa memperlihatkan badannya. "Iya?"
"Ayo pergi," ajak Helios sambil memutarkan bola matanya ke samping kanan.
Helios memang mengajak Frapsy dan Chris untuk berjalan-jalan ke sebuah taman yang lumayan terkenal di daerahnya, terkadang ia dan putrinya juga sering mengunjungi taman tersebut.
"Aku mau mandi dulu, tapi gak ada bajunya," keluh Frapsy.
"Ya sudah, Paman ke rumah dulu mengambil baju. Tunggu sebentar," ujar Helios dan segera berlalu untuk membeli pakaian untuk Frapsy. Untuk Chris, ia bisa meminjamkan pakaian miliknya saja.
Frapsy mengangguk dan menutup pintu kembali. Ia merebahkan badannya ke kasur sembari mengusap wajahnya. "Baju gak ada, handphone gak ada, skincare apalagi."
Daripada ia bermalas-malasan menunggu Helios mengambil bajunya, lebih baik ia mengelilingi toko Helios yang sangat luas ini.
Tujuan pertamanya ada di halaman belakang toko, Frapsy sempat melihat beberapa bunga menghiasi di belakang toko antik milik Helios.
Sesampainya Frapsy disana, ia melihat gudang yang dipenuhi tanaman rambat di luarnya. Sedikit menakutkan, namun ia tetap kekeh memasuki gudang tersebut.
Gudangnya bahkan hampir menyamai ukuran toko antik milik Helios. Namun hanya dihiasi dengan dua jendela dan tanaman rambat.
"Permisi." Frapsy memasuki gedung tua tersebut dengan hati-hati. Dengan kesadaran penuh ia berteriak ketika melihat sesosok gadis seumurannya sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Jangan teriak," tegurnya.
"K-kamu si-siapa?" tanya Frapsy terbata-bata.
"Oh, belum tau ya? Aku Xevlaa. Putri dari pemilik toko ini," ungkapnya.
Frapsy membulatkan mulutnya tak percaya. "Masa sih? Kok aku gak liat kamu dari tadi."
"Aku kalau nemenin Papa biasanya kesini aja. Ini markas pribadiku, isinya tanaman-tanaman aja di dalamnya," jelas Xevlaa dengan tangan yang masih menyiram tanaman.
"Kamu lahir disini?"
"Iya, tapi sejak umur lima tahun aku ke Indonesia ikut Mama di Tangerang. Dan sekarang di Spanyol baru tiga bulan."
"Berarti ketemu sama Paman Helios baru tiga bulan? Kok bisa?" tanya Frapsy lagi.
"Mama sama Papa cerai waktu umurku lima tahun, jadi aku ikut Mama."
"Frapsy!" teriak Helios. Dengan bergegas Frapsy kembali ke kamarnya tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada Neriya.
"AAAAA!" teriak Frapsy ketika melihat dada bidang milik Chris. Betapa geramnya Frapsy ketika masuk mendapati Chris yang tengah mengganti baju.
Xevlaa yang mendengar teriakan Frapsy dari dalam toko, bergegas masuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
"Duh, Frapsy." Helios menghalangi pandangan Frapsy dan Xevlaa dari Chris dan menunggunya berganti baju.
Tidak berselang lama, Chris menyudahi kegiatannya dan berkata, "Sudah."
"Yasudah, Frapsy segera ganti bajumu." Frapsy mengangguk dan menerima satu setel pakaian dari Helios.
"Xevlaa mau ikut tidak?" tanya Helios kepada anaknya.
"Enggak Pa, aku mau tanam pohon anggur."
***
"Wah! Bagus banget!" seru Frapsy kegirangan sambil meloncat-loncat ketika mereka bertiga telah sampai di suatu taman.
"Ini namanya Taman Retiro. Awalnya taman ini merupakan bagian dari kerajaan, namun sekarang sudah menjadi destinasi wisata yang sangat indah," jelas Helios.
"Oh gitu ... ih liat! Ada air mancurnya! Mana ada danau segala." Frapsy sangat menikmati acara jalan-jalan mereka kali ini. Seumur hidupnya, ia belum pernah melihat pemandangan seindah ini.
Berbeda dengan Chris, ia sudah berjalan jauh di depan sana. Sepertinya ia juga menikmati pemandangan di taman ini. Pohon yang rindang, danau yang biru dengan hiasan air mancur ditengahnya benar-benar menyejukkan mata.
"Mirip tempat yang ada di Barbie ya, Paman," tutur Frapsy dan dibalas anggukan oleh Helios.
"Kamu mau memotret sesuatu?"
"Mau! Tapi kan handphone aku di Indonesia," keluh si gadis.
"Ini, pakai handphone Paman. Nanti setelah dicetak, fotonya akan Paman kirim melalui kantor pos ke Indonesia." Helios meminjamkan handphonenya dan disambut dengan riang oleh Frapsy. Dengan girang, gadis itu sudah berselfie ria di dekat danau. Helios hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan anak dari sohibnya itu
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Yarn
FantasiUntuk Takdir yang telah menggiringku kesini, Terimakasih. Warning! nsfw 15+ - Alur cerita mundur.