。〔⊹ ⌗ MOIRAI〃〕

18 3 0
                                    

Frapsy dan Chris terjatuh dari langit-langit ruangan kerja Moirai. Sontak, ketiga bersaudari itu terkejut akan kedatangan mereka tiba-tiba.

Atropos berlari terlebih dahulu daripada kakak-kakaknya dan bertanya, "Sudah mendapatkan benangnya?"

"S-sudah awhh." Frapsy berdiri tertatih-tatih dan menyerahkan dua utas benang kepada Atropos.

Saat ingin mengambil benang tersebut, Klotho menahan tangan Atropos dan mengambil benang tersebut. "Benang yang baru, adalah kehidupan yang baru."

Lakkhesis menatap Frapsy dan Chris. "Sepertinya aku tau tujuan kalian saat ini."

"A-ah iya, aku ingin kalian ... mengubah takdir dua manusia serigala menjadi manusia normal," tutur Frapsy dengan wajah yang menunduk.

Atropos mengernyit. "Apakah perjanjiannya jika kamu mendapatkan benang tersebut kami akan mengabulkan permintaanmu?"

"T-tidak, tapi aku mohon." Frapsy menyatukan kedua tangannya dan memohon-mohon.

"Jika kamu ingin mengubah takdir temanmu si manusia serigala itu, kamu akan berada di Spanyol selamanya," jelas Klotho.

"Tidak apa-apa, aku rela. Asalkan Chris dan ayahnya bahagia." Frapsy menatap Chris dan tersenyum.

Chris berbisik dan berucap, "Thanks, buddy."

"Apa kamu yakin?" tanya Lakkhesis.

"Yakin! Apapun untuk teman terbaikku dan ayahnya," kata Frapsy sembari merangkul pundak Chris dan tersenyum lebar.

"Baiklah, akan aku atur. Kak Klotho, bisa berikan benang suci itu kepadaku?" tanya Lakkhesis.

Klotho mengangguk dan memberikan dua utas benang tersebut kepada adik pertamanya.

Lalu, Moirai tersenyum dan mendekati mereka berdua. "Kami akan memberimu satu benang dengan cuma-cuma karena kebaikanmu, Frapsy. Dan benang itu milikmu. Apakah kamu ingin berada di tempat tinggalmu atau tetap di Spanyol? Oh takdir seperti apa yang kamu inginkan?" tanya Klotho.

"Eemm ... aku tidak terlalu peduli akan takdirku. Bukankah takdir ditentukan oleh kalian? Untuk apa aku memikirkan takdirku? Tugasku hanya menjalani takdir dengan baik bukan?" Frapsy tersenyum teduh.

Lakkhesis memeluk Frapsy dan berkata, "Ya, kamu benar. Kamu harus menjalani takdir dengan baik."

Lakkhesis melepas pelukannya dan mengusap air mata bahagia yang mengalir di pipi Frapsy.

"Baiklah, aku serahkan tugas pemberian takdir kepada Lakkhesis," tutur Klotho dan dibalas senyuman oleh Lakkhesis.

"Atropos, jangan lupa perpanjang umur Frapsy," lanjut Klotho lagi.

"Tentu saja." Atropos tersenyum kepada kakak-kakaknya beserta Frapsy dan Chris.

"Jangan lupa perpanjang umur orang-orang yang aku sayangi!" sahut Frapsy dengan mata yang berbinar.

Atropos tertawa terbahak-bahak. "Bisa diatur, asal tidak ada orang selain aku yang memotong benang milik orang-orang yang kamu sayang."

Chris yang sedari tadi terdiam kemudian ikut tertawa bersama dengan Frapsy dan Moirai.

"Baiklah, ikuti perkataan kami. Setelah ini kalian akan terbangun dari tidur yang panjang dan melupakan semua kejadian yang pernah terjadi. Termasuk ayahmu, Chris. Ia akan terbangun dari tidurnya dan tidak mengingat apapun," jelas Klotho.

"Ra Moirai yarne donaera, la Frapsy ne Chris, ra Rio," ucap Moirai bersamaan.

"Ra Moirai yarne donaera, la Frapsy ne Chris, ra Rio," sahut Frapsy dan Chris.

Hingga tiba-tiba, pandangan Frapsy dan Chris menjadi gelap.

***

The YarnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang