Dengan perasaan ragu yang menjalar di tubuhnya, Frapsy mencoba untuk menyentuh pundak kiri Chris. "Are you okay?"
Chris menyingkirkan tangan Frapsy dengan kasar. "Don't touch me, i am a beast. You don't have to worry because this is my destiny, to be a werewolf."
Helios mengernyitkan dahinya dan menatap ayah Chris seakan meminta penjelasan.
"Dulunya, kami sama seperti kalian. Menjadi manusia, dengan segala drama kehidupan. Namun saat malam itu, manusia serigala tiba-tiba menggigit leher kami berdua lalu kabur begitu saja," terang ayah Chris sendu.
"Lalu ... kalian tertular?" tanya Helios.
"Ya, bertahun-tahun aku membaca buku dan aku mendapatkan jawaban atas pertanyaanku, bagaimana menyembuhkan kami berdua. Yaitu dengan benang milik Moirai."
Frapsy ternganga dan berucap, "Bener gitu?"
"Untungnya, kami bisa mencium keberadaan benang tersebut. Aku menyuruh Chris untuk mencarinya, namun tiba-tiba ia bertemu dengan Frapsy. Entah ini keberuntungan kami atau bukan, Frapsy dengan tidak langsung mengantarkan putraku ke tempatmu, Helios. Aku mengikuti mereka diam-diam dan menaiki pesawat untuk sampai disini," lanjutnya.
"Helios? Tau darimana kau namaku?"
"Chris menceritakannya padaku saat kau dan Frapsy sedang di Retiro." jawab ayah Chris.
"Pantas saja bocah itu pergi saat aku tengah memotret Frapsy," sahut Helios.
"Lho, terus kenapa Chris nangis?" tanya Frapsy.
"Ia membenci dirinya ketika menjadi Werewolf. Apalagi saat dia melihat rupanya di pantulan cahaya purnama. Aku juga begitu, namun aku berusaha tegar dan terus mencari benang tersebut."
Frapsy mengusap derai air mata yang membasahi pipinya, sepertinya ... ia akan memberikan benang tersebut untuk Chris. Lagipula ... sepertinya Helios tidak keberatan jika Frapsy selamanya berada di Spanyol. Toh, Spanyol juga tempat kelahiranya.
Gadis itu melirik pamannya sejenak. "Boleh gak, aku numpang sama paman di Spanyol sampai aku bisa beli rumah sendiri disini?"
"Untuk apa?"
"Aku ... mau ngasih benang itu buat mereka berdua. Kasian, kayaknya mereka lebih berhak," tutur Frapsy.
"Lalu, bagaimana dengan Moirai?" tanya Helios.
Frapsy menghela nafas. "Kita bawa benang itu ke Moirai, suruh mereka bertiga mengubah takdir benang milik Chris dan ayahnya menjadi takdir benang milik manusia."
Helios mengeluarkan kedua utas benang milik Frapsy dan memberikannya ke gadis itu. "Paman akan merawatmu disini."
Frapsy tersenyum dan menatap Chris dan ayahnya. "Sudah, jangan sedih. Yuk, Chris. Kita pulang, kita mohon ke Moirai buat perbaiki takdirmu sama ayahmu."
"K-kamu serius?" tanya ayah Chris terbata-bata.
"Serius, om."
Tiba-tiba tubuh Frapsy diterjang pelukan dari Chris. Sungguh, pria muda itu benar-benar beruntung memiliki teman sebaik Frapsy. Di lain sisi, ia merasa bersalah telah mengambil hak milik gadis tersebut.
"Thank you."
"My pleasure, buddy."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Yarn
FantasiaUntuk Takdir yang telah menggiringku kesini, Terimakasih. Warning! nsfw 15+ - Alur cerita mundur.