The Yarn

｡〔⊹ ⌗ OCHA〃〕

Hawa yang sejuk, embun yang berpencar, dan kegelapan yang perlahan mulai meredup. Akankah pagi ini menjadi pagi yang penuh akan kebahagiaan?

Three little birds, sat on ma window
And the told me i do—

Klik.

"Ugh, ada apa?"

"Frapsy, ini Mamanya Ocha," lirih seseorang di seberang sana.

"Hah? Oh," jawab Frapsy dengan mata masih tertutup, "HAH?! TANTE?! Eh iya maaf Tante, ada apa ya?"

"Hiks, Ocha. Ocha, udah gak ada," jawab Ibunya Ocha.

"Wah aku masih mimpi kayaknya," balas Frapsy seraya mengerjapkan matanya.

"Bukan hiks, ayo ke rumah nak. Hiks, Tante gak kuat hiks." Frapsy menjatuhkan ponselnya, tubuhnya menegang, nyawanya seakan pergi sejenak.

Tut

Ia memutuskan panggilan dan langsung bergegas mandi, tanpa sarapan pagi. Ocha lebih penting sekarang, this is the last chance to see her.

"No, Ocha masih hidup. Ocha masih ngebo, iya kan? Hahahaha," monolognya. Lihatlah, ia seperti orang gila.

Setelah meminjam motor milik tetangganya, ia langsung tancap gas tanpa memanaskan kuda besi itu.

✦• • ┈─╌─̇─̇─̇─̇╌─┈ • •✦

Hitam memang selalu saja tidak lebih baik daripada putih. Lihatlah rumah minimalis yang bercat putih ini, di dalamnya penuh dengan warna hitam.

Alunan ayat suci perlahan menusuk perisai pertahanan air mata Frapsy, ia menangis. Berlari, ia memasuki istana Ocha.

"Hiks, Tante," ujarnya seraya berjalan ke arah Ibunda Ocha yang sedang menangis tersedu-sedu melihat tubuh anak semata wayangnya terbujur kaku bak patung yang cantik.

"What should i do Frapsy." Frapsy mengusap-usap punggung wanita paruh baya itu.

Lihatlah sohibnya, sungguh mengenaskan. Luka ada dimana-mana dengan darah yang mulai mengering. Ada apa sebenarnya?! Siapa yang tega melukai kawannya ini?!

Frapsy memejamkan matanya dan berucap di dalam hati.

Dear Ocha.
Terimakasih sudah menemaniku selama ini, maaf aku belum bisa menjadi kawan yang baik hingga kau tiada. Andai saja waktu bisa diputar, mau kah jantungmu berdetak kembali untukku? Selamanya.