Chapter 6

214 48 11
                                        

Hyewon membawa Eunbi pergi ke salah satu restoran favoritnya di daerah Gangnam. Seumur hidup, Eunbi belum pernah masuk ke dalam restoran semewah itu dan ia sukses dibuat menganga dengan suasana bintang lima yang coba diciptakan restoran itu. Eunbi merasa sangat istimewa dan refleks mengubah gaya jalannya bak seorang artis. Tapi ia juga agak menyesali pilihannya soal pakaian yang ia gunakan saat itu kemeja flannel andalannya dan jeans biru pucat—yang sama sekali tidak cocok dengan suasananya.

“Kau ingin pesan apa?” tanya Hyewon begitu mereka sampai di salah satu meja di dekat jendela.

“Ehm..” Eunbi menggumam cukup lama. Ia mengerutkan alis beberapa kali ketika mendapati nama-nama menu yang aneh dan asing di telinganya. “Aku..”

“Hm?”

Eunbi menutup buku menu itu dan menyeringai. “Aku pesan apa saja yang kau pesan.”

Hyewon tertawa pelan. “Okay.”

Seusai memesan makanan, keduanya duduk dengan canggung sambil menikmati anggur. Eunbi memutar-mutar gelas anggurnya hingga cairan merah di dalamnya ikut berputar. Sementara itu, Hyewon mengamatinya dengan geli dari seberang meja.

“Apakah Sakura itu kakak laki-lakimu?” tanya Hyewon.

“Hm? Bukan.” Eunbi menggeleng. “Ia temanku, lebih tepatnya sahabatku, walau kelakuannya kadang tidak bersahabat,” kekehnya.

“Oh yah? Hubungan kalian terlihat lebih dari itu,” ujar Hyewon, menanggapi. “Aku tadinya berpikir kalau ia kakak laki-lakimu atau pacarmu.”

“Tidak. Tidak.” Eunbi tertawa. “Ia tidak akan pernah mungkin menjadi pacarku,” sahut Eunbi sambil tersenyum sedih.

Hyewon merengut bingung. “Kenapa?”

“Ia tidak menyukaiku.”

“Mana mungkin? Kau kan cantik.”

“Tidak. Sakura tidak suka yang ‘cantik’.”

Hyewon berdeham. “Apa ia suka yang ‘tampan’?”

Eunbi mengangkat wajah. “Apa?”

Hyewon cepat-cepat membuang muka. “Hm, bukan apa-apa.”

***

“Bagaimana kencanmu dengan Hyewon kemarin?”

Eunbi membuka tutup botol air mineralnya dan menyahut, “Biasa saja.”

“Oh.”

Eunbi mendelik kearah Sakura. “Kenapa kau tiba-tiba bertanya soal Hyewon? Apakah..” Eunbi mencondongkan tubuhnya dan berbisik, “..kau menyukainya?”

“Apa-apaan sih kau ini!” gerutu Sakura, kesal. “Ia bukan tipeku.”

Eunbi mengangguk-angguk seperti anak anjing dan menarik tubuhnya. “Baguslah kalau begitu. Aku jadi tidak perlu merasa canggung lagi jika berdekatan dengannya.”

Sakura menatap Eunbi dengan sorot tajam. “Memangnya kau benar-benar menyukainya?”

“Kupikir begitu.”

Sakura menatap garpunya, lalu meletakkannya di tepi piring. Ia sedang meneguk air mineralnya ketika seseorang datang ke meja mereka.

“Sunbae,” gadis itu membungkuk sopan pada Sakura. “Aku membuatkan cokelat untukmu. Mohon kau terima.”

Sakura menatap kotak makanan yang berisi karakter-karakter kartun lucu yang dibuat dengan cokelat itu dengan lelah. Lagi-lagi, ia disudutkan dengan sikap perhatian para penggemarnya dan tidak mempunyai pilihan lain selain menerimanya. Sakura baru saja mengulurkan tangan dan hendak meraih kotak makanan itu, namun tangan Eunbi sudah mendahuluinya.

“Ya, sudah berapa kali kukatakan pada kalian para junior, berhenti bersikap centil pada Sakura!” kata Eunbi, kesal. “Bawa cokelatmu itu kembali dan kembali ke mejamu!”

Gadis malang itu menunduk malu, lalu kembali membawa kotak cokelatnya dengan kecewa. Sakura dengan takjub memerhatikan Eunbi yang terengah-engah karena amarah. Ini pertama kalinya ia melihat Eunbi meluapkan kemarahannya di depan banyak orang.

“Wow!” Sakura tertawa. “Terimakasih, Eunbi. Aktingmu sungguh membantu.”

“Ini tidak lucu, Bodoh!” bentak Eunbi marah, lalu melengos pergi.

Sakura mengangkat alis. Ia merasa tidak salah bicara, tapi kenapa Eunbi harus benar-benar marah?



****

Terimakasih banyak buat yang udah vote dan komen apalagi support buat lanjutin ffnya makin semangat buat bikin kkubi/eunsaku lagi, maaf kalo ada kata-kata yang typo namanya manusia banyak salahnya kan ya .

I Need SomebodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang