Chaeyeon menarik kerai jendela dan melongok ke bawah. Dilihatnya Eunbi sedang bercakap-cakap dengan seseorang di teras apartemen. Keduanya tampak akrab dan hangat, bahkan sempat saling bertukar senyum satu sama lain. Ini pemandangan ganjil untuk Chaeyeon karena ia sebelumnya tidak pernah melihat kakaknya membawa seorang laki-laki kecuali Sakura ke apartemen mereka.
“Siapa pria tadi?” tanya Chaeyeon, begitu kakaknya masuk ke dalam kamar dan melempar tas selempangannya ke sembarang arah.
“Hyewon,” sahut Eunbi, lelah. Ia menghempaskan diri ke atas tempat tidur dan menghela napas, seolah baru saja melakukan pekerjaan berat dalam hidupnya—berbasa-basi dengan Hyewon.
“Hyewon?” Chaeyeon mengangkat alis. “Apakah ia pacarmu?”
Eunbi menggeleng.
“Atau kalian sedang dalam pendekatan?”
Eunbi mengedikkan bahu. Ia sendiri tidak yakin. Hyewon bersikap sungguh baik padanya atau malah kelewat baik jika memang tujuan Hyewon hanya untuk meminta maaf soal sikap Yena malam itu. Mengajaknya jalan-jalan dan berbelanja, makan siang dan makan malam bersama di restoran mewah, dan diantar-jemput pulang kampus, apakah itu sungguh berlebihan untuk ukuran sebuah permintaan maaf? Bahkan Eunbi sudah melupakan soal sikap Yena, jadi sudah pasti Hyewon punya maksud lain dari semua sikap baiknya pada Eunbi akhir-akhir ini.
Eunbi melirik majalah yang sedang dibaca Chaeyeon—memuat edisi Day6.
“Mereka akan konser hari Valentine nanti, kan?” tanya Chaeyeon sambil menuding cover majalahnya.
“Ya.”
“Kau akan nonton?”
“Ya.”
Chaeyeon menyeringai. “Bersama Hyewon?”
“Bersama Sakura,” tukas Eunbi.
“Kau ingin menghabiskan hari Valentine bersama Sakura? Apa kau sudah gila?” pekik Chaeyeon, terkejut.
“Memangnya kenapa? Apa yang salah dengan itu?” Eunbi balik bertanya dengan nada tidak senang. Menurutnya reaksi Chaeyeon terlalu berlebihan.
“Tapi..” Chaeyeon menggaruk-garuk kepalanya dan melanjutkan dengan tidak yakin, “..bukankah ia homoseksual? Kau ingin menghabiskan hari Valentine dengan seorang.. homoseksual?”
Eunbi termangu, agak tersinggung dengan ucapan Chaeyeon. “So, what?”
“Oh, demi Tuhan!” Chaeyeon menepuk dahi, mengutuk kepolosan kakaknya. “Hari Valentine adalah hari yang sangat krusial, Eonni! Kau seharusnya merayakannya bersama pasanganmu, bukan sahabatmu yang gay!”
Eunbi tiba-tiba berdiri dan berkata dengan nada tidak senang, “Bisakah kau berhenti menyebut bahwa Sakura itu gay?”
Chaeyeon menganga. “Tapi, bukankah kenyataannya memang seperti itu?”
“Ya, tapi kau mengucapkannya dengan nada mengejek dan aku tidak menyukainya,” tegas Eunbi.
Chaeyeon mendesah. Ia menyerah. Toh, tidak ada gunanya mengajak kakaknya berdebat, karena perdebatan itu akan selalu dimenangi Eunbi dan Chaeyeon akan selalu kalah walau ia berusaha sekeras apa pun.
“Ya, ya. Terserah kau saja.”
***
Tuan Miyawaki tidak tahan lagi. Ia menekur koran yang sudah dibacanya berulang-ulang kali—ia bahkan menghabiskan banyak waktu dengan membaca berita dengan isi yang sama sebanyak empat kali—dan menatap istrinya yang sedang lalu lalang di hadapannya. Sudah dua jam mereka berada di sana tanpa satu pun yang mau bicara. Tuan Miyawaki tahu istrinya masih marah soal ucapannya beberapa hari yang lalu dan lagipula ia sudah meminta maaf, tapi istrinya pikir itu belum cukup. Maka sekarang “hukuman” itu ditambah dengan aksi bisu istrinya yang perlahan-lahan mulai menyiksanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Need Somebody
Fanfictionstory about one women and two men Trapped into a complicated & unusual love triangle Miyawaki Sakura (Male) Kwon Eunbi (Female) Kang Hyewon (Male)