Chapter 10

206 43 11
                                    

Sakura mendongak kearah jendela apartemen Eunbi yang berada di lantai tiga. Lampu di kamarnya menyala, itu artinya ia berada di rumah dan masih terjaga. Sakura merapatkan jaketnya dan melangkah ke depan.

“Eun-Eunbi!” panggilnya.

Belum ada tanda-tanda.

“Eunbi-ah!” Sakura berteriak lebih keras.

Seorang pria yang melintas di depan apartemen melirik Sakura dengan aneh. Tapi Sakura tidak peduli. Ia mendekat dan kembali meneriakkan nama Eunbi.

“Eunbi!”

Kucing-kucing mengamuk, seorang pria gemuk mengintip dari jendela dan melirik Sakura dengan sinis. Pria gemuk itu meletakkan telunjuknya di atas bibir. Jangan berisik! Sakura mengerutkan bibir dengan kecewa, namun wajahnya berubah terang ketika melihat seseorang melintas di depan jendela Eunbi. Dan benar saja, selanjutnya Eunbi muncul di sana dengan mengenakan sweater abu-abu.

Gadis itu agak terkejut mendapati Sakura melambai akrab kearahnya, seolah tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka.

“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Eunbi, berusaha menahan gejolak rasa gembira dalam suaranya.

“Aku ingin bertemu denganmu.”

Gadis itu mengerutkan bibirnya. “Tapi aku tidak mau bertemu denganmu,” balasnya ketus.

“Tunggu! Tunggu!” Sakura memekik panik saat Eunbi ingin menutup jendela. “Lihat!” Pemuda itu mengeluarkan dua tiket konser Day6 dan mengangkatnya ke udara. “Lihat apa yang kubawa!”

Eunbi memicingkan mata. “Apa itu?”

Sakura menyeringai. “Menurutmu ini apa? Ini tiket konser Day6, Bodoh!”

“Benarkah?” Seperti dugaannya, Eunbi melonjak-lonjak gembira, menghentak-hentakkan kakinya ke lantai dan menjerit. Day6 rupanya tidak mengecewakan Sakura kali ini. “Cepat naik ke atas!” seru Eunbi, riang. “Akan kubukakan pintu untukmu.”

Begitu pintu dibuka, Sakura tersentak saat Eunbi melompat ke pelukannya dan menjerit, “Sakura, kau benar-benar baik!”

Sakura terkekeh dengan bangga dan menunjukkan tiket itu sekali lagi pada Eunbi. “Kau bisa menyimpannya kalau kau mau.”

“Tidak, tidak.” Eunbi menggeleng dengan wajah merona. “Aku tidak bisa tidur jika tiket ini terus berada di sekitarku. Kau saja yang simpan.”

Sakura mengangguk dan menyimpan kembali tiket itu ke dalam saku jaketnya. Dua hari tidak bertemu dengan Eunbi, Sakura merasa seolah sudah tidak bertemu dengan gadis itu selama sebulan. Mungkin karena setiap hari bertemu dan terlalu sering bertemu, perpisahan di antara mereka terasa begitu lama walau sebenarnya hanya berlangsung cukup singkat. Dan terlebih lagi, ada yang berbeda dari Eunbi hari itu. Wajahnya pucat.

“Kau sedang sakit?” Sakura menempelkan punggung tangannya di dahi Eunbi dan melonjak kaget. “Badanmu panas sekali.”

Eunbi mengulum senyum. “Aku kena flu dua hari lalu dan berakhir dengan demam. Tapi sekarang keadaanku lebih baik.”

“Apa kau sudah minum obat?”

Eunbi mengangguk. “Baru saja.”

Eunbi menatap Sakura begitu lama dan merasa begitu bahagia. Ia rindu diperhatikan oleh pemuda itu walau hanya sebagai sahabat.

“Sakura,” panggilnya, lembut. “Soal Hyewon”

“Tidak apa-apa,” Sakura menginterupsi dengan suara tercekat. “Aku bisa menerimanya. Lagipula aku tidak benar-benar menyukainya kok,  Aku hanya sedang menggertakmu saat itu.”

I Need SomebodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang