1: An Introduct

105 8 5
                                    

Seharusnya undangan pesta ulang tahun paling menakutkan yang pernah Rachel terima, ia hiraukan saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharusnya undangan pesta ulang tahun paling menakutkan yang pernah Rachel terima, ia hiraukan saja. Saat sampai di lantai teratas dari gedung Mutiara tempat acaranya, rasa kagum terhadap ornamen eropa klasik tak sampai sedetik sudah buyar karena bau alkohol begitu menyengat dengan keras, suara musik pun berdentum tanpa tedeng aling. Nyanyian dari Sumo, anak sekelasnya yang memiliki suara super cempreng. Bisa saja menjadi menulikan telinganya.

Tubuh Rachel hampir terlempar saat rentina mata Sally menemukannya, menatapnya dengan senyuman miring. Jika saja semua ini tidak terjadi karena Daniel yang terpikat dengan cewek laknat si penggoda itu. Tak sudi Rachel, Sally adalah musuhnya dan akan tetap begitu. Namun, Daniel tetap sahabatnya dan Sally pacar dari sahabatnya.

Padahal semua orang tahu bahwa Sally itu famous, kaya raya, dan sangat cantik.  Banyak yang akan membela Sally, tetapi hal itu tidak membuat nyali Rachel menciut. Karena orang seperti Sally adalah manusia yang paling harus dihinakan.

Sayangnya Rachel tak bisa berani untuk sekarang. Karena takut dengan Alkohol,sangat takut. Sekalipun orang-orang didekatnya tak asing dengan benda itu. Sehingga Rachel, lebih memilih kalah dari Sally, dan segera pergi dari aula indah di tempatnya berada saat ini.

"Kenapa balik?"

Tanya suara serak yang menghentikan langkah Rachel di koridor aula, matanya penuh binar menatap tatapan tajam lelaki itu. Hitam pekat, tegas namun tetap lembut. Rachel kira, bidadara hanya ada di surga, tetapi lelaki di hadapannya itu sangat-sangat tampan. Apa ia sudah mati? Apa Sally berhasil membunuhnya?

 Apa ia sudah mati? Apa Sally berhasil membunuhnya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hallo, kayaknya kita nggak kenal. Nama gue, Rachel Alavda. Panggil aja, Acel." Rachel mengulurkan tangannya dengan senyum penuh percaya diri. Tangannya menggantung bebas di udara sama sekali tak dihiraukan, jantungnya mendadak terasa teriris perih.

Kening lelaki itu di hadapannya berkerut, bibirnya hampir menyeburkan sebuah tawa. Membuat Rachel menjadi ingin sekali menyibak rambut berjambul itu. Rachel pun menjadi merasa konyol, padahal sebelumnya orang-orang yang malah ingin mengajak berkenalan.

"Haikal," ucapnya datar tanpa ada dinamika suara dan tanpa sudi  menerima uluran tangan Rachel. "Mau masuk lagi, bareng?"

Rachel terkekeh pelan, ia tersenyum dengan paksa dan menarik uluran tangannya. "Nggak, terima kasih. Ketemu alkohol, ngebuat gak merasa aman."

RefrainedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang