Dark Past

Chapter 9

BDSM Content
Mature Content
BxB Content
So please be wise

Jeong Jaehyun - Dom
Kim Doyoung - Sub

Jaehyun menghentikan mobilnya di depan perusahaan ayahnya. Dengan muka berang yang mengundang tanya beberapa pegawai disana. Untuk pertama kalinya, putra mahkota keluarga Jeong berkunjung ke induk perusahaan. Apa yang diberitakan oleh majalah atau tabloid memang tidak bohong. Pewaris perusahaan memang berparas tampan. Setidaknya seperti itu opini para pegawai yang berpapasan dengannya.

"O-oh.. Tuan muda-"

"Appa di ruangannya?" Potong Jaehyun yang bertemu dengan asisten pribadi ayahnya, tanpa menghentikan langkahnya yang lebar-lebar.

"Tentu tuan." Asisten itu tampak kuwalahan menyamai langkahnya dengan Jaehyun.

Begitu sampai di depan pintu ruangan ayahnya, asisten itu menghalangi langkahnya.

"Hoejang-nim, tuan muda Jaehyun ingin bertemu." Ucap asisten itu setelah mengetuk pintu. Ia mendapat lirikan tajam dari Jaehyun disusul suara Tn. Jeong dari dalam untuk mempersilahkan masuk. Asisten itu segera menyingkir setelah kalah cepat dari Jaehyun untuk membuka pintu.

Jaehyun membanting pintu ruangan ayahnya begitu sampai di dalam.

"Appa sembunyikan dimana Kim Doyoung."

Tn. Jaeong meletakkan pulpennya dan berdiri dari duduknya. Dengan senyum penuh wibawa, ia menatap putra semata wayangnya.

"Appa tidak menyangka kau akan datang kemari Jaehyun."

"Dimana. Kim Doyoung." Ucap Jaehyun penuh penekanan. Ia tidak butuh basa basi.

Tn. Jeong bersandar pada meja kerjanya dengan kedua tangan didalam saku celananya. "Siapa? Appa tidak tahu maksudmu."

Jaehyun membuang mukanya dengan senyum mengejek. "Berhenti bersandiwara appa. Appa tidak cocok untuk itu. Cukup beritahu dimana appa membawa Kim Doyoung."

Tn. Jeong menggeleng dengan gerakan tangan tidak mengerti. "Kenapa kita tidak minum teh dan bicara baik-baik."

Jaehyun menatap ayahnya geram. "Appa pikir dengan membawanya pergi akan membuat ku menuruti apa yang appa inginkan dariku?" Jaehyun tertawa kecil. "Jangan harap."

"Well.. appa tidak mengerti apa yang kau maksud dan appa tidak melakukan apapun terhadap mainan mu itu."

"Appa!!" Jaehyun membentak. Tidak bisakah pria tua berstatus sebagai ayahnya itu berhenti pura-pura bodoh.

"Kau membentak appa karena bocah sialan itu?!"

Jaehyun mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Sudah appa katakan berhenti bermain-main. Lihat sekarang. Kau menjadi anak kurang ajar karena bergaul dengan bocah yang dibuang orangtuanya sendiri."

Jaehyun mendengus menahan emosinya. "Lihat. Appa bahkan tau asal usulnya. Jadi berhenti pura-pura tidak tahu dan katakan dimana appa menyembunyikannya."

Tn. Jeong menatap putranya lelah. "Lebih baik kau pergi jika terus menanyakan hal itu karena appa tidak menyembunyikan apalagi menculiknya." Ia berbalik untuk kembali ke kursinya.

"Appa pikir siapa yang membuat ku seperti ini?" Ucapan Jaehyun membuat langkah Tn. Jeong berhenti.

"Apa appa pernah berpikir kenapa kakek membuang ku ke Amerika?" Lanjut Jaehyun.

"Apa appa pikir aku tidak tahu," Suara Jaehyun mulai serak. "Apa yang appa lakukan setelah eomma meninggal?" Air muka Jaehyun yang menatap ayahnya tajam penuh amarah, menandakan pemuda itu seperti akan meledak.