Tak dianggap

184 133 128
                                    

Waktu menunjukan pukul 18:35, Arsy duduk diarea belakang panggung yang terbuka disana ada beberapa orang yang merokok, termasuk Nenden yang duduk disebelah Arsy. Fany sudah bangun dan pergi keluar menemui gebetannya, Amy dan Echi juga masih diluar.

Zee dengan Erwin ditenda bersama rekan yang juga menjadi panitia diacara ini. Arsy melirik cowok yang duduk dibangku sudut yang dirasa dari tadi memperhatikan Arsy, siapa tau dia mengenalnya tapi ternyata cowok itu asing.

"Naksir kali Sy" ujar Nenden yang ternyata ikut memperhatikan.

Arsy mengalihkan padangannya, padahal dia sekarang sudah memakai hodie. Celana hotpantsnya disambung oleh stocking hitam yang menutup seluruh bagian kakinya yang jenjang itu.

"Jadi gimana ceritanya kamu bisa jadian sama Rizal?" tanya Nenden, yang tadi ternyata memergoki Rizal dan Arsy sedekat itu.

"Baru kak, waktu classmeeting kemarin. Aku panitia dia pesertanya"

"Kalian satu SMP kan? udah kenal dari lama?"

Arsy akhirnya menceritakan semuanya, termasuk perasaan tak enaknya jika harus tetap bersama Rivan padahal hatinya tertarik pada adiknya.

Nenden menjadi pendengar yang baik bersikap netral meskipun posisinya Rivan adalah teman yang cukup dekat dengannya.

"Jadi kamu gak usah merasa gak enaklah Sy, kalian masih muda. Masa-masa SMA itu begitu cepat kalo udah dilalui. Nikmatin aja, jangan dijadiin beban masalah kaya gitu" ucap Nenden sambil tersenyum.

"Tapi aku juga gak tau kak, mau lanjut apa enggak sama Rizal"

"Ada yang lain?" tanya Nenden.

Arsy diam sejenak, bagaimana bisa Nenden seperti tidak terkejut mendengarnya? Apa karena dia berpikir bahwa Arsy terlalu mudah pidah kelain hati? Bisiknya dalam hati.

"Dia kayaknya masih melihat aku dibawah bayang-bayang Blackqueen, gak tau deh kalo aku cuma cewek biasa mungkin dia gak akan tertarik sama aku"

"Hei, kenapa jadi gak percaya diri gitu sih? Kamu cantik Sy, menarik, polos-polos gimana gitu. Wajarlah Rizal suka, lagian nih ya kan bagus tuh drummer Blackqueen pacaran sana vokalis nya Anonim. Wah nama band kalian akan makin populer"

Arsy tertawa.

"Kok ketawa sih nih bocah?" ujar Nenden sambil tetap menghisap rokoknya.

"Kayak apa aja kak, populer segala. Anonim jauh lebih besar kak, udah bertahun-tahun gitu"

"Ya sekarang kalo dibalik, Rizal bukan akan band yakin kamu tertarik sama dia?"

Arsy diam, menatap Nenden.

"Rizal cakep kan Sy, emang menarik. Sama kan kaya yang kakak tadi bilang soal kamu juga?" tanya Nenden kali ini seperti mendesak Arsy.

Temannya Erwin bergabung, mengeluarkan rokok dari saku celananya.

"Dicariin lo, taunya disini"

"Kan gue bukan panitia, jadi ngapainlah repot-repot didalem" jawab Nenden enteng.

Cowok itu melirik Arsy yang sedang membetulkan hodie-nya "Arsy pacarnya nyariin" ucap cowok itu kemudian.

"Rizal?" tanya Nenden padanya.

"Iya, tadi ke tenda" jawabnya.

Arsy baru menyadari ponselnya masih di Erwin, tak bergeming Arsy masih saja duduk disana.

"Biarin lah kak, lagi enak disini" jawab Arsy kemudian.

"Udah ketemu siapa yang ngasih minuman ke Fany?" tanya Nenden.

Cumi & Kuya [Complete]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang