Kemenangan & keputusan

191 134 43
                                    

Penguman berlangsung, semua peserta berkumpul dibawah panggung harap-harap cemas. Juara harapan tiga hingga satu telah disebutkan dan Blackqueen bukan salah satunya.

Sebenarnya Echi dan yang lainnya tidak berharap untuk masuk menjadi salah satu pemenang, Erwin sendiri sudah menekankan ini langkah awal mereka mengikuti festival besar dari sebelum-sebelumnya.

Usia mereka juga baru satu tahun, masih butuh banyak belajar dan jam terbang. Hingga yang tak disangka-sangka nama Blackqueen disebut sebagai juara tiga. Panitia dan peserta lainnya yang akhirnya mengulang nama Blackqueen.

Erwin menepuk pundak Echi "naik sana!" Ujarnya sambil tersenyum
Mereka saling melirik seolah menyakinkan hingga akhirnya berjalan bersama menaiki panggung dengan bergenggaman tangan.

Juri sudah berada diatas panggung menyambut mereka. Juga ratusan penonton yang ikut bersorak. Echi mewakili penerimaan penghargaan dan piala, diikuti bersalaman dengan semua juri.

Satu juri diantaranya merupakan guru kesenian di SMP Arsy dulu, ucapan selamat dilontarkan mereka satu-persatu dan dibalas dengan ucapakan terimakasih.

Mereka menunggu pengumuman juara dua dan satu dibacakan dan diakhiri dengan sesi foto bersama. Erwin menyambut mereka begitu sampai dibawah panggung.

Semua perserta seakan ikut merayakan kemenangan disana. Saling tos, dan saling rangkul.

Fany didampingi Nenden kali ini, menjaga agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Rizal ada disana, tersenyum hangat seolah melupakan hal yang sebelumnya terjadi.

Menghampiri Arsy lalu memberikan ucapan selamat, lalu menariknya dan menciumnya tepat dibibirnya. Sekejap Arsy kaget, untung kejadian itu hanya berlangsung dalam dua detik saja dan seharusnya tidak ada yang memperhatikan itu.

"Congrats ya sayang!" ucapnya lagi, namun hanya dibalas dengan senyum simpul oleh Arsy dan berubah menjadi dingin. Entah Rizal sadar atau tidak karena setelah itu Arsy menerima ucapan selamat dari yang lain.

Mereka kembali ketenda dan membereskan barang-barang. Arsy segera menghapus make up nya dan mengganti baju, begitupun dengan Zee dan Amy.

Echi dan Fany hanya menambahkan sweater saja. Acara belum selesai, namun seperti rencana awal mereka pamit.

Waktu menunjukan pukul sembilan malam, Arsy akhirnya memilih pulang dengan Rizal. Tak enak jika harus ikut dengan Zee, malah akan lebih lama untuk Zee sampai rumah karena harus mengantar Arsy dulu.

Arsy mematikan poselnya, menjaga agar tidak ada telpon masuk dari Ramon. Fany sebelumnya sudah mengajak Arsy ikut dengannya yang dijemput Cemen, "kita ditunggu di Cafetaria Sy" ucapnya.

Namun dengan tegas Arsy menolak, sengaja menarik tangan Rizal untuk cepat pulang. Begitu masuk dalam mobil, Arsy menurunkan kaca dashboard mengecek kembali make up nya sudah benar-benar terhapus sempurna.

Perjalanan mereka cukup jauh dari lokasi kerumahnya Arsy. Rizal memutarkan lagu mp3 dan mulai menjalankan mobilnya.

Suasana masih dalam diam, hanya lagu J-rock yang terdengar. Arsy membuka pembicaraan setelah sebelumnya monoleh  Rizal yang fokus menyetir "makasih ya Zal"

"Kenapa?"

"Kamu udah nunggu aku, dan mau anterin aku pulang"

Rizal tersenyum simpul, "bisa mampir dulu gak kita?"

Arsy melirik jam dimobil, seakan paham ini sudah malam dan Arsy harus segera pulang.

"Kalo gak sama aku, pasti kamu ikut Fany ke Cafetaria ya?" ucap Rizal kemudian.

Cumi & Kuya [Complete]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang