Kenangan itu

183 140 33
                                    

Erwin tadinya mengundang Echi dan yang lainnya siang ini ke distro, namun setelah tau kondisi mereka dari Zee semuanya dibatalkan. Zee hanya berpesan untuk Arsy pulang saja duluan, suasananya belum kondusif.

Arsy baru selesai makan lalu masuk ke kamarnya. Membuka list mp3 di ponselnya, ada derertan lagu Paramore dan Avril Lavigne yang telah disimpan Ramon disana.

Mulai memutar list lagu itu, Arsy merebahkan tubuhnya diatas karpet lalu memejamkan matanya.

Teringat masa-masa dengan Ramon waktu ia menjawab penantian Ramon dikebun teh, mengingat candaannya yanglebih sering garing, mengingat caranya memperlakukan Arsy, mengingat bagaimana memperkenalkan Arsy dilingkungannya, lalu mengingat saat Arsy mencoba bicara ditelpon saat Ramon di Jakarta.

Sebenarnya waktu itu Arsy sudah mencoba untuk memutuskan hubungannya dengan Ramon, namun entah kenapa dirinya malah hanyut dalam keadaan itu.

Keadaan yang membuatnya percaya bahwa Ramon tidak ingin kehilangan diriny. Ramon rela untuk menempuh perjalanan yang jauh hanya untuk cepat bertemu dengan Arsy.

Kenapa Arsy percaya dan menganggap semua itu nyata?
Padahal jika dalam kondisi yang berbeda, mungkin saja Arsy hanya sedang dipermainkan oleh Ramon. Mungkin saja niatnya untuk meninggalkan, direncanakannya juga? Dan disini berarti Arsy hanyalah targetnya Ramon.

Tapi semua pikiran itu kembali bertentangan dengan perlakuan Ramon terhadapnya selama ini, apalagi mengetahui sakit yang diderita Ramon kemarin.

Arsy baru menyadari betapa Ramon mungkin kesepian selama ini, setelah berpisah dengan teman-temannya disana. Atau mungkin bisa saja dia kesepian karena tidak ada cewek disampingya? Seperti yang Bara bilang, banyak cewek disana yang ngejar dia, mungkin hanya itu yang Ramon butuhkan dan hanya kebetulan saja melihat Arsy sebagai temannya Fany.

Mungkin saja Arsy menanyakan hal itu, tapi Arsy tau cowok itu pasti akan manyangkalnya. Toh selama ini Ramon selalu mencoba meyakinkan Arsy tentang perasaannya.

Semua itu yang ada dipikiran Arsy saat ini hingga akhirnya terhenti ketika ada panggilan masuk dari Echi, "Ya Chi" sapa Arsy.

"Dimana Sy?"

"Dirumah, ada apa Chi?"

"Bisa kerumahku? Sekarang?"

Arsy bangun, lalu terduduk melihat jam dindingnya yang menjunjukan pukul Empat sore, "Hmm bisa" jawab Arsy kemudian.

"Deris jemput ya?"

"Oke" jawab Arsy.

Arsy bergegas hanya mengganti celana pendeknya dengan celana jeans selutut. Setelah mendapatkan izin dari mamanya Arsy berjalan sedikit kearah apotek menunggu Deris disana.

Tak lama Deris muncul, Arsy menyapanya dan langsung naik keatas motor itu yang segera melaju menujur rumah Echi.

"Ada siapa disana?" tanya Arsy.

"Gak ada siapa-siapa tadi pas gue datang. Si Echi lagi bosen aja kali dirumah sendirian" jawab Deris yang malah membuat Arsy penasaran, pasti ada hubungannya dengan kejadian kemarin.

Hanya butuh lima belas menit perjalanan untuk Arsy sampai di rumah Echi.

"Masuk Ris?" tanya Arsy begitu turun dari motor itu.

"Ayo" lalu Deris melangkah memasuki rumah Echi yang pintunya setengah terbuka.

Arsy masuk melihat Echi sedang duduk dilantai bersandar ke sofa sambil memainkan ponselnya, lalu beranjak duduk disofa begitu Arsy menghampirinya.

Deris menyalakan tv dan duduk tak jauh dari Arsy dan Echi. Ada dua gelas sirup orange dimeja seperti memang ada tamu yang baru saja pergi.

Arsy membuka ikatan rambutnya dan mengambil bantal sofa kepangkuannya, "Maaf ya Chi" Arsy mencoba membuka obrolan.

Cumi & Kuya [Complete]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang