Keputusan Arsy

199 133 52
                                    

Arsy berjalan lalu mengucapkan salam begitu sampai diteras rumah itu, ada seorang kakek menyambut Arsy "iya, mau kesiapa?" tanya nya begitu Arsy mencium tangannya.

"Ramon kek" jawab Arsy.

"Oh, iya masuk ayo" ajak Kakek itu, Ibunya Ramon menghampiri sambil tersenyum.

"Eh Arsy udah datang, hayu kesini" ajak Ibunya mengarah keruang makan.

Arsy memberikan buah yang tadi dia beli, "pake bawa buah segala Sy"

Arsy dipersilahkan duduk disalah satu kursi dimeja makan, lalu Ibu menuangkan air dalam dua gelas disana, dari situ Arsy mulai salah tingkah. Ada kakeknya dirumah itu dan Ibunya hanya mengajak Arsy mengobril berdua disini.

"Ibu mau tanya Sy, si Aa suka cerita apa tentang sakit kepalanya?" pertanyaan pertama itu sudah membuat Arsy tegang.

"Cerita sih enggak bu, tapi Arsy pernah liat aja akhir-akhir ini sering sakit kepala" jawab Arsy memcoba jujur namun tetap menahan diri untuk tidak membuat Ibunya khawatir.

"Kemarin Rendi bilang Arsy yang bawa si Aa kerumahnya. Si aa tuh gak cerita apa-apa kemarin pulang sama Rendi bilangnya cuman pusing aja langsung masuk kamar. Taunya pas ada Deris sama Andi aja masuk kamarnya lagi negebentur-benturin kepalanya ke tembok"

Kali ini mata Ibu mulai berkaca-kaca, berhenti sampai sana Arsy mendekatkan posisi duduknya memberanikan diri menepuk bahu Ibu pelan.

"Dokter igd bilang harus di ct-scan, ibu udah tanya sama aa tapi dia gak mau. Bilangnya udah gak apa-apa, ibu khawatir Sy. Dia tu biasanya kalo ada apa-apa pasti cerita sama ibu, mungkin ke Arsy ada cerita apa gitu yang bisa ibu tau" tanya nya.

"Enggak ada bu, Ramon cuma ngerasain sakit itu aja setau Arsy" jawab Arsy mencoba tak ingin mendahului Ramon, ibu pasti kecewa jika mendengar itu dari Arsy.

Bagaimanapun Arsy hanya bisa membujuk Ramon untuk berbicara jujur kepada ibunya.

"Terus kalian ini ada apa? Berantem?" tanya ibu kemudian, pertanyaan kali ini lebih berat bagi Arsy.

Karena tidak mungkin bagi Arsy bercerita, selain canggung toh hubungannya dengan Ramon saat ini memang sedang tidak jelas. Bagaimanapun terkahir kali Arsy yang memutuskan hubungan mereka.

Tapi jika Arsy menjawab demikian, pasti pandangan Ibunya akan berbeda terhadap Arsy.

"Hmm..."

Belum sempat Arsy menjawab, ibu kembali berkata "si aa tuh memang kadang suka jutek sama cewek. Dari SMP dulu kadang suka lucu aja liat cewek yang suka sama dia tapi dianya gitu kadang jalan terus gak ada ditolak gitu aja. Yah namanya juga anak remaja, tapi akhir-akhir ini yang dibahas cuma Arsy. Ibu gak mau ikut campur cuma kalo ada apa-apa, Arsy boleh kok cerita sama ibu"

Kalimat itu membuat Arsy tersenyum.
"Iya bu" jawab Arsy kemudian.

"Ya udah, gih sana keatas. Tadi sih Ibu minta Dylan temenin dia dikamar takut kenapa-napa kalo gak diawasi"

"Hmm.. kalo Ramon nya lagi istirahat gak apa-apa Arsy pulang saja bu" ujar Arsy yang mulai berdiri.

"Temuin aja dulu Sy, tadi ibu denger katanya hubungin Arsy gak bisa-bisa"
ujar ibunya yang malah membuat Arsy sedikit canggung.

Akhirnya Arsy naik kelantai dua, kakeknya sempat menegur Arsy sebelum menaiki tangga menuju lantai dua.

"Ini yang pernah kerumah kakek waktu itu bukan?"

Arsy mengangguk sambil senyum, Ibu ikut menganggapi "iya lucu denger cerita dari si bibi katanya Arsy belanja kepasar buat temen-temennya si aa waktu itu"
kakeknya tertawa kecil.

Cumi & Kuya [Complete]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang