14

576 142 19
                                    

Jangan sider ya :')

Happy Reading!

Yeonjun menggerakkan gelas berisikan soda pada tangannya. Melihat es batu semakin kecil mencair. Tak ada yang bisa ia lakukan untuk membunuh waktu. Mati kebosanan.

Sejak 2 jam lalu tetap di posisi yang sama, berbaring di atas sofa berbalut kemeja seragam dengan kancing tak lengkap memperlihatkan sebagian kulit dadanya, dada yang penuh bercak merah.

Kaki kiri —yang tak tertutup apa-apa karena hanya memakai celana pendek milik Soobin— masih nyaman tersingkap di atas pundak Soobin yang duduk di hadapannya seraya menyulut sebarang rokok.

Mata Soobin tak henti menatap namja yang sedang berbaring di hadapannya itu.

Mata Soobin tak henti menatap namja yang sedang berbaring di hadapannya itu        

Mata Soobin tak henti menatap namja yang sedang berbaring di hadapannya itu        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kek gini nih gambaran posisinya, cuma kalo ini KookV 😂)

Membiarkan hanyut dalam pikiran. Sampai akhirnya buka suara.

"Soobin..."

Ucap Yeonjun mengalihkan pandangan ke arah Soobin. 

Sahabatnya itu bergumam setelah mengeluarkan asap rokok yang menerpa wajah Yeonjun.

"Kenapa semua orang menyakitiku?"

Soobin terhenyak tak menjawab.

"Hm?" Tanya yeonjun lagi. Jemari kakinya membelai, menggelitik rahang tajam sahabatnya. Selagi menunggu jawaban.

"Kau menyayangiku, kan?"

Tanyanya lagi, namun tetap tak kunjung dijawab. Tolong jangan salah mengartikan, menyayangi yang Yeonjun maksud tak lebih hanya perasaan sayang terhadap sesama teman.

"Taehyung juga menyayangiku, tapi kenapa kalian berdua menyakitiku?"

Bola matanya mengkilat, memupuk genangan air mata.  Mengingat semua penderitaannya, semua yang ia lalui. Ah... sungguh merepotkan, moodnya tidak karuan karena itu semua. Sebentar lupa selang beberapa detik kembali teringat lalu sedih dan merasa terpuruk lagi.

Soobin menekan bara rokok di atas asbak, mematikan membiarkan puntung rokok masih tersisa cukup panjang.

Tanpa mengganggu kaki Yeonjun yang masih nyaman berada di pundak, Soobin beringsut mendekat, sangat dekat, kedua tangannya berada di sisi tubuh Yeonjun, sofa yang kecil sedikit membuat sulit mencari posisi yang nyaman.

Mereka bertatapan lemat-lemat, Yeonjun bercermin pada kedua bola mata Soobin, bisa ia rasakan teduh di balik manik yang tajam itu.

Ada senyum kecil di wajahnya, ya, Yeonjun bisa lihat itu sekilas sebelum Soobin maju mencium pelipisnya.

Agak terkejut, mengingat ini ciuman kedua Soobin untuk Yeonjun.

Perasaannya masih sama, seperti melakukan ciuman pertama, gugup penuh kehati-hatian karena yang ia cium bukanlah siapa-siapanya.

Dan... ini terasa aneh sekaligus menyenangkan. Selalu ada perasaan bahagia disertai kupu-kupu berterbangan.

Hal sama dirasakan Yeonjun, memejamkan mata menikmati sentuhan bibir Soobin pada pelipis menyusur ke sudut bibir.

Dan... Soobin menjauh hanya untuk berkata.

"Bolehkah?"

Yeonjun menggigit bibir. Soobin masih meminta izin seperti sebelumnya. Menggemaskan sekali.

Yeonjun menjawab tanpa berkata apa-apa, perlahan memejamkan mata isyarat mengizinkan apa yang Soobin minta.

Sampai hitungan detik membawa mereka merasakan kembali kupu-kupu berterbangan, mengobrak-abrik bermacam emosi, senang, aneh dan beberapa perasaan yang sulit dideskripsikan.

Tak melepaskan pagutannya,

Tangan Soobin tercelup mencari lalu mengambil es batu pada gelas yang Yeonjun pegang, Soobin memutuskan ciuman sejenak untuk memasukkan es batu itu ke dalam mulut sebelum kembali memagut bibir Yeonjun, mentransfer untuk dilelehkan bersama panasnya mulut mereka.

Sampai lemas merasa sensasi menggelitik. Bahkan untuk memegang gelas saja Yeonjun tak lagi berdaya, menjatuhkan tanpa peduli pecahan beling berserakan di lantai.

Tangannya yang bebas kini bisa memeluk leher Soobin, memperdalam, bertukar saliva yang menjembatani ciuman mereka. 

Lenguhan kecil sesekali terdengar, sofa yang sempit ternyata mendukung situasi, mereka tak bisa bergerak  leluasa harus terus berhimpitan.

Sampai suara dering ponsel menginterupsi bak alarm membuat mereka berhenti, Soobin menggeram padahal momennya sudah pas sekali, ia beranjak menjauh mengambil ponsel pada meja kecil disamping.

Sekilas melihat Yeonjun, dadanya naik turun kehabisan oksigen, bibirnya basah dan memerah.

Minami

Terlihat nama kekasihnya tertera di layar.

Sedikit agak ragu untuk mengangkat.  "Soobin, Kau bolos seharian ya? Dimana sekarang?" Tanpa sapaan Minami bertanya khawatir. Berteriak histeris sampai Yeonjunpun bisa mendengar.

Jelas saja, di jam istirahat gadis itu tak mendapati sosok Soobin di kelas semakin khawatir ketika salah satu teman Soobin mengatakan jika kekasihnya itu bolos sejak pelajaran pertama. Dan triple khawatir lagi ia masih tak melihat Soobin saat pulang sekolah.

"Aku sedang bersama Yeonjun." Jawabnya datar. Yeonjun merasa tak enak, Soobin bolos karenanya.

Di sebrang sana Minami terhenyak.

Bersama Yeonjun?

Lagi-lagi Yeonjun.

"Yeon—Yeonjun bersamamu?"

Entah perasaan apa ini, dulu ia merasa biasa saja melihat kedekatan Soobin dengan sahabatnya, tapi kenapa sekarang timbul perasaan memuakkan. Tidak, dia tidak benci Yeonjun.

Hanya saja...

"Oh, oke. Nikmati waktu kalian, bye."

Sambungan terputus begitu saja, Minami mengakhiri tanpa menunggu salam dari Soobin.

Bukan Soobin tak peka, tapi menyakiti Minami adalah hal biasa, jadi tak pernah ia mempermasalahkan setiap tingkah Minami, meski tahu gadis itu tengah cemburu.

"Kenapa?" Soobin menaikkan alis bertanya-tanya ketika melihat Yeonjun memasang ekspresi sendu.

Yeonjun benar-benar merasa bersalah sudah merepotkan Soobin.  Dan yang lebih parah, menculik Soobin untuk dirinya tak ingat jika sahabatnya mempunyai kekasih.

Menghabiskan waktu bersama bahkan bercumbu mesra.

Dulu ia merasa berdosa membiarkan Soobin mencium bibirnya tapi itu semua karena ia ingat dirinya dimiliki orang lain, yang saat itu masih menjalin kasih dengan Taehyung. Bukan karena peduli bahwa Soobin juga punya Minami. Sungguh, Yeonjun selalu lupa posisi Minami, akibat Soobin yang selalu berlebihan memperhatikannya, dia jadi tak ingat Soobin milik siapa.

+×+

Soobin... Apa kau benar-benar mencintaiku?

Minami membatin, membayangkan kini kekasihnya lebih banyak menghabiskan waktu bersama orang lain. Tak ada sedikitpun perlakuan Soobin yang pantas disebut sebagai kekasih.

-TBC- 🥰






Metanoia | SooJun Yeonbin  Ft. TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang