Minami menghela nafas gusar. Kepalanya penuh masalah mengenai hubungannya bersama Soobin.
Dia amat cinta, tapi kalau begini caranya akan percuma. Dia selalu menunggu waktu akan memisahkannya dengan Soobin. Berusaha mempertahankan hubungan bahkan sampai tak sadar dirinya jadi sengsara.
Inilah yang membuatnya berpikir tak ada waktu yang tepat sebelum benar-benar mencoba. Ia harus tegas bukan malah menyerah membiarkan semua mengalir.
Meski rasanya berat karena dalam hati masih saja berteriak 'bertahanlah lebih lama. Aku yakin diriku akan bahagia.'
Soobin, temui aku besok sepulang sekolah, hanya berdua.
Seen.
Bahkan meski sudah dibaca chatnya tak kunjung mendapat balasan.
Karena yang membuka chat itu adalah Yeonjun yang kebetulan sedang bermain game.Melirik ke samping dimana pemilik ponsel itu sudah tertidur pulas.
"Soobin..." Yeonjun mengangkat tubuh sedikit menyenggol Soobin agar terbangun. Tapi tak juga merespon.
"Soobin... Ada chat dari Minami." Ucapnya lagi.
"Ng.." merasa terusik bergumam tak jelas, Soobin dengar kok hanya saja tak peduli. Matanya terasa berat terbuka.
"Tidur, Yeonjun!" Dengan mata sedikit terbuka Soobin merampas ponsel membanting sembarang. membawa Yeonjun masuk ke dalam selimut, memeluk erat hingga kaos yang Yeonjun pakai menggesek halus tubuh atas Soobin yang tak memakai sehelai benang.
Dengan pasrah Yeonjun terkurung dalam dekapannya. Menatap kosong wajah Soobin yang begitu dekat dengannya. Semakin tak bisa tidur setelah membaca deretan kata itu. Kira-kira apa yang ingin Minami katakan. Dan kenapa menegaskan hanya berdua.
Seharusnya wajar, Soobin dan Minami sepasang kekasih berbicara urusan hubungan mereka tak salah bukan? Tapi entah kenapa Yeonjun mendapat perasaan tak enak.
Soobin membuka mata merasa dirinya diperhatikan.
"Tidur, Yeonjun!" Bisikan rendah menuntut membuat Yeonjun pura-pura terpejam mengundang bunga tidur segera datang. Soobin mendekatkan hidung mereka berdua, saling menerpa nafas.
"Tidur sekarang atau aku buat kau tidak bisa tidur sampai besok pagi."
Ih apasih Soobin
+×+
Apa yang disebut berdua sudah berubah menjadi tiga?
Yeonjun sudah seperti orang ketiga di sini, berdiri gusar menatap Minami yang sama sedang menatapnya.
Ingin kabur kalau saja tangan Soobin tak memegang seolah sedang menjaga anjingnya agar tak lepas.
"Ada perlu apa?"
"Soobin, kumohon hanya berdua."
Yeonjun segera melepas genggaman Soobin dengan paksa. Argh pegangannya sangat kuat.
"Soobin... ayolah, jangan begini. Aku tunggu di parkiran, oke?" Bisik Yeonjun dan tanpa persetujuan kabur begitu saja.
Hah...syukurlah.
Merasa lega karena terbebas dari tatapan dingin itu. Ia merasa akhir-akhir ini pandangan Minami berbeda, sorotannya tidak berbinar ceria seperti dulu.
Duh, apa ada hubungannya denganku?
Suasana sekolah mulai lengang menambah keheningan, Minami menatap beberapa orang yang berjalan lewat. Rasanya tak enak kalau harus berbicara di sini.
"Ayo." Soobin membiarkan Minami menyeretnya.
Hembusan angin menerpa menyapa kala mereka sampai di rooftop. Tempat yang selalu memberi ketenangan. Berdiri berhadapan berharap salah satu memecahkan keheningan. Ayolah... Minami tak menaruh ekspektasi Soobin dengan kebisuaannya. Apa lelaki itu tak merasa ada yang salah dengan sikapnya?
Mendengus sebelum membuka suara, memutuskan menjadi orang pertama yang berbicara. "Apa kau mencintaiku?"
Raut cemas akan jawaban yang tidak diharapkan.
Sebenarnya bukan pertanyaan sulit hanya saja Soobin yang membuat semakin rumit, jujur pada diri sendiri jauh lebih berat.
"Ini bukan waktunya kau membisu, Soobin!" Karena perempuan butuh kepastian. Dan kekasihnya itu senang sekali membuat uring-uringan.
Soobin menatap ke bawah, dimana sosok yang membuatnya dilema sedang duduk di bawah pohon dengan wajah imutnya, bisa ia tebak Yeonjun pasti mulai bosan, Soobin harus segera menyelesaikannya.
Brengsek memang Soobin, kekasihnya ada di depan dia malah memikirkan orang lain.
"Kau sudah tahu jawabannya."
Jawab Soobin. Seraya menatap Minami datar.
Tak ada jawaban lain.
Dan Minami tidak sebodoh itu untuk menyimpulkan.
"Apa tidak ada sedikitpun?" Minami mulai goyah.
"Sebenarnya... Sebenarnya apa alasanmu menembakku? Sejak awal kau tidak mencintaiku, kan? Lalu kenapa?" Pertahanannya mulai runtuh, bohong kalau dia masih bisa bilang baik-baik saja sejak air matanya mulai keluar.
"Kau mencintai Yeonjun, iya? Kau menjadikanku pelarian, kan? Jawab, Soobin!" Minami berteriak nyaring.
"Soobin..." Mencengkram seragam Soobin hingga kusut menandakan bagaimana emosinya sudah sampai batas maksimal.
Soobin melepas tangan Minami dengan kasar, menepis sampai tubuhnya sedikit limbung, begitu kuat tenaga yang Soobin keluarkan. Emosinya ikut terpancing saat nama Yeonjun disebut-sebut.
"Lalu kau ingin apa? Putus? Itu kan yang ingin kau katakan? Oke, kita putus. Urusan kita selesai."
Minami menggeleng, tak menyangka Soobin sepengecut ini, tidakkah ada penjelasan? Tingkahnya seolah lari dari masalah.
Bodoh, ketika dia mencintai Soobin begitu tulus, menerima apapun yang ada pada Soobin termasuk segala sifat buruknya, ternyata ia hanya dijadikan pelarian, layaknya sampah yang sudah tak lagi dibutuhkan, dibuang begitu saja.
Tidak jauh beda dengan kasus Yeonjun. Yeonjun yang sudah mencintai Taehyung sepenuh hati, ternyata... Hanya sebagai simpanan.
"Dan dengar! Jangan pernah bawa-bawa Yeonjun ke dalam masalah ini, aku tidak mencintainya."
Soobin menggeram di akhir kalimat, kata-kata yang paling tidak ingin ia dengar. Kalau kalian ingat Soobin juga pernah murka saat Taehyung mengatakan hal yang sama.
Tak ingin membuat Yeonjun menunggu lebih lama Soobin melenggang pergi tanpa rasa bersalah, tak memperdulikan seseorang yang baru saja menyandang status baru sebagai 'mantan kekasih' Choi Soobin menangis merasa sesak.
Menatap punggung Soobin semakin menjauh. Tak terkejar karena namja itu tak mengizinkan siapapun mengejarnya.
Tempat ini tak lagi setenang dulu, dimana Minami pernah menghabiskan waktu bersama Soobin. Akan selalu Minami ingat kejadian ini yang akan membuatnya membenci rooftop.
Belum berhenti sampai disitu, sesaknya semakin menguap kala melihat Soobin sudah di bawah tergesa menghampiri Yeonjun menuntun tangan kecil itu menuju mobil.
Terlihat Yeonjun hanya menurut saja.
Dari kejauhan mata Soobin bertemu milik Minami sekejap sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil keluar dari area sekolah. Suasana hatinya benar-benar berantakan, dia tak sedih sungguh hanya kesal tak karuan dan Soobin butuh pelampiasan.
Dan tempatnya ada di sebelah. Sedang duduk dengan ekspresi gusar penasaran dengan apa yang 'pasangan' kekasih itu bicarakan. Tak tahu kalau seekor singa sedang bersiap menerkam.
TBC
Hari ini mungkin aku bakal double up, tunggu sore atau malem ya^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia | SooJun Yeonbin Ft. Taehyung
FanfictionMore than a friendship less than a relationship. Sebenarnya mereka sama-sama memiliki kekasih, tapi... +×+ Remake dari FF VKook karya Kiemaw dengan judul asli FLIRTATIONSHIP