Try to Trust ¤5¤

954 156 13
                                    

Jensoo💙

Happy Reading


Sekarang Jisoo berdiri dengan kasalnya diantara para kerumunan mahasiswa dan mahasisiwi baru. Gadis itu tak terlalu suka dengan keramaian apalagi hal-hal yang berbaur pesta seperti saat ini. Kalau bukan Jen yang memaksanya datang dan menemani pria itu maka ia tidak mungkin ada di sini sekarang.

Jisoo, gadis itu berdiri dan memasang tampang sebal kepada pria yang tengah memberikan kata sambutan di atas panggung. Ia menatap pria itu dengan segala tatapan membunuh yang ia punya. Pria itu yang mengajaknya tapi malah sibuk dengan urusannya sendiri.

Jisoo tahu bahwa Jen memang sangat sibuk. Tapi setidaknya Jen juga harus memikirkan perasaannya. Dia malah lebih terlihat seperti anak hilang yang mencari ibunya di keramaian pesta malam itu.

“Aku bosan sekali,” sungut Jisoo untuk yang ke sekian kalinya.

Ia mencoba membuang tatapannya dari pria itu. Ia ingin kekasihnya itu tahu bahwa ia benar-benar berada dalam tingkat kebosanan yang paling akut.

Sejak tadi Jisoo hanya kesal karena merasa diacuhkan oleh Jen. Tapi, tanpa sepengetahuannya pria itu sejak tadi juga terus mengawasi Jisoo, kemana Jisoo pergi dan apa yang di lakukannya.

Bagaimana tidak Jisoo tak di awasi dengan ketat oleh Jen? Malam ini gadis itu terlihat sangat cantik. Gaun pemberian Irene yang melekat pada tubuh gadis itu membuatnya sedikit terlihat dewasa.

Jen tahu bahwa Jisoo pasti akan menolak mentah-mentah ajakannya, semua alasan sudah pasti di gunakan gadis itu tak terkecuali masalah gaun. Gadis itu mengatakan tak memiliki gaun untuk pesta.

Saat mendengar alasan yang di ucapkan gadis itu, Jen hanya tersenyum licik karena ia sudah mengira akan seperti itu maka sebelumnya ia menyuruh Irene untuk mencarikan sebuah gaun untuk gadis itu.

Masalah gaun sudah dapat teratasi. Gadis itu memang bersedia pergi ke pesta bersama Jen karena sudah tak ada alasan lagi untuk menolak. Tapi masalah baru muncul saat gadis itu keluar dari kamarnya dan menampilkan gaun pemberian Irene yang terlihat cocok di tubuhnya.

Jen masih ingat jelas ia mengumpat dalam hati menyesali keputusannya meminta Irene membelikan gaun itu untuk Jisoo. Gadis itu terlihat sangat cantik dengan gaun itu dan yang membuat Jen kesal adalah, potongan gaun itu terlalu rendah di bagian belakang sehingga membuat punggung gadis itu terekspos dengan sangat bebas.

(cr. to Owner)

Ia bahkan menelpon Irene dan mengomentari gaun yang di belikan noonanya itu dengan marah. Dan dengan enteng Irene berkata :

"Kau tidak bisa membuatnya terlihat seperti akan pergi ke gunung dengan menyuruhnya memakai gaun yang menutupi seluruh tubuhnya.

Bukankah kalian akan pergi pesta? Motto fashion itu, kalau bagian atas terbuka maka bagian bawah harus tertutup. Begitu juga kalau bagian depan tertutup maka bagian belakang harus membuat orang berdecak kagum."

Jen hanya bisa mengumpat dalam hati saat noonanya itu malah mengatakan kepadanya untuk diam saja bila tak tahu fashion. Apakah fashion harus membuat gadisnya menjadi bahan tontanan mata lelaki? Ia bahkan berusaha mati-matian untuk tidak menyentuh gadis itu saat keduanya berada di dalam mobil.

****

Jisoo berjalan mengitari meja makanan, bahkan makanan pun tak mampu membuatnya tertarik untuk berada lebih lama di pesta itu.

'Kemana pria itu?' Decaknya dalam hati.

Karena sudah menghampiri meja makan dan ternyata tak membangkitkan semangatnya sama sekali, ia berbasa-basi mengambil segelas orange jus. Gadis itu memegang segelas jus dan berjalan mencari tempat sepi.

Double 'J ' LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang