Revenge II

593 85 4
                                    

Jensoo💙


Sepi ya.. Udh ga kaya dulu lagi

Happy Reading

“Jisoo~ssi?” Ujar Jenson spontan membuat Jennie dan Jisoo menoleh kearah Jenson.

“Kau mengenalnya?” Tanya Jennie hampir berbisik.

Namun Jennie harus kecewa karna Jenson tidak menjawab pertanyaannya, Jenson justru menarik lengan gadis yang bernama Jisoo itu.

“Kau mengingatku?” Tanya Jenson mencoba memastikan Jisoo bahwa mereka pernah bertemu sebelumnya.

Jisoo mengerutkan keningnya melihat seorang pria yang tiba-tiba saja bersikap bahwa mereka pernah bertemu.

Jisoo mencoba mengingat dimana dia pernah bertemu dengan pria ini, berkali-kali dia memutar memorynya namun tidak berhasil menemukannya.

Salahkan saja gadis itu yang kenyataannya memiliki ingatan yang buruk jika soal mengingat seseorang yang baru ditemuinya satu atau dua kali.

“Tidak.” Ucap Jisoo datar dan berusaha melepaskan lengan Jenson yang masih bertengger dilengannya.

Setelah lepas, Jisoo pun berniat pergi dari halte tersebut, meninggalkan kedua orang yang tidak dikenalnya. Namun langkahnya terhenti saat pria itu menyebutkan sebuah nama yang sangat dikenalnya.

“Tapi kau pasti ingat dengan Lio Manoban.” Ucap Jenson mantap.

Jisoo pun segera membalikkan badannya kembali menghadap kearah pria yang sepertinya benar-benar mengenalnya.



******

RJ Enterprises Building, Seoul, South Korea

Jenson mengajak Jisoo dan juga Jennie ke perusahaannya, tentu saja kedua wanita itu bersedia. Jennie dengan alasan bahwa dia masih trauma dengan kejadian tadi, Jisoo dengan alasan sebuah nama yang diucapkan Jenson.

“Kau ingin membunuh Lio, kan?” Tanya Jenson saat gadis yang bernama Jisoo itu tak kunjung mempercayai Jenson yang sempat dituduhnya sebagai anak buah Lio Manoban.

Jisoo mengerutkan kening saat rencana terbesarnya telah diketahui oleh Jenson.

“Sekali lagi ku jelaskan, aku bukan anak buah pria brengsek itu. Kita memiliki motif yang sama. Sama-sama ingin membunuh Lio Manoban.” Jelas Jenson yang disambut dengan tatapan tak percaya dari Jisoo.

Jisoo ternyata menemukan orang yang tepat. Ternyata pria ini menginginkan kematian Lio juga.

“Jadi, apa tujuanmu?” Cecar Jisoo tanpa basa-basi.

Dia menginginkan Lio segera, secepat mungkin! Dan mungkin dengan bantuan pria ini, Jisoo bisa memiliki Lio dalam jangka waktu yang diluar logika.

“Tentu saja kita harus bekerja sama.” Ucap Jenson sambil menyeringai,

Seringai Jenson yang terlihat menyebalkan dimata Jisoo. Pria ini terlalu banyak basa-basi dan Jisoo membenci itu. Jadi Jisoo kini tengah memasang wajah mengerikan yang dia punya sambil menatap lekat-lekat mata Jenson.

“Dengar, aku bukan lagi anak sekolah dasar yang harus kau beritau dari hal paling mendasar. Cepat katakan apa rencanamu.”

“Tidak sabar ya.”

Seringai Jenson kembali mengembang. Kali ini Jenson melakukannya sambil membetulkan posisi duduknya yang menghadap kearah wanita pembawa keberuntungan –jika bisa disebut seperti itu, lalu memberitahu ide brilian yang sedari tadi berputar-putar indah dikepalanya.

Double 'J ' LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang