Revenge IV

916 89 3
                                    

Jensoo💜

Happy Reading

Jisoo dan Jenson terjaga bersamaan akibat suara melengking yang baru saja terdengar ditelinga mereka. Setelah mereka membuka mata, mereka menemukan Jennie sedang berdiri terpaku didepan ranjang dengan kedua tangannya menutupi mulutnya tak percaya.

Jisoo segera menjauh dari Jenson hingga mengakibatkan keduanya meringis. Jisoo lupa jika tadi malam perutnya baru saja mendapat jahitan, begitu juga dengan lengan Jennie yang tiba-tiba saja terjatuh saat tubuh Jisoo menjauh dari tubuhnya.

“Apa-apaan ini.” Ujar Jennie dengan nada tidak percaya.

Jisoo terdiam, tidak bisa menjelaskan apapun, jadi dia menoleh kearah Jenson. Jenson masih meringis kesakitan lalu dia kembali membenamkan wajahnya pada bantal berniat tidur kembali tapi Jennie tidak mengizinkannya.

“Wah, ini pertama kalinya aku melihatmu bersama dengan seorang wanita. Dia sudah menjadi kekasihmu?”

Jennie mendekat kearah Jenson untuk memeriksa luka dilengannya.

Jenson tidak menjawab. Dia mendudukkan tubuhnya dengan lemah, seperti tidak bertenaga. Dia memang telah mengeluarkan darah cukup banyakk tadi malam, jadi wajar saja jika dia terlihat selemah itu.

“Bagaimana dengan lukamu? Masih sakit?” Kini pandangan Jennie beralih pada Jisoo.

Jisoo menganggukkan kepalanya, “Masih perih disekitar sini.”

Jisoo menunjuk daerah lukanya, Jenson ikut menoleh kearah Jisoo lalu dia meraih lengan Jisoo dan menggenggamnya.

Jennie dan Jisoo terkejut dengan apa yang baru saja dilakukan Jenson. Pria itu bukanlah tipe pria yang suka terus terang dengan apa yang dirasakannya, tapi justru kini dia memperlihatkannya. Jennie yakin, adik laki-lakinya menyukai gadis ini.

“Ada yang ingin ku katakan padamu, nanti temui aku diruang makan.” Ujar Jenson yang setelah itu melangkah ke kamar mandi yang terdapat didalam kamarnya.

****

Jisoo dan Jenson telah duduk berhadapan dimeja makan tanpa ada makanan yang tersaji, karna tujuan mereka ketempat ini bukan untuk menikmati makanan, tapi membicarakan sesuatu yang berkaitan dengan pembunuhan orangtua Jisoo.

“Lio membunuh kedua orangtuamu karna dia ingin mengalahkanku.” Jenson memulai ceritanya.

“Aku sempat mengincar Kim's Group.”
Jenson berhenti sejenak, mencoba melihat bagaimana reaksi Jisoo setelah dia mendengarnya. Gadis itu hanya diam, jadi Jenson melanjutkan.

“Lio mengetahui rencanaku untuk mengambil Kim's Group, jadi dia berusaha mengambil perusahaanmu lebih dulu dari aku. Alasannya karna dia ingin terlihat lebih hebat dariku dalam menguasai berbagai perusahaan yang dia mau. Dia kira untuk mendapatkan perusahaan yang dia mau semudah dengan apa yang dia pikirkan. Ternyata kedua orangtuamu sangat menentang dengan apa yang ditawarkan Lio.”

“Lio sama sekali tidak berpengalaman, dia menggunakan caranya sendiri yang terbilang kasar. Dia terus mengirim teamnya untuk merebut perusahaanmu, tapi selalu gagal karna orangtuamu mempertahankan perusahaan itu mati-matian. Hingga akhirnya Lio geram, dan dia sendiri yang datang keperusahaan kala itu. Dan… Dan semuanya yang terburuk terjadi pada hari itu.”

Jenson menunduk, terlihat sangat menyesal dengan apa yang baru saja diceritakannya.

“Kau tau cerita itu dari siapa?” Jisoo bertanya dengan suara serak, seperti sedang menahan tangis.

“Aku mencari tau informasi ini dari salah satu anak buahnya yang berhasil ku introgasi tadi malam.”

Hening.

Double 'J ' LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang