Di lain tempat, di waktu yang sama. Minhee dan wonjin kehilangan junho sejak sekitar lima belas menit yang lalu.
Padahal rasa-rasanya mereka terus berjalan menuju utara. Tapi anehnya junho malah terpisah dan mereka terus-terusan kembali bertemu dengan wilayah yang sama seperti sebelumnya.
Minhee menghela napas, "kita tersesat"
Wonjin bangkit dari duduknya, "ayo cari junho lagi"
"Tapi daritadi kita cuma muter-muter doang disini" ujar minhee
Wonjin terdiam, benar kata minhee. Akhirnya wonjin memilih untuk duduk kembali dan membiarkan minhee untuk rebahan.
Belum lama mereka istirahat, tiba-tiba orang yang mereka cari muncul dari gelapnya pepohonan disana.
"Bang wonjin!" serunya
"Dongpyo.. gua liat dongpyo diseret sesuatu" ujarnya sambil menstabilkan kembali napasnya
Wonjin dan minhee terbelalak, "bukannya dongpyo harusnya udah nyampe utara?" tanya wonjin
Junho menggeleng masih dengan napas tersengalnya, "gak tau. Tapi gua yakin itu dongpyo"
Mereka terdiam lalu saling menatap.
"Ayo kita cari dongpyo" ujar wonjin yakin, membuat junho dan minhee mengangguk
Dan segera mencari dongpyo kearah junho datang tadi.
Tapi satu hal mengalihkan fokus minhee...
Terdapat sisa darah kering dipipi junho.
Padahal junho sama sekali tidak terluka.
"Bang hangyul-!"
Lengan hangyul baru saja tercakar siluman —seungwoo— cukup dalam, bahkan sampai daging nya hampir kelihatan.
Memang, cakarnya tidak main-main.
Beberapa saat yang lalu hangyul terpeleset dari dahan pohon, sialnya seungwoo langsung menyadari keberadaan hangyul dan langsung mencakarnya.
Seungwoo menyeringai lalu menjilat jarinya sendiri yang terkena darah hangyul.
"Darah manusia emang paling seger"
Yunseong bergidik dan langsung menghampiri hangyul yang meringis sambil menatap kesal pada seungwoo.
Seungwoo menghirup aroma darah hangyul bagai menghirup aroma makanan lezat.
"Lu gak bisa kabur, darah lu jelas kecium"
"Sial.." desis hangyul
"Dan liat, mereka sampai berani muncul cuma karna nyium darah lu"
Hangyul dan yunseong memandang sekeliling mereka, dan benar. Banyak pasang mata merah menyala mulai bermunculan.
"Tapi sayangnya gak ada yang boleh nyentuh kalian selain gua!" seru seungwoo menatap tajam pada siluman kecil lainnya
Detik selanjutnya seungwoo mengerang bahkan mata merahnya semakin menyala. Dan saat itu juga gelang jimat milik hangyul dan yunseong putus.
Seketika semua mata merah memandang kearah mereka berdua.
"Sialan!" desis hangyul
Hangyul dan yunseong tersentak saat tubuh mereka tiba-tiba diraih oleh seungwoo dan dicengkeram di genggaman nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exit | Produce X 101 ✓
FanfictionCari jalan keluarnya. Atau mati menjadi santapan siluman. ❝ what if there's no exit? ❞