Pintu utama terbuka menampakkan lelaki tinggi dengan seekor rusa ditangannya, dan langsung disambut hangat oleh penghuni rumah.
"Menu hari ini datang!" serunya riang
"Wah tengkyu bang seungwoo! Akhirnya makan daging lagi" ujar seorang pemuda lainnya dengan mata berbinar
"Plis deh yang bener tuh thank you, bukan tengkyu" celetuk seseorang yang sering disebut goblin
Yang bilang tengkyu pun mendelik pada pemuda yang satu tahun lebih muda darinya. Ingin menjitak tapi mood nya sedang bagus, jadi ia tidak jadi menjitak si goblin.
"Bosen gua dengerin junho sama wonjin adu bacot dari semalem, berasa paling pinter mereka" gumam jungmo
"Padahal sama sama putus sekolah" balas yunseong yang ada disebelahnya
Jungmo mengangguk mendengar perkataan yunseong. Kemudian segera beranjak untuk membantu seungwoo memindahkan rusa itu ke halaman belakang.
Minkyu membuka setiap gorden dan jendela yang ada di rumah itu agar cahaya matahari juga udara pagi bisa masuk.
Setiap matahari muncul gorden serta jendela baru boleh dibuka, namun pada malam hari semua tertutup rapat dan tidak boleh ada satupun yang mencoba untuk mengintip keluar rumah.
Itu peraturannya. Oh bukan, itu pesan utama dari seungwoo.
Dan tentu saja mereka menaatinya. Bagaimanapun mereka harus menghormati seungwoo, karena seungwoo lah yang sudah membuat mereka kembali merasa hidup dan bisa bertahan sampai sekarang.
Setelah membuka semua jendela, minkyu menuju ruang tengah lalu duduk disebelah yunseong yang sedang membaca majalah baru yang seungwoo bawa.
"Lu mau tau gak bahasa inggrisnya ganteng?" tanya junho
Ternyata junho dan wonjin masih adu cerdas cermat.
"Udah tau elah" balas wonjin
"Apa coba?"
"Handsome!" sahut donghyun yang baru selesai mandi
"Bukan"
"Terus?" tanya wonjin dan donghyun
Junho menatap mereka lekat, kemudian tersenyum, "look at me"
Semua menyesal mendengar, bahkan kalian mungkin menyesal baca. Tapi kenyataannya junho memang tampan. Bahkan bukan cuma junho, tapi mereka semua tampan.
Beberapa detik kemudian wajah junho kena lempar majalah. Hangyul yang ngelempar, padahal yunseong masih mau baca itu majalah.
"Bacot sekali lagi, gua gampar lu goblin" ujar hangyul
"Kerenarapara sirih luru siriririk arajara, barang?"
Hangyul langsung menaikkan lengan bajunya, dan junho langsung kabur. Sedangkan wonjin dan donghyun bahagia ketika junho hendak dihajar hangyul.
Tapi saat baru mau ngejar, hangyul sudah ditahan seungwoo, "bantuin gua motong rusa aja, yuk"
Hangyul mengangguk dan segera menuju dapur untuk mengambil pisau, karena mereka akan memotong rusa di halaman belakang rumah.
"Sisanya jangan ngegabut ya, apalagi rebahan mulu" ujar seungwoo diakhiri kekehan
Minhee yang entah sejak kapan sedang rebahan disana langsung duduk. Dan mendapatkan tawaan serta kata 'mampus' dari donghyun.
"Eunsang bantuin gua!" teriak dongpyo yang hendak mengangkat ember besar berisi air
"Gua duluan ya, air disana pasti udah abis" ujar yohan sambil memikul dua ember berisi air
Eunsang dan dongpyo pun mengangguk.
Mereka saat ini sedang mengambil air di sungai untuk keperluan di rumah mereka. Karena ini hutan, jadi tidak ada listrik disini dan mereka harus mengambil air di sungai tiap harinya.
Ya, kira-kira begitulah keseharian mereka selama ini. Tapi mereka selalu berganti tugas kok. Tinggal pilih sesuai keinginan mereka mau melakukan kegiatan yang mana.
Contohnya sekarang. Di lain tempat, yunseong, jungmo, dan minkyu sedang mencari sayuran untuk dimakan nanti.
Kondisi mereka santai santai saja saat sedang mencari sayur.
Beda lagi dengan empat orang lainnya yang kali ini bertugas mencari buah-buahan. Wonjin, junho, minhee, dan donghyun. Mereka tidak pernah hening barang sebentar pun.
Apalagi sekarang, wonjin sedang ditumbalkan oleh tiga orang yang lebih muda darinya.
Dan berakhir di atas pohon demi mengambil buah mangga. Sisanya menyemangati wonjin dari bawah sambil berdoa semoga mangga nya gak kenapa-napa.
"Eh woy siapa yang kentut?!" teriak wonjin dari atas sana
"Gua bang" dusta donghyun
"Gila! Kentut lu bau kematian anjir!"
Mereka bertiga tertawa, siapa juga yang kentut coba.
"Ngaco lu bang, kentut gua kan wangi"
"Bau anjir!"
Minhee berhenti tertawa lalu memicingkan matanya menatap dahan-dahan pohon yang lebih tinggi diatas wonjin, "apaan tuh?"
"Apaan emang?"
Mata minhee terbelalak saat benda yang ia lihat mulai jatuh, "bang wonjin awas!"
Wonjin mendongak, membelalakkan matanya dan refleks menghindar.
Yang dibawah kaget, sangat kaget.
Bau busuk yang menyengat langsung tercium. Mereka bertiga langsung mundur serempak sambil bergidik ngeri setelah benda yang minhee lihat jatuh di depan pohon itu.
"K-kenapa ada kepala buntung..?"
Diatas pohon, wonjin ketakutan sendirian.
"Pengen turun.."
Have a nice day, guys-!
Vote komen ya biar makin semangat ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Exit | Produce X 101 ✓
Fiksi PenggemarCari jalan keluarnya. Atau mati menjadi santapan siluman. ❝ what if there's no exit? ❞