Kamu mau?

686 77 550
                                    


"Lo tau? ada nama yang selalu tertulis di hati, tapi belum tentu tertulis di atas buku nikah. Tapi gue mau nama lo tertulis di keduanya Al."

-MarkLee

□□□

Mark berjalan di lorong Rumah Sakit setelah membeli sebungkus Nasgor untuk Allea, dari jauh terlihat Renjun dan Haechan yang tampak memberikan sebuah kode agar Mark menghentikan jalannya lalu pergi dari situ.

Namun bukan MarkLee namanya kalau tidak kepo, ia malah melanjutkan jalannya hingga berdiri tepat di depan dua bocah itu.

"Napa lu? cacingan?," pekik Mark melihat mata Haechan yang kedip - kedip kek lampu tumblr.

"Dih kampret! ya henteu atuh gelo masa badan gede kieu cacingan!," sundanya keluar slur.

"Nyadar lo, terus kenapa? lu juga Njun muka kaya lagi nahan boker, mules?."

"Belum gue sambit ya lu Mark!," Renjun mencoba untuk tetap ngegas padahal aslinya risau tak karuan.

Dan Mark, ia malah ketawa ngakak sendiri padahal kagak ada yang lucu "Eh gue nemuin Ayang emㅡ

Dua bocah itu menarik kaos Mark hingga  mundur lagi ke tempat semula, Mark yang merasa aneh sejak tadi itu melepaskan kasar pegangan mereka.

"Bentar bos! ghibah manja dulu bisa mereun?

Mark mulai curiga, tatapan matanya yang sudah menyerupai Burung Puyuh itu membuat keduanya kaku.

"Eum itu tadㅡㅡ

"Ntar lagi dah bercandanya gue mau
ngasihㅡ

"Eh ga usah!! tadi Suster Jalan udah ngasih bubur buat si Leak makan beb," ucap Haechan terus mencegat Mark.

Btw kunaon sih ya ini teh si Mark di tahan - tahan? yang kepo silahkan menebak - nebak yeu HAHA.

"Ngesot kali njing!," koreksi Renjun sembari menjitak kepala Haechan.

"Orang tadi jalan," Renjun hanya mengangguk karena faktanya tu Suster memang jalan.

"Ya kagak usah di sebut kek gitu juga Njing!."

"Ya like - like gue lah Valentino Rosi!."

Mark yang pusing melihat dua bocah itu memilih untuk masuk ke dalam Ruangan rawat kekasihnya itu.

"Eh HYUNG! HYUNG MARKLEE OI HYUNG OII PRIKITIW TUNGGU DULU WOY HYUNG!!," teriak Haechan bersama Renjun namun tidak diperdulikan Mark sedikit pun.

"Mampus ini mah!," keduanya menepuk dahi mereka masing - masing.

--

"Maaf gue lamㅡ

"Kamu?! sudah berapㅡ

"YAH!," Jisung menghentikan Ayah yang hampir memukul Mark dengan tangan kosong yang sangat ringan itu.

Gue yang mendadak pusing lagi ini hanya bisa teriak - teriak agar Ayah menahan emosinya untuk tidak memperlakukan Mark semena - mena.

THANKS | MARK LEE {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang