Garis Takdir

65 15 0
                                    

Garis Takdir
Karya : MeiMei
MeyDlaSab

Terlahir dari keluarga yang cukup berada, nyatanya tidak mampu membuatku bahagia. Kekurangan kasih sayang, adalah hal yang membuatku tumbuh menjadi pribadi yang urakan.

Tawuran, keluar masuk BK, dan merokok. Aku rasa, itu memang tidak pantas dilakukan oleh seorang wanita sepertiku. Namun, mau bagaimana lagi? Ketiga hal itu sudah menjadi pelampiasan kekesalanku selama ini.

Berbagai cara sudah aku lakukan demi mendapat sedikit saja perhatian dari orangtuaku. Namun, hasilnya tetap nihil. Semua usahaku percuma. Nyatanya, orangtuaku justru semakin gencar mencari pundi-pundi uang diluaran sana.

Sampai suatu hari, aku merasa bahwa aku sudah tidak ada gunanya lagi hidup di dunia ini. Aku divonis mengidap Kanker Hati stadium akhir.

"Arghh!" Aku berteriak di Taman Rumah Sakit sembari mengacak rambutku frustasi. Air mataku mengalir deras tanpa bisa kucegah.

Hatiku semakin terasa pilu, saat tau bahwa kedua orangtuaku masih saja sibuk bekerja. Padahal, mereka sudah tau akan penyakit yang aku derita.

Aku terisak pelan sambil menunduk, meratapi nasib yang aku terima saat ini. Apakah ini karma? Karma dari semua keburukan yang aku perbuat selama ini?

Aku semakin terisak, sampai akhirnya seseorang mengusap rambutku yang mulai rontok. Aku mendongak, lalu melihat ada seorang gadis kecil yang duduk di kursi roda, gadis kecil itu tengah menatapku sambil tersenyum.

"Kenapa kakak menangis?" tanya gadis kecil itu.

Aku menggelengkan kepalaku pelan. Entahlah, setelah melihat gadis ini aku mulai meredakan isakanku.

"Jangan sedih,"  kata gadis kecil itu sembari menggenggam tanganku.

"Kenapa kamu ada di sini?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.

Gadis kecil itu tersenyum, memamerkan gigi susunya. "Kata Bibi, aku sakit. Jadi aku harus dirawat di sini."

Aku terdiam, lalu mulai bertanya lagi. "Kalau aku boleh tau, kamu sakit apa adik kecil?"

"Kanker otak stadium akhir," jawab gadis kecil tadi.

Aku terdiam, lebih tepatnya membisu. Sungguhkah? Sungguhkah gadis sekecil ini mengidap penyakit yang amat mengerikan?

Tuhan, mengapa engkau tega sekali menurunkan penyakit mengerikan itu pada gadis ini? batinku.

"Apa kamu tidak merasa sedih?" tanyaku.

Gadis kecil yang belum kuketahui namanya itu menggeleng. "Tidak. Untuk apa sedih? Justru aku senang! Karena sebentar lagi, aku akan bertemu ayah dan ibu di atas sana!" serunya girang.

Deg! Aku terkejut, jadi gadis ini sudah tidak memiliki orang tua?

Tuhan, mengapa malang sekali nasib gadis kecil ini? Ia sudah tidak memiliki orang tua lagi, lalu engkau menurunkan sebuah penyakit yang mengerikan padanya. Tapi mengapa, gadis ini masih tampak riang? Seolah semua akan baik-baik saja.

Aku diam membisu. Merenungi setiap keluhan yang aku lontarkan selama ini. Selama ini, aku merasa bahwa aku adalah orang yang paling menderita di Dunia.

Ternyata salah, salah besar. Aku baru sadar, bahwa masih banyak orang diluaran sana yang jauh lebih menderita daripada aku.

Dan kini, aku juga sadar bahwa Garis Takdir setiap manusia itu berbeda. Tidak semua manusia akan selalu merasakan bahagia. Ada kalanya, kita diuji, bukan karena Tuhan tidak sayang kepada kita. Namun, yang sebenarnya adalah Tuhan menguji kita karena kita mampu. Semakin kita diuji, maka semakin tinggi derajat kita di mata-Nya.

Sekarang aku percaya, bawa rencana Tuhan tidak pernah salah. Semua tepat sesuai porsinya, semua lewat sesuai mampunya.

-Selesai-

Solo, 24 Juni 2020

Our Lifes✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang