Sempat Terkenang

14 9 0
                                    

Sempat Terkanang
Karya : Bella Nur Hidayah
Pinkybell02

Seorang wanita tua, mengisyaratkan kesedihan yang sangat mendalam. Tentang sebuah kisah, tentang sebuah makna, yang tanpa tahu ke mana arahnya.

Anak muda yang kehilangan arah. Tentang sesuatusebelumnya. Anak muda yang banyak diam bukan banyak bicara.

Angin berembus tanpa kendali. Mewakili perasaannya yang sedang tidak baik-baik saja. Lantas, ke mana ia akan pergi? Jiwa muda yang terkubur tanpa ada yang tersisa. Terpendam sangat dalam untuk digali. Masa muda yang dihamburkan hanya untuk kesenangan sementara. Terjerumus pilu dalam penjara kehidupan.

Dengan siapa ia akan meminta tolong? Terlambat sudah untuk mengulanginya. Tangis pilu tiada henti, tak ada arti tanpa sebuah usaha. Berdiam diri menunggu yang tidak pasti, tak ada hasil jika tanpa sebuah proses.

Masa muda yang digunakan hanya untuk melihat-lihat tanpa berbuat, hilang sudah harapan yang menjadi angan semata. Jika semua sudah terlanjur, siapa yang akan disalahkan? Siapa lagi, jika bukan diri sendiri.

Hidup yang hanya bergantung dengan orang lain. Memanjakan diri sampai membuat lupa diri. Mebolak-balikkan buku dengan tatapan kosong. Memperhatikan tanpa mendengarkan. Mendengarkan tanpa memahami. Menggunakan ilmu hanya untuk pangkat sosial. Merelakan semuanya demi kesenangan. Hingga harga diri ikut terjual. Jika sudah terlanjur, tak ada yang disesali. Semua yang disesali tidak akan menjadi lebih baik jika hanya diam saja.

Masih ingatkah perjuangan seseorang yang berjasa bagi kita. Melahirkan bertaruh nyawa demi buah hati yang dicintainya bisa melihat dunia. Dunia yang indah namun sangat berlika-liku. Mengajarkan kita semua untuk tetap berjuang melawan kerasnya kehidupan, demi hidup yang layak di masa depan.

Semua orang ingin menjadi yang terdepan, ingin menjadi yang berhasil. Namun, alhasil semua mendapat godaan 'malas'. Satu kata yang dapat merubah nasib seseorang.

Jika kamu mengikuti satu kata itu kamu akan terjerumus ke dalamnya. Merasakan kenikmatan sesaat yang membuatmu tersesat. Masih ingin mengikuti kata itu?

Ingat ayahmu. Keringatnya yang bercucuran. Bekerja keras di bawah panasnya matahari yang membakar kulitnya. Kulitnya yang sekarang kusam, hitam, bahkan keriput merupakan saksi bahwa beliau sangat berjuang keras melawan kerasnya dunia.

Terbiasa termanjakan, hingga kita hanya bisa meminta, meminta, dan meminta. Pemikiran yang tidak luas karena kurangnya membuka jendela dunia. Menanggapi masalah dengan penuh emosi bukan pemikiran yang bijak. Memilih menikmati musik dengan berangan-angan, daripada menikmati musik untuk bersemangat bekerja. Berangan memiliki kehidupan yang mewah dengan bersimpuh pada harapan yang mendalam.

Hanya harapan, hanya harapan, hanya harapan. Kata yang selalu terngiang dan menjadi sebuah wacana. Melintas lalu pergi. Indah namun tiada arti biasa disebut dengan angan. Merintih-merintih mengharap belas kasih. Tak ada yang peduli dan terabaikan.

Berbeda dengan anak muda yang memiliki prinsip, memiliki satu tujuan yang dilalui dengan ikhtiar dan berusaha memperjuangkan. Merubah nasib menjadi pasti. Mengadu nasib demi impian. Berpegang teguh pada janji yang diucapkan pada diri sendiri. Sebuah janji yang tidak untuk diingkari. Merasakan kehangatan sang surya dengan minum kopi dipagi hari.

Perjuangan yang sudah terbayar, kisah haru, pilu, sakit semua terbayar berkat usaha dan kerja keras tiada henti. Menghentikan waktu mengubahnya ke masa depan. Masa depan yang cerah, pasti, dan tidak menjadi angan semata. Memanjakan orang tuanya untuk menikmati masa tuanya dengan melihat anaknya duduk berjaya. Menemukan jati diri, dimana yang diremehkan akan tersenyum haru dengan kebahagiaan.

Kebaikan yang dulu sempat terabaikan, hanya karena status sosial. Sempat jatuh berkali-kali, hingga tertusuk bertubi-tubi, berusaha menguatkan diri untuk tetap berdiri.

Memiliki penyemangat agar bisa tetap berdiri, berlatih untuk tidak mengandalkan orang lain. Merintih pada Tuhan dan pasrah kepada-Nya, bahkan merasa orang yang paling tidak beruntung. Tanpa tahu di luar sana, ada banyak orang yang masih kurang beruntung.

Itulah manusia. Banyaj meminta tanpa tahu bersyukur. Tuhan memberikan kita fisik yang sempurna. Jangan pernah sekali-kali kita mengeluh! Ingatlah, di luar sana masih banyak yang di bawah kita. Masih banyak yang tidak seberuntung kita.

Belajarlah dari hujan yang rela jatuh jutaan kali demi memberi manfaat bagi kehidupan. Kita memang manusia, manusia yang mudah rapuh untuk segala rasa yang membuat kita menjadi jatuh dan sulit untuk bangkit lagi. Merasa kalah di perjalanan melawan kerasnya hidup. Penuh keraguan untuk melangkah, penuh godaan untuk mengambil langkah menuju mimpi. Merasakan lemah tanpa tahu penawarnya. Mengikuti perintah diri yang terlalu ambisius mendapatkan sesuatu.

Kisah pilu yang bersakit-sakit dahulu dan bersenang kemudian itu dibuat untuk diceritakan pada anak cucu nanti. Mangajarkan bagaimana segala perjuangan, kerja keras membuahkan hasil yang berbuah manis. Bukan tentang persaingan nilai. Namun, bagaimana cara kita berjuang dan berusaha melewati ribuan paku pada kehidupan ini untuk mengubah nasib yang lebih baik.

Jangan pernah menyia-nyiakan masa muda. Masa muda yang diselingi kehidupan yang indah dan romantis. Jangan pernah terlena dengan keindahan itu. Buatlah keindahan menjadi sesuatu yang berguna di masa depan. Jadikan keindahan itu sebagai penyemangat untuk tetap berjuang dan berusaha.

Membuka buku dan memahami, mendengarkan dan mengingat. Mengingat dan mengabdikan untuk negerimu. Buatlah bangga dirimu, jangan mudah terlena dengan tepukan tangan orang. Tujuan kita bukan itu melainkan bagaimana cara kita bisa mengeluarkan yang tebaik dari dalam diri kita.

Jangan pernah menyesali apapun yang terjadi. Jangan pernah berangan akan ada mesin pemutar waktu jika kamu menyesal. Ingatlah bahwa kita hidup untuk memberikan yang terbaik jadikanlah semuanya penyemangat untuk diri sendiri. Jadikanlah orang tua sebagai alasan untuk kita tetap berjuang. Merubah nasib mereka, melihat masa tua mereka dengan melihat kita berhasil, bukan sebaliknya.

Kita memang tidak diajarkan untuk bisa mendapatkan banyak uang. Tetapi dari Kehidupan kita belajar, bagaimana sebuah perjuangan tidak akan menghianati hasil.

Bukan tentang apa, ini semua tentang bagaimana Kehidupan mengajarkan kita bersyukur, berjuang, dan banyak berusaha bukan meminta. Pahamilah dirimu sendiri jangan sampai menyesal pada kemudian hari. Gunakan waktumu untuk berdisiplin diri dan jangan pernah menyepelekannya.

"Uhuk!"

Tampak seorang pemulung tua yang mencari barang bekas di samping gedung yang sangat besar. Ia membuka buku kenangan pada masa mudanya. Ia tersenyum memandangi buku itu. Seketika, ia meneteskan air matanya.

"Ibu?" panggil seorang anak pada pemulung itu.

"Jangan pernah berhenti berjuang, ya, Nak! Jangan terlena dengan keindahan sesaat dalam kehidupanmu. Jadilah yang terbaik. Ibu selalu meridhai kamu. Ikutilah perintah agama, maka dunia akan senantiasa mengikuti," kata pemulung tua itu pada anaknya.

Ia tersenyum menampakkan giginya yang rapi dan kerutan wajahnya yang terlihat, ia memandangi gedung besar itu yang merupakan universitas impiannya ketika muda. Masa mudanya yang dihamburkan demi kesenangan semata. Ia tersenyum menghela napas.

--Selesai--

Our Lifes✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang