11 - Trouble Double

2.5K 221 20
                                    

Rose tak pernah tahu jika selingkuh bisa senikmat ini.
Bukan berarti dia tak tahu karma ataupun tak takut terkena damprat pasangan selingkuhannya, tetapi selingkuh sama seseorang yang memiliki pasangan dan juga anak memang senikmat itu. Rose merasa bersalah, apalagi sebagai orang ketiga dari pasangan suami istri yang memiliki buah hati begitu lucu-ya mau bagaimana lagi? Hati boleh tak tega, tetapi apapun untuk cinta dan rasa nyaman demi menunjang hidup, semua akan dilakukan.

"Nanti aku chat kamu duluan. Chat ini gausah dibales, aku lagi sama istri."

Rose mencibir dan mengendikkan bahu tak peduli lalu mengikat rambutnya cepat. Ia melirik ke arah jarum jam yang terus berdetak. Cukup dua puluh menit, dua menit saja untuknya bersiap-siap dan pergi ke mall demi berbelanja menghabiskan waktu dan mengurangi nominal atm yang diberikan sang mamas-sebut saja begitu untuk panggilan ayah gula yang menjadikan Rose sebagai orang ketiga. Tiap Kamis dan Jumat adalah hari dimana Rose bersama mamas untuk menghabiskan waktu berdua memadu kasih layaknya pasangan ABG yang baru mengenal cinta. Namun sekarang? Rose harus sendiri karena si mamas sedang sibuk sama keluarganya. Salah nggak sih kalau Rose mengeruk isi atm yang diberikan padanya dari si mamas?

Mamas saja menghabiskan waktu bersama keluarganya, tak salah kan kalau Rose menghabiskan uang yang diberikan sang mamas?

***

"Mahal anying, udah cair emang beasiswa lo?"

"Belum sih, tapi gue lagi beruntung nih ada rejeki lebih hehehe."

Rose berakhir di restoran suki dalam salah satu mall yang berdiri gagah di tengah kota bersama dengan Lisa, teman kuliah yang cukup dekat dengannya. Gadis itu tadi meneleponnya dengan maksud untuk mengajak jalan karena suntuk mengerjakan paper ekonomi mikro yang dikumpulkan minggu depan. Berhubung Rose juga lagi senggang dan tak ada kerjaan sekaligus kesal dengan mamasnya yang dua minggu terakhir ini hanya bisa ngirim duit tanpa menghabiskan waktu bersama, akhirnya ia mengiyakan ajakan Lisa.

"Yakin lo bayarin nih, gue yang ngajak padahal."

"Yaudah sans aja Lis, makan yang banyak nggak usah takut mahal. Gue lagi banyak duit ini."

"Banyak duit karena ngepetkan lo?"

"Nah itu tau, lo kan yang jaga lilin."

Keduanya langsung tertawa lepas tanpa mengindahkan pandangan dari segala penjuru. Peduli kambing, mereka juga bayar kok disini jadi bebas mau ngapain. Ramai tak masalah asal makanannya bayar. Ketika Rose mengerling di sela-sela tawanya, ia membelalakkan mata saat bertubrukan pandangan dengan seseorang yang sedang menggendong anak di pangkuan sambil menatap Rose tajam.

 Ketika  Rose mengerling di sela-sela tawanya, ia membelalakkan mata saat bertubrukan pandangan dengan seseorang yang sedang menggendong anak di pangkuan sambil menatap Rose tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sang mamas, mamasnya. Duduk berdua dengan wanita yang Rose tahu adalah istrinya dan seorang anak diatas pangkuan sang mamas, Sungjae. Bocah kecil yang beberapa kali dibawa oleh si mamas ke apartemen Rose saat berkunjung di sela-sela hari sibuknya bersama dengan keluarga. Senin, selasa, rabu, sabtu, dan minggu adalah hari khusus untuk si mamas menghabiskam waktu bersama keluarga dan sisanya untuk Rose. Sebagai seseorang yang bukan prioritas, Rose takkan menuntut lebih, semuanya lebih dari cukup.

Setiap hari kecuali weekend plus dua hari spesial untuk Rose, mereka dapat bertemu di kampus. Saling melempar tatapan, senyuman menggoda, bahkan sampai menghabiskan waktu di ruangan si mamas pun pernah dilakukan. Pernah suatu kali saat Rose dan si mamas menghabiskan wkatu di dalam ruangan, tiba-tiba kedatangan mahasiswa yang meminta tanda tangan persetujuan kegiatan himpunan mahasiswa. Rose kelabakan membenarkan bajunya lalu merapikan rambut saat si mamas mempersilahkan masuk si perusak momen tersebut.

"Roseanne besok bisa kembali ke ruangan saya untuk pembinaan pkm. Hari ini sampai sini saja, saya harap kamu memberikan ide yang tidak monoton."

Rose menganggukkan kepala lalu segera berlalu dari ruangan. Awalnya si mahasiswa itu melemparkan pandangan curiga ke arah Rose, tetapi setelah mendengar perkataan orang yang ada di hadapannya, mahasiswa tersebut fokus dengan niat awal mengapa ingin bertemu dengan kepala program studi pendidikan geografi itu.

Padahal kenyataannya tak seperti itu, pembinaan pkm? Ha. ha. Rose kan mahasiswi kupu-kupu, mana tahu dia cara membuat pkm. Meski Rose adalah seorang mahasiswa yang menerima beasiswa setiap semesternya -karena dia pintar- ia tak pernah ikut ajang perlombaan apapun sebagai timbal balik perolehan beasiswanya.

Rose hanya terlalu malas karena menurutnya tugas kuliah saja sudah banyak, bagaimana cara dia menyusun paper atau artikel ilmiah untuk mengikuti lomba? Dasar pemalas nomer wahid, padahal kan anak beasiswa wajib aktif mengikuti kegiatan kampus. Rose memang aktif sih sebenarnya, tetapi aktif berhubungan dengan dosen dari prodi lain bukannya aktif dalam kegiatan akademik kampus tempat ia menimba ilmu. ckck.

"Ei shit, Pak Siwon gak sih itu? Dah punya bini cuy ternyata?"

Rose mengiyakan lalu menundukkan kepala dan melanjutkan makan.

"Duh, padahal gue demen. Jadi pelakornya bisa ga sih?"

"Nggak bisa Lis, dosen suci begitu mana mau punya pelakor ? Liat aja bininya mama jaman now banget, ketauan lo ngambil lakinya ntar jadi viral. Mantap lo."

Lisa mendengus dan mengiyakan lalu berdiri hendak beranjak ke kasir bersama Rose yang sedang mengikat rambutnya.

"Kita sapa ga nih?"

"Nggak perlu, cukup anggukkan kepala. Lo berani banget sih anying, ada bininya. Lagian kan doi dosen prodi lain. Nggak perlu hormat-hormatlah."

Kalau nekat menyapa sang mamas, Rose bakal beneran kena damprat istrinya terus jadi viral karena nanti ketahuan ada affair sama lakinya. Wanita kan selalu begitu, punya insting kuat tentang lakinya. Apalagi sedang flirting sama wanita lain dihadapannya, duh. Kerasa sekali. Jadi sebelum panjang urusannya, lebih baik Rose menghindar dulu daripada ketahuan nanti.

"Tapi kan lo kan dibimbing dia anying pas nyusun pkm bulan kemaren."

"Halah, bukan pkm itu. Alibi doang," gumam Rose lalu menarik Lisa agar berjalan cepat.

Mereka menganggukkan kepala saat melewati Pak Siwon dan keluarganya. Semua harus cepat dan ia mendorong Lisa keluar restoran. Namun, sebelum sampai pintu keluar, Rose dibuat mematung saat bocah kecil di pangkuan si mamas berteriak senang.

"MBAKK, KOK GAK NYAPA SEUNGJAE???? HALOOO!!"
"Mama, itu mbak yang suka kasih Seungjae mainan keren terus daddy suka naikin mbak itu pas Seungjae liat tv di rumahnya."
"Dinaikin kayak Mama gitu loh."

Sepertinya Rose benar-benar akan menjadi viral sebentar lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepertinya Rose benar-benar akan menjadi viral sebentar lagi. Selamat tinggal dunia, selamat tinggal kehidupan mewah, selamat tinggal masa depan cerah.



***
Pernah diposting di salah satu akun kepenulisan dengan pengarang yang sama, tetapi terdapat penggubahan judul dan nama pemeran.
***


911-01

911, Call CenterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang