04 - Angka Keberuntungan

4.3K 345 95
                                    


Cast : Park Chae-young & Park Chan-yeol

Genre : Romance, comedy

Genre : Romance, comedy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rosiana

****

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam tapi saya masih berada di luar rumah semata-mata hanya untuk menyusuri jalanan Jakarta yang tak pernah sepi, mengikuti kemauan pria jangkung bertelinga lebar ini di saat seharusnya sekarang sudah bersantai di rumah dengan sheet mask seperti yang biasa dilakukan pada malam minggu.

Ayolah, saya hanya ingin bersantai dan menjelma menjadi Puteri Salju, tidur seharian penuh kalau perlu kembali membuka mata saat sang surya terbit di hari Senin. Sayangnya semua rancangan itu tak terealisasikan karena pria menyebalkanㅡyang sayangnya dia adalah pacar saya selama beberapa tahun belakang iniㅡmemaksa saya untuk berpisah dengan ranjang kesayangan.

"Heh Valentino Rosi, makanannya mana? Aku udah mangap begini!"

Saya memukul pelan tangannya yang sudah terjulur ke belakang. "Enggak usah sok atraksi, Jamet! Nyetir motor yang bener!" bentak saya sukses membuat dia memajukan beberapa centi bibirnya itu.

Dasar nggak sadar umur!

"Aaaa, mau coba."

Saya berdecak tapi walau begitu tangan ini tergerak untuk menusuk cilok bumbu kacang dan menyodorkan tepat di depan mulutnya.

"Tadi aku tawarin beli katanya nggak usah, gimana sih."

"He salahin abang-abangnya kenapa nggak nerima kartuㅡ"

"Andra, cuma lo orang sinting yang dengan begonya nyodorin black card ke abang cilok!" seru saya kembali menyodorkan cilok ke mulutnya dengan tak sabaran, mengakibatkan bumbu-bumbu kacang menyebar di sekitar bibir. "Lo tuh kalo mau ria lihat tempat dulu kenapa sih!"

Gemas sekali rasanya kala mengingat kejadian tadi, saya meminta dibayarkan pesanan cilok bumbu ke Andra tapi bukan menyodorkan uang kecil seperti sepuluh ribuan, dia dengan tampang polos malah menyodorkan kartu hitamnya ke sang penjual.

Saya nggak habis pikir sama cowok yang hampir berkepala tiga itu. Entah saya harus malu karena kelakuannya atau besar kepala karena ketika Andra mengeluarkan kartu hitam, pandangan orang-orang sekitar langsung tertuju pada kami.

"Kok malah nesu sih!? Aku kan nggak tau kalo abangnya nggak terima pembayaran itu."

"Banyak cakap!"

Saya berdecak, menoyor kepala Andra yang seenaknya menoleh ke belakang. Maaf-maaf saja, saya tidak mau mati muda hanya karena atraksi gila Andra yang mengendarai motor beatnyaㅡah salah, saya tak tahu ini motor siapa karena dia biasa  membawa Range Rover  kesayangannya yang diberi nama Beno.

911, Call CenterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang