Part 1: Sebenarnya Ada Apa?

73 9 1
                                    

“aku tak tau apapun. Aku juga tak mengenal kalian. Kenapa inti masalahnya ada pada diriku?? Bolehkah aku membantah semuanya??”
***


Tiiiiiittttt

“woi kalau mau bunuh diri jangan di gerbang sekolah. Di Rel kereta api sana!!” Teriak Ghea pada seorang cowok yang tengah berdiri tepat di gerbang sekolahnya.

CHASKA School. Sekolah yang dia tempati baru enam bulan terakhir ini. Cowok itu menatap lekat gerbang sekolah tersebut. Terasa berat untuk dia menginjakkan kakinya  di sekolah ini. Bayangan itu langsung terlintas di benaknya.

Tiiiiiiiitttt

“woyy… buruan minggir. Gue udah telat iniii!!” Teriak Ghea lagi lebih keras.

Cowok itu kemudian berjalan masuk ke dalam sekolah tanpa menoleh kearah belakang untuk melihat cewek yang sedari tadi meneriakinya.

“buset tuh orang. Main pergi aja. Gak punya rasa bersalanya apa? Awas aja kalo ketemu lagi!!” omel Ghea sambil memasukkan mobilnya melewati gerbang sekolah menuju parkiran.

Setelah memastikan mobilnya terparkirkan dengan aman, Ghea segera berlari menuju kelasnya. Ia sesekali melirik jam bewarna putih yang melingkar di tangan mulusnya.

“sial!! Telat dua menit gue” umpatnya kesal.
Mood nya benar-benar hancur pagi ini. Dia pasti akan di hukum karna telat. Padahal Cuma dua menit. Bagi guru lain mungkin bisa di toleransi. Tapi tidak untuk guru yang satu ini. Dia sangat disiplin dalam hal apapun. Baginya satu detik itu sangat berharga. Pak Anggry. Guru terkiller di sekolah ini. Mempunyai kumis tebal, kepala botak dan kemana-kemana selalu membawa rol panjang yang terbuat dari kayu. Matematika. Itulah pelajaran yang akan di ajarnya di kelas Ghea pagi ini.

Tok tok tok tok

“maaf permisi pak. Saya boleh masuk?” Tanya Ghea pelan. Berharap pak Anggry menang lotre tadi malam, sehingga mempersilahkan dirinya untuk duduk di bangku kesayangannya.

“telat berapa menit kamu?” Tanya pak Anggry mulai mengintrogasi Ghea yang masih berdiri di ambang pintu kelas.

Ghea melirik jam tangannya. “2 menit 40 detik pak”

“kamu tau kan, apa yang ha..”

“permisi pak!!” seru seorang cowok yang berdiri tepat di belakang Ghea.

“ah kamu. Iya silahkan masuk” suruh pak Anggry pada cowok itu. “dan kamu Ghea, sekarang lakukan hukuman kamu!!” perintahnya pada Ghea.

Tak ada pembantahan. Ghea menarik nafasnya dan menundukkan kepalanya kemudian berlalu meninggalkan kelasnya untuk melaksanakan hukuman dari pak Anggry. Apa lagi kalau bukan hormat pada sang merah putih.

“Ghea?” batin cowok itu sambil melirik kepergian Ghea.

“hei kamu. Cepat masuk. Perkenalkan diri kamu. Saya akan mengajar” perintah pak Anggry menyadarkan lamunan cowok itu. Cowok itu mengangguk dan menuruti perintah dari sang guru.

***

Jam pertama telah berakhir. Ghea segera bergegas ke kantin untuk membeli minuman. Tenggorokannya sudah sangat kering. Jam kedua ini adalah pelajaran dengan buk Ani guru bahasa indonesianya. Buk Ani sangat baik dan pengertian. Jadi kalau telat dikit gak papa lah kan.

Setelah merasa puas, Ghea langsung menuju kelasnya. Tinggal satu belokan lagi, dan dia akan sampai di kelasnya. Saat menuju belokan koridor tersebut, Ghea menemukan kertas bewarna biru yang terlipat rapi. Ia melirik sekelilingnya. Tak ada seorang pun disana. Keliatannya menarik. Ghea segera mengambil kertas tersebut dan membacanya. Tulisan yang sangat rapi. Tapi ada yang aneh dengan isinya. Terlihat seperti surat. Tetapi maknanya lebih mengarah pada penyambutan seseorang. Tapi maksudnya apa? Ghea mengerutkan keningnya dan mulai membaca ulang isi surat tersebut.

Siapa Aku? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang