Part 9: Gelang

23 7 0
                                    

"Terlalu banyak tanda Tanya pada kasus ini. Aku harus memakai teori apa, supaya semuanya terlihat jelas?"
***

"Ayo Ge masuk!" ajak Valef.

Saat ini, mereka berdua sedang berada di depan pintu rumah Valef. Sesuai janjinya, Ghea akan menemui mama Valef. Kalau Ghea tidak salah, mama Valef bernama tante Shania. Dia mama tiri Valef. Jujur, Ghea tidak tau mama Valef. Ghea hanya mengetahui namanya saja. Dan yang Ghea ketahui adalah mama kandung Valef telah meninggal. Tante Shania ini menjadi mama tiri Valef sejak Valef kelas 5 SD. Hanya itu yang Ghea ketahui.

Ghea melangkahkan kakinya dengan sedikit keraguan. Dia memasuki rumah megah itu dengan jantungnya yang berdetak lebih cepat. Tangannya terasa sangat dingin. Dia benar-benar gugup.

"Maa" teriak Valef.

"Ge, lo duduk dulu ya. Gue panggil mama dulu" ucap Valef. Ghea menganggukkan kepalanya. Kemudian Valef pergi meninggalkannya.

Ghea menatap sekeliling rumah itu. Dia berjalan menuju sofa yang ada diruang tamu. Dia duduk sambil menunggu kedatangan Valef dan mamanya.

"Mama Valef seperti apa ya?" tanya Ghea dalam hati.

"Ma, jalannya cepatan. Ghea lama nunggu tuh" ucap Valef terdengar jelas di telinga Ghea. Ghea melihat kearah Valef dimana dia berjalan sambil merangkul mamanya. Ghea berdiri dengan sangat terkejut.

"Ge, nih mama yang katanya kangen banget sama lo" ucap Valef setelah tiba dihadapan Ghea.

Shania mama Valef menatap Ghea dengan lekat. Dia memperhatikan mata hazel milik Ghea. Dugaannya benar. Dia gadis yang selama ini Shania tunggu kemunculannya.

"Aku benar kan ma, Ghea benaran masih hidup" bisik Valef pada mamanya.

Sedangkan Ghea, dia benar-benar sangat terkejut. Dia tidak menyangka, wanita ini adalah mama Valef. Wanita yang selama ini Ghea cari.

"Bunda Asha" Batin Ghea.

Shania langsung memeluk Ghea dengan erat. Begitu juga dengan Ghea. Dia membalas pelukan Shania lebih erat. Ghea sangat merindukan wanita ini.

"Bunda kangen Ana" bisiknya sangat pelan ketelinga Ghea. Namun Ghea cukup mendengar ucapan itu.

"Ghea kangen bunda" lirihnya.

"Bunda?" tanya Valef tak mengerti dari ucapan Ghea.

Shania melepaskan pelukannya. Dia menatap Valef. Apa yang harus dia lakukan. Situasi seperti apa ini?

"Lo manggil mama gue bunda?" tanya Valef lagi.

"Gue bilang tante kok. Lo salah dengar" elak Ghea.

"Tapi..."

"Ge, tante kangen banget sama kamu" potong Shania. "Kamu apa kabar?" tanyanya.

"Ghea baik tan. Tante apa kabar?"

"Tante juga baik. Kita duduk dulu yuk. Ngobrol sambil berdiri gak enak" ucap Shania. Mereka berdua kemudian duduk di sofa dengan tenang.

Sedangkan Valef, dia hanya sedikit bingung. Apa iya dia salah dengar? Valef menggelengkan kepalanya. Dia harus fokus.

"Ge, ma, aku keatas dulu ya ganti baju" pamit Valef.

"Iya. Jangan lupa mandi Val" perintah mamanya yang tidak pernah lupa. Valef pergi dengan memberikan jempol pada mamanya. Tanda dia menerima perintah dari sang mama.

Setelah kepergian Valef, Shania menatap Ghea dengan tatapan sendu. Dia sangat merindukan gadis ini. Shania mengusap pipi Ghea lembut.

"Bunda kenapa pergi?" tanya Ghea. "Ana sering ke panti. Tapi tempat itu selalu tutup" lanjutnya.

"Maafin bunda" lirih Shania.

Siapa Aku? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang