Part 15: Kapan Misteri ini berakhir?

14 6 0
                                    

"Sebenarnya tujuan lo apa? Permainannya sudah berakhir. Jadi mau lo apa? Tunjukin diri kalau lo berani"
***

1. Ghea menerima note biru sebelum kecelakaan satu tahun yang lalu.
2. Gelang Leya ada di mobil Ghea.
3. Leya meninggal satu bulan sebelum kecelakaan itu.
4. Kata Azra, Leya menyembunyikan sesuatu sebelum dia koma.
5. Hanya Leya yang tau si pengirim note biru.
6. Pengirim note biru muncul lagi setelah Ana menjadi Ghea.
7.kata Valef, dia dan Diwa melihat Leya kemaren.
8. Apa benar Leya masih hidup??

Ghea melingkari nomor 8 dengan pena bewarna merah. Saat ini dia duduk di meja belajarnya sambil menulis beberapa kejadian yang terjadi. Dia mencoba mencari hal yang telah dia lewatkan.

Lima jam yang lalu

Saat Ghea memasuki mobilnya ke perkarangan rumahnya, dia melihat Valef dan Zaky yang berdiri dengan nafas yang tidak teratur. Setelah memarkirkan mobilnya, Ghea menghampiri mereka di depan pintu gerbang rumahnya.

"Valef, Zaky kalian ngapa..."

"Lo dari mana?!" tanya Valef memotong perkataan Ghea.

Ghea sedikit terkejut mendengar pertanyaan Valef. "Gue...dari rumah Azra" jawabnya gugup.

Valef menarik nafasnya lega. Dia memegang bahu Ghea dengan kedua tangannya. Valef menatap mata Ghea begitu dalam. Sedangkan Ghea, dia menelan savila nya kasar. Dia benar-benar gugup.

"Dengerin gue baik-baik. Leya masih hidup. Dan kemungkinan besar, dia pengirim note biru itu. Jadi lo harus lebih hati-hati lagi. Satu lagi, jangan terlalu percaya dengan Azra. Kemungkinan dia juga tau segalanya" ucap Valef dengan serius.

"Ta..tapi...kata Azra Leya udah meninggal" ucap Ghea dengan menatap mata Valef sedikit takut.

Valef melepaskan tangannya dari pundak Ghea. Kemudian dia memundurkan langkahnya sedikit lebih menjauh.

"Jangan percaya siapapun untuk saat ini. Sebelum gue nemuin pengirim note biru itu"

"Termasuk lo?" tanya Ghea.

"Terserah lo mau percaya gue apa nggak!!"

Valef melangkahkan kaki nya segera meninggalkan rumah Ghea yang diikuti Zaky. Namun langkah mereka berhenti ketika Ghea mengajukan pertanyaan.

"Kata siapa Leya masih hidup?"

Valef dan Zaky menatap Ghea dengan serius. "Gue lihat sendiri" ucap Valef.

"Diwa bilang, dia juga lihat Leya tadi siang di kantin sekolah" timpal Zaky.

Ghea mengerutkan keningnya bingung. Apa dia harus percaya mereka? Kalau benar, apa mungkin Azra berbohong? atau memang Azra tidak tau sama sekali? Tapi...

"Kenapa kalian bisa sampai kesini?"

"Tadi kita ngejar Leya sampai persimpangan, trus Valef bilang itu persimpangan rumah lo, makanya..."

"Berisik lo" potong Valef atas penjelasan Zaky.

"Bilang aja lo khawa..."

"Bacot deh lo!!"

"Val" panggil Ghea.

Valef terdiam. Dia menatap mata Ghea. Sungguh! Valef merindukan tatapan Ghea.

"Lo khawatir sama gue?" tanya Ghea.

Valef hanya diam. Dia tidak menjawab pertanyaan dari Ghea. Valef tidak tau, apa dia khawatir dengan Ghea atau hanya sekedar tidak mau terulang kejadian satu tahun yang lalu.

"Kayak nya iya" timpal Zaky.

"Gue minta maaf" ucap Ghea tulus.

Valef menatap Ghea dengan sedikit emosi. Apa semudah itu dia minta maaf? Apa Ghea tidak memiliki rasa bersalah sedikitpun?

"Setelah semuanya terungkap, setelah lo tau gimana perasaan gue, dengan mudah nya lo bilang maaf!! Kenapa lo lakuin itu sama gue? Kenapa? Apa lo gak mikir, gimana perasaan gue? Hah?" ucap Valef meluapkan semua yang mendesak di hatinya.

"Yang hanya bisa lo bilang itu maaf! Apa semudah itu bagi lo?" lanjutnya.

"Terus gue harus apa?!" teriak Ghea. Matanya memerah menahan amarah. Valef pikir, hanya dia yang menanggung beban ini. Bahkan Valef tidak tau apa-apa tentang bagaimana Ghea menghadapi masalahnya. Bagi Ghea, Valef terlalu egois. Dia buta akan cintanya terhadap Ghea Ladisya Gilbert.

Ghea menatap Valef dengan mata yang berkaca-kaca. Sekeras mungkin, dia akan mempertahankan agar air matanya tidak jatuh dihadapan Valef.

"Apa gue juga harus mati saat kecelakaan itu? Itu kan keinginan lo? Atau sekarang lo mau gue mati, supaya lo maafin gue? Jawab Val!!" teriak Ghea.

Lagi dan lagi Valef hanya diam menatap Ghea yang mulai menjatuhkan air matanya. Pertahanan Ghea runtuh.

"Kalau iya, kenapa gak lo bunuh aja gue sekarang! Bunuh Val, supaya lo puas! Supaya.."

Dengan gerakan cepat, Valef menarik tangan Ghea membawanya kepelukan Valef. Valef memeluk Ghea sangat erat. Sedangkan Ghea hanya terisak dengan tangisnya.

"Njirt, gue serasa nonton drakor" gumam Zaky pelan.

Siapa Aku? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang