Part 14: Leya Masih Hidup?

14 5 0
                                    

"Tidak semua yang terlihat seperti apa yang dilihat dan tidak semua yang hilang, lenyap seperti apa yang seharusnya"
***

"Ra, tugas lo udah selesai belum?"

"Udah. Kenapa? Mau nyontek lo?"

Ghea tersenyum dengan cengiran yang tercetak dibibirnya. Semalam, dia lupa mengerjakan tugasnya. Dia ketiduran. Azra berdecak, namun tetap memberikan contekan pada Ghea. "Nyalinnya cepetan. Bentar lagi masuk"

"Iya" jawab Ghea yang menyalin pr Azra dengan semangat.

"Ge, nanti pulang sekolah ke rumah gue yuk. Mama gue mau ketemu lo"

"Oke siip. Tapi jangan ngajak gue ngobrol dulu. Gue buru-buru nih"

"Iya iya" ucap Azra sedikit kesal. Kemudian dia memainkan ponselnya sambil menunggu bel masuk berbunyi.

Tak beberapa lama, bel masuk berbunyi. Diiringi masuknya buk Ayu guru bahasa indonesia.

"Pagi semua"

"Pagi buk" jawab semua murid Ipa 3.

"Rehan, kumpulkan tugas kemarin" perintah buk Ayu.

"Baik buk"

Rehan sang ketua kelas mulai mengumpulkan semua tugas teman-temannya. Kemudian dia meletakkannya di atas meja guru. Proses belajarpun dimulai.

***

Setelah bel istirahat berbunyi, semua siswa berhamburan menuju kantin. Kecuali Ghea. Hari ini dia tidak ingin keluar dari kelas, lebih tepatnya, dia tidak ingin beranjak dari bangkunya.

"Ge, ayoklah. Lo gak lapar apa?" paksa Azra.

"Lo aja ya. Gue lagi gak mau kekantin"

"Ck, yaudah deh. Lo nitip apa ntar gue beliin"

"Gak usah, gue gak selera makan" tolak Ghea.

"Lo sakit?" tanya Azra yang langsung menempelkan tangannya kekening Ghea.

"Gak kok" jawab Ghea.

Benar. Tubuh Ghea tidak panas. "Yaudah deh, gue dulu ya. Udh lapar" cengir Azra dan berlalu meninggalkan Ghea.

Ghea melihat kepergian Azra dengan senyumannya. Kemudian dia melihat kearah tempat duduk Valef yang kosong. Sejak bel berbunyi, Valef langsung keluar kelas. Ghea memencarkan pandangannya. Tidak ada satu orangpun dikelas. Ghea menghela nafasnya. Dia menelungkupkan kepalanya diatas meja dan menjadikan tangannya sebagai bantal. Kepalanya benar-benar terasa sangat sakit. Dia ingin tidur sebentar untuk menghilangkan rasa sakit itu.

Di sisi lain, Valef berjalan di koridor dengan langkah yang besar. Dia dengan cepat menuju kelas. Hari ini, Valef menerima note biru itu. Kali ini, surat itu jelas ditujukan untuk Valef. Sebenarnya siapa pengirim note biru ini?

Valef berdiri diambang pintu kelas. Dia melihat Ghea yang sedang menelungkupkan wajahnya di meja. Isi note biru itu benar. Ghea sendirian di kelas. Valef melihat note biru yang ada ditangannya.

Lo udah tau siapa Ghea? Dia sendirian tuh di kelas. Apa lo masih peduli?

Valef hanya khawatir orang ini menyakiti Ghea. Dia takut kejadian satu tahun yang lalu akan terulang. Valef melihat sekeliling luar kelas. Tidak terlalu banyak orang yang berlalu lalang disini. Siapa orang ini? Apa tujuannya? Tapi satu hal yang pasti, pengirim note biru itu bersekolah di CHASKA School.

"Valef" panggil Ghea.

Valef melihat kearah Ghea yang sudah berdiri diambang pintu. Tepat dihadapannya. Ghea menatapnya lekat. Jantung Valef berpacu dengan cepat. Kenapa ini?

Siapa Aku? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang