Part 6: Ulang Tahun

20 8 0
                                    

"Masih terlalu dini untuk mengerti. Masih terlalu kecil untuk dipahami. Dan terlalu panjang untuk di jabarkan"
***

Malam ini Ghea duduk dimeja belajarnya. Menatap foto dengan bingkai kecil diatas meja tersebut. Foto itu adalah foto Ghea dengan Valef satu tahun yang lalu. Foto dengan penuh kebahagiaan. Pada foto itu terlihat Valef sedang memeluk Ghea dari belakang. Dagunya diletakkan diatas kepala Ghea. Sedangkan Ghea terlihat dengan tawa yang bahagia.

"Sebesar apa sih cinta lo Val? Sampai tahun bergantipun lo masih perjuangin cinta lo. Padahal cinta itu udah lama mati" gumamnya. "Gue yang udah buat cinta itu mati" lanjutnya.

Ghea mengusap foto itu dengan meneteskan air matanya. Rasanya benar-benar perih. "Maaf" lirih Ghea.

Teng!!  Teng!!

Alarm singkat pada ponsel Ghea berbunyi. Ghea melirik jam dinding dikamarnya. Tepat pukul 00.00. Kemudian Ghea melirik kalender dimeja belajarnya. Dia tersenyum.

"Udah jangan sedih" ucapnya kepada diri sendiri sambil menghapus jejak air matanya.

Ghea mengambil kalender kecil tersebut dan pulpen yang ada dimeja belajarnya, kemudian menyilang tanggal 11 pada kalender tersebut. Tanggal 11 telah berakhir. Artinya hari ini tepat tanggal 12. Dia melihat tanggal yang sudah dilingkari sebelumnya itu, lalu tersenyum.

"Happy birthday Ghea" ucapnya senang.

***

Jam putih dipergelangan tangan Ghea telah menunjukkan pukul 7:10. Ghea menuruni anak tangga dengan cepat. Dia berlari menuju ruang makan.

"Kenapa mama gak bangunin sih?" batinnya. Dia kesiangan.

Saat tiba diruang makan, Ghea melihat beberapa makanan diatas meja. Tapi semua orang kemana?  Pikirnya.

"Maa!!" teriak Ghea. Namun tak ada satu orangpun yang menyahuti.

Keluarga Ghea memang tidak pakai asisten rumah tangga. Jadi yang tinggal dirumah ini hanya mereka bertiga. Ghea melangkahkan kakinya mendekat ke meja makan tersebut. Dia melihat sebuah kertas putih diatas meja. Ghea segera mengambil dan membaca surat itu.

Ge, mama ke pemakaman. Mama udah siapin sarapan untuk kamu. Jangan lupa dimakan. Maafin mama gak bilang sama kamu.
-Mama

Ghea tersenyum pedih melihat isi surat ini. Dia melirik makanan yang telah tersaji dengan rapi diatas meja. Kemudian dia pergi tanpa menyantap makanan itu.

"Seharusnya gue sadar diri" lirihnya.

***

Ghea memasuki kelas yang sudah ramai diisi teman2nya. Dia dengan cepat menuju bangkunya dan duduk dengan tenang. Untung guru belum datang.

"Telat lagi" ucap Aza.

"Mm" jawab Ghea sambil menelungkupkan wajahnya kemeja dan menjadikan tangannya sebagai alas kepalanya.

"Btw happy birthday ya Ge"

"Iya makasih"

"Lo ultah tapi gak ada semangatnya gitu. Belum diucapin doi ya!" goda Azra.

"Bodo!"

"Atau Valef belum tau kalau lo ultah??" bisik Azra pada telinga Ghea.

Ghea berdecak kesal sambil mengangkat kepalanya menghadap sahabatnya yang super kepo ini.

"Gak usah bahas dia napa!" kesal Ghea.

"Ge, lo habis nangis??"

"Hah?" kaget Ghea langsung meraba area mukanya. "Gak kok"

Siapa Aku? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang