part 4: Diary Hitam

32 8 0
                                    

"Jika lelah tak bisa ku tahan, apakah masih layak aku mengharapkan perubahan?"
***

"Lo pulang bareng siapa Ge?" tanya Azra sambil memasukkan buku kedalam tas hitamnya.

"Palingan sama taksi"

"Mobil lo kenapa bisa mogok?"

"Tanya aja tuh sama mobil" jawab Ghea cuek dan langsung beranjak dari tempat duduknya. Azra berdecak kesal sambil mengikuti Ghea dari belakang.

"Lo pulang bareng gue aja" tawar Azra sambil berjalan disamping Ghea menuju parkiran.

"Rumah kita beda arah" jawab Ghea.

"Yah gak papa kali Ge. Kayak sama siapa aja lo"

Ghea memberhentikan langkahnya. Azra yang mengikuti Ghea hanya kaget melihat Ghea berhenti tiba-tiba. Ghea menghadap pada sahabatnya itu dengan tatapan intens.

"Kenapa?!" tanya Azra.

Kemudian Ghea memberikan senyuman manisnya pada Azra.

"Dih gila lo!!"

"Lo sahabat gue yang paling baik emang. Yuk anterin gue pulang!" ajak Ghea sambil menarik Azra melanjutkan perjalanannya.

"Baru tau lo gue baik" sarkas Azra.

Saat melewati belokkan koridor, Ghea dan Azra berhenti lagi secara bersamaan. Ada seseorang yang menghalangi jalannya. Cowok tinggi yang memakai hoodie abu-abu. Pandangannya tepat kearah Ghea. Dia melangkahkan kakinya mendekat kearah mereka. Lebih tepatnya berdiri di depan Ghea. Cowok itu Geraldi Valefry Reinhart. Cowok yang menjadi siswa baru di CHASKA School. Dia menatap Ghea dengan lekat. Kemudian mengulurkan tangannya seakan meminta sesuatu.

Ghea menautkan alisnya heran dengan tingkah cowok di depannya ini.

"Ngapain? Minta duit??" tanya Ghea sarkas. Azra hanya terkekeh melihat adengan tersebut. Ada-ada saja. Pikir nya.

"Surat yang lo dapat di toilet tadi" ucap Valef yang masih setia menatap Ghea.

"Lo dapat surat lagi Ge?" tanya Azra yang juga menatap Ghea.

Ghea menatap tangan Valef yang masih berada tepat di depan wajahnya. Kemudian dia menatap lekat manik mata Valef. Wajahnya sangat datar tanpa ekspresi.

"Lo tau dari mana gue dapat surat?" tanya Ghea.

"Lo gak perlu tau. Mana suratnya!" pintanya dengan mengangkat sedikit tangannya agar lebih dekat dengan wajah Ghea.

"Udah gue buang. Kenapa? Lo tau pengirimnya??"

"Isi surat itu apa?" tanya balik Valef.

Ghea tertawa sinis mendengar pertanyaan Valef. Memang cowok aneh. Orang nanya malah nanya balik. Pikir Ghea.

"Iya isinya apa Ge" tanya Azra penasaran.

Ghea menatap tajam kearah Azra. Sahabat emang gak peka. Kenapa harus didepan Valef dia bertanya. Dasar kepo!! Ghea kembali menatap Valef yang masih menatap dirinya.

"Anathasya Ghea Hynka atau Ghea Ladisya Gilbert??" jawab Ghea dengan nada penuh penekanan.

Valef menurunkan tangannya. Namun dia masih tetap menatap manik mata hazel Ghea. Mata yang selama ini tak pernah ia lihat lagi. Tapi ada yang aneh. Rasanya berbeda dengan mata yang ia lihat satu tahun yang lalu.

"Maksud lo Ge??" tanya Azra.

"Ra, lo boleh pulang duluan" ucap Valef pada Azra.

"Tapi gue bareng Ghea"

Siapa Aku? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang