/2/ Welcome to Japan

594 281 470
                                    

Rio membuka jasnya, mengeluarkan kemeja putih yang sebelumnya terlipat rapi di pinggang celana. Ia duduk di meja belajar.

Tepat di hadapannya, terdapat beberapa brosur, jadwal, dan berkas-berkas dengan namanya memenuhi permukaan meja. Mata Rio menyusuri tiap alfabet yang tertulis di sana.

'Ohayou Summer Camp, Jepang.'

🌻🌻🌻

Burung-burung gereja bertengger di balkon sebuah kamar. Mereka berkicau ria seperti sedang menampilkan pertunjukkan paduan suara. Matahari pun tak ingin kalah ceria. Ia berusaha meneroboskan sinarnya sampai ke dalam kamar itu.

Sayangnya, mereka masih belum bisa menyadarkan si pemilik kamar. Ia masih belum terusik.

"Rio!" Nah, suara menggelegar yang satu ini ampuh membuatnya terlonjak.

Rio mengigau sebentar untuk menyahuti sang Mama. Ia menegakkan tubuhnya. Leher dan punggungnya terasa tidak nyaman. Rupanya ia kemarin malam ketiduran dengan posisi terlungkup di meja belajar. Bodohnya, ia tertidur lelap sebelum sempat mengganti pakaiannya. Kemarin mungkin ia terlalu lelah untuk sekadar mandi.

Ia melihat jam beker di nakas kamarnya. Pasti jam itu sudah berdering berulang kali, namun suaranya tidak cukup ampuh. Rio pun memutuskan menuju ke lemarinya untuk mengambil kaos dan celana santai. Sudah dipastikan ia libur hari ini setelah kelulusan kemarin. Setelahnya, ia melakukan beberapa hal untuk membersihkan tubuhnya.

🌻🌻🌻

"Pagi semua," sapa Rio setelah wajah bantalnya ia tinggalkan di kamar tadi. Ia menuruni tangga dan duduk berdampingan dengan Marcell di meja makan.

"Pagi," jawab sang Mama, "anak muda udah lulus tapi tidurnya masih gitu. Lain kali lebih cepat bangunnya."

Biasanya juga pagi, kok. Hanya saja kemarin terlalu lelah, bantahnya dalam hati.

"Iya, Ma." Ia memilih mengiyakan saja. Rio ingin menjadi anak baik-baik yang berbudi pekerti dan rajin menabung.

Mereka menikmati sarapan pagi mereka. Khusus hari ini, sang Mama masih ingin merayakan resminya Rio menjadi calon mahasiswa.

Sembari memasukkan roti bakar buatannya ke mulutnya, sang Mama bertanya pada Rio, "enak gak, Yo? Hari ini spesial masakan Mama, loh."

Rio menyuapkan potongan roti pertamanya, "enak!" Tangannya berlanjut ke suapan berikutnya dan roti berikutnya.

Sela-sela makan pagi keluarga itu, sang Papa membuka sebuah obrolan mengenai kelanjutan pendidikan Rio.

"Yo, urusan Summer Camp udah selesai?"

Ya, Rio memang sudah merencanakan dari awalnya. Ia akan mengambil Summer Camp di Jepang, negara tujuannya untuk perkuliahan. Lagipula, menurut Rio kegiatan sejenis pertukaran pelajar ini bisa jadi ajang penyesuaian diri, mencari relasi, sekaligus media pembelajaran bahasa serta budaya Negeri Sakura itu.

Summer Camp sendiri adalah suatu kegiatan yang diadakan oleh suatu negara untuk menunjang bidang edukasi. Dalam kesehariannya, beberapa kegiatan yang akan dilakukan adalah kelas bahasa dan budaya, study tour, serta pelbagai kegiatan hidup dengan masyarakat lokal. Selain alasan tadi, Rio sendiri ingin melatih kemandiriannya. Ia juga ingin bisa mengenal lebih banyak karakteristik dari teman-teman asing. Menurutnya, selain terlihat keren, punya teman dari berbagai negara membuat ia bisa belajar dari setiap perbedaan yang ada.

Rio menatap Papa sebentar, "udah, kok. Tadi malam Rio juga udah baca-baca semua ketentuannya."

"Persiapannya lengkap belum?" Marcell ikut memastikan.

Ghost in Summer | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang