/11/ Hadiah Terakhir

421 198 367
                                    

Dua tangan Alyssa terurai bebas di samping tubuhnya sendiri, "tapi bagaimana bisa seorang yang tumbuh tanpa cinta bisa memberi cinta pada orang lain?"

"Kamu buktinya. Aku dan kamu bisa. Aku yakin kita bisa," bisiknya lembut.

Alyssa menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Rio. Senyum Alyssa berteman pelupuknya yang berair.

'Kita bisa.'

Tangannya terangkat membalas peluk laki-laki di hadapannya.

🌻🌻🌻

Memasuki bulan ketiga, Alyssa kembali menjalani kegiatan normalnya. Awal bulan Agustus menjadi hari yang berbeda untuk Rio semenjak Alyssa menceritakan semuanya. Terlebih, Rio harus mengetahui semuanya di hari-hari terakhir camp musim panasnya.

Rio berusaha tidak terlalu memikirkan hal yang telah terjadi. Baginya yang terpenting adalah waktu-waktu yang masih ia punya.

Seperti biasa jika sedang bangun lebih pagi, Rio mengecek jadwal di grup media sosial Ohayou hari ini. Memastikan seluruh perlengkapan yang diperlukan tidak tertinggal.

"1 Agustus 2020: kunjungan study tour ke Osaka, Jepang. Destinasi: Tsutenkaku dan Shinsekai."

Semangat Rio membuncah. Akhirnya kegiatan kunjungan ke luar sekolah bersama rekan-rekan Ohayou Summer Camp.

Jemarinya mengetikkan dua kata kunci tempat kunjungan mereka. Oh, rupanya gedung simbol Osaka dan daerah rekreasi sekitarnya.

Jadi ini seperti perjalanan budaya. Sepertinya aku bisa banyak belajar, Rio tersenyum tertarik.

Tak lupa, jarinya bergerak cepat di papan ketik. Mengirimkan pesan untuk seseorang.

Sekali lagi, sebelum benar-benar mengunci rapat pintu rumahnya, tangan Rionaldo meraba isi tasnya. Memastikan seluruh perlengkapan siap, terlebih kamera untuk dokumentasi, handphone, dan jurnal Summer Camp pribadinya.

Rio menggenggam bunga indah yang diperuntukkan untuk seseorang. Ia tersenyum geli setelah menghidu aroma segar yang ada di tangannya.

Sebentar, Rio melihat-lihat sekitar area sekitarnya. Aura musim panas benar-benar terasa hari ini.

"Rio?" Bunyi gagang pintu secara spontan mengejutkan Rio. Ditegakkannya punggung yang sebelumnya bersandar di dinding sebelah pintu.

Wajahnya berseri, "hai, Al!"

Alyssa sendiri masih sedikit tak percaya dengan kehadiran Rio yang tiba-tiba. Rio memang senang dengan kejutan.

"Hai. Yo, ini ..."

Layar ponsel sederhana Alyssa menunjukkan pesan yang ia terima pagi ini dari salah satu kontak di ponselnya.

'Hai, Al. Kamu masih di homestay? Kalau iya, bisa kamu keluar?'

Anggukkan kepala Rio serta merta memaksa Alyssa untuk menunjukkan senyum geli. Bagaimana bisa dirinya masih terkejut menerima pesan dari Rio? Rio jelas bisa dengan mudah mengakses nomornya kapan saja.

"Al, hari ini kita bareng, ya?" ujarnya menawari Alyssa. Ia sungguh tidak bermaksud memaksa, percayalah.

Alyssa mengernyitkan dahinya, "maksudnya untuk study tour hari ini?"

Dengan yakin, Rio memberi tanda setuju, "gimana?"

"Kenapa tidak?" Alyssa bersiap mengunci ruangannya ketika gerakannya dicegah Rio.

Kedua sepatunya ia lepaskan di depan pintu Alyssa.

"Aku boleh masuk sebentar? Kebetulan aku ada bawa ini untuk kamu." Dua tangkai yang masih segar itu Rio perlihatkan kepada Alyssa.

Ghost in Summer | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang