/3/ Seorang Gadis dan Sebuah Mitos

537 265 440
                                    

Akira menolehkan kepalanya ke arah Rio, "eh, di sekolah ini juga ada mitosnya sendiri, loh."

Rio mengernyitkan dahi, "maksudnya?"

Akira tersenyum penuh misteri. Kedua alisnya naik turun.

'Reaksi yang menarik', pikir Rio menanggapi ekspresi Akira.

Rio jadi semakin ingin tahu tentang mitos itu.

"Tentang apa, sih, Ki, mitosnya? Aku pas baca-baca tentang sekolah musim panas ini gak ada, tuh, yang cantumin tentang itu." Rio menatap Akira penuh rasa penasaran.

Akira menghadapkan pandangannya ke langit sementara ia menyandarkan tubuhnya ke batang pohon di belakangnya, "ya, iyalah. Kamu cari di internet sampai kapanpun juga gak bakal ketemu kali. Mitos ini tuh internal doang, hanya murid asli yang tau."

Rio mengernyitkan dahi, "pantas aja. Serius, deh. Mitos tentang apa?"

Akira tersenyum kemudian memasang wajah sedikit lebih serius. Ya, sedikit saja, karena wajah Akira memang terlalu ceria untuk suasana serius.

"Jadi, konon setiap musim panas, di sekolah ini akan ada sosok misterius, perempuan cantik. Nah, dia tuh bakal pakai tubuh orang lain buat menjalani hidup semusimnya. Dia katanya, sih, bunuh diri pas musim panas. Ada masalah cinta dan sejenisnya gitu. Aku kurang jelas juga soalnya namanya juga mitos. Tapi gimana pun, sampai sekarang, tiap musim panas tiba anggota sekolah ini gak bisa menemukan siapa sosoknya," jelas Akira.

Terdengar tidak masuk akal, Rio menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Jadi maksudnya dia hantu gitu?"

Akira mengendikkan bahunya, "ya, sejenis itu."

"Gak ada cara biar orang-orang tahu siapa dia?" Rio ikut menatap ke langit.

Akira menggeleng pelan, "sampai sekarang belum, Yo. Terlalu pandai menyembunyikan kayaknya."

"Hm." Rio hanya menjawab singkat.

Rio memejamkan matanya. Ia menikmati semilir angin segar yang membelai kulitnya. Sebenarnya mitos itu masih menjanggal bagi Rio. Namun, daripada harus memikirkan mitos yang belum jelas kebenarannya, lebih baik ia memikirkan hal lain.

Terdengar sebuah bel bernada khas ketika kelas sudah selesai. Waktunya untuk pulang.

Akira yang mendengar bunyi itu, melihat ke arah jam tangannya.

"Rio, udah jamnya mau pulang. Ayo ke kelas dulu, ambil barang-barang." Akira berdiri. Sedikit melemaskan otot-ototnya yang sempat keram.

Rio pun ikut berdiri. Kemudian mengikuti Akira ke kelas mereka. Hari pertamanya berhasil ia lalui dengan baik.

Tentu saja, Rio berharap hari-hari setelah hari ini akan lebih baik dari ini.

"Bye, Yo. Besok ketemu lagi, ya."

Akira melambaikan tangan. Ia berlari menuju rumahnya. Tubuhnya pun hilang di salah satu lorong perumahan.

Rio sendiri membalas dengan gestur yang sama. Setelah memastikan Akira sudah pulang, ia membalikkan badannya. Tadi ia memang menawarkan diri untuk berjalan bersama Akira ke rumahnya walau rumah mereka tidak sejalan. Tentunya mereka juga membincangkan beberapa hal penting yang harus Rio ketahui sebagai pelajar asing dibumbui dengan hal-hal ala laki-laki. Sekarang, Rio bisa kembali ke rumahnya.

Ah, bukan rumah miliknya sungguhan, sih. Berhubung ia pergi belajar di Jepang menggunakan jasa dari suatu organisasi bernama Ohayou, ia lebih mudah mendapatkan tempat tinggal. Biaya tempat tinggal Rio pun sudah ditanggung Ohayou Education dalam biaya pendaftaran kemarin.

Ghost in Summer | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang