Alyssa menutup mata dengan kedua tangannya. Lututnya ia tekuk sebagai tempat untuk menyembunyikan wajahnya.
Rio tidak tahu. Bunga gerbera itu tidak berdiri di sana tanpa makna.
Alyssa tahu, semua perlu proses. Berjuang perlu proses. Tapi ia rasa ia sudah terlalu lama bertahan sebatang kara.
Jujur, Alyssa lelah dengan segala cerita yang harus ia rahasiakan dari semesta.
Samar-samar terdengar sebuah kalimat yang menimbulkan tanya, ekspektasi, sekaligus gelisah dalam diri Rio.
"Ada sesuatu yang harus kamu ketahui, Yo."
Kemudian dengan sendirinya, dimulailah cerita yang sebelumnya tidak pernah ia bagikan:
Sebuah perjalanan tentang seorang gadis yang tidak mengenal cinta.
🌻🌻🌻
Brak!
Suara itu mengejutkan seisi rumah. Meski sudah setiap hari, tetap saja tindakannya terlalu tiba-tiba.
Seorang gadis remaja yang tengah duduk di ruang tamu mendadak beringsut ke balik pintu kamarnya.
"Arvin! Kamu di mana?!" Tampak seorang wanita membanting tasnya ke atas meja. Dari penampilannya, bisa dipastikan ia baru pulang dari suatu pertemuan penting.
Arvin, pria yang dicari, datang dengan wajah yang tidak bersahabat. Ia lelah setiap hari menjadi korban amarah sang istri.
"Kamu ini apa-apaan, Helen?! Sudah aku bilang, rumah ini bukan tempat untuk kamu marah-marah sesuka hati!" Arvin membanting dirinya ke sofa.
Helen membelalakkan matanya, "kamu yang apa-apaan! Kamu tidak kerja lagi hari ini? Terus kita mau makan apa?!"
"Kamu pikir dulu baru bicara! Aku sudah kerja! Uangku memang tidak sebanyak kamu tapi aku kerja demi kita, demi Alyssa!"
Jeritan Arvin memekakkan telinga. Gadis cantik bernama Alyssa itu memeluk dirinya yang gemetar.
Helen menunjukkan wajah sinisnya, berlalu menuju kulkas. Berniat menenggak sebotol air mineral.
"Kalau kamu kerja, kenapa kamu tidak pernah bisa nafkahin aku sama Alyssa?! Kenapa kita harus berutang sana-sini untuk bayar semua keperluan?!"
Suasana memanas. Arvin berdiri mendekati Helen. Ia tidak terima dengan tuduhan tidak berdasar yang Helen ungkapkan.
"HEL! Tolong hargai aku sebagai suami kamu!"
"Suami macam apa maksudmu? Kamu lihat hasil dari ulah kamu! Alyssa harus diliburkan dari sekolah! Bahkan kamu sama sekali tidak malu dengan itu, hah!" Helen membanting pintu kulkas yang ia buka. Tangan kanannya meremas botol air mineral.
Amarah Arvin memuncak. Segala emosi yang ia tahan sebelumnya kini sudah mencapai batasnya.
Plak!
"Jaga omongan kamu, Hel! Itu semua bukan mau aku! Kamu juga salah! Sadar!"
Lemparan botol dari Helen tepat mengenai dada Arvin. Tangan kirinya menyentuh bekas tangan kemerahan di pipinya.
"Aku harus apa lagi, Vin!" Helen menjerit, "kamu tau? Aku baru saja pulang dari sekolah. Mereka meminta kita melunasi semua denda hingga akhir minggu ini. Tidak ada perpanjangan. Dan mereka juga bilang, nilai Alyssa terakhir kali masuk menurun drastis. Ia perlu bimbingan tambahan. Jika kita tidak melunasinya, maka Alyssa tidak akan bisa belajar. Kamu mengerti maksud aku, 'kan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost in Summer | ✔
FanfictionHighest rank #1 jlit (22/10/2021) #1 icl (25/04/2022) #1 idolacilik (24/09/2021) #1 rify (24/01/2022) #2 summer (15/10/2021) #2 relation (19/08/2021) #3 rfm (22/01/2022) #5 budaya (22/01/2022) #6 wattpadromanceid (25/04/2022) #14 ify (29/01/2022) #1...