일 (1)

42 5 28
                                    

Indah sedang mengecek kembali barang yang akan dibawa besok untuk pergi berlibur, ia menceklis semua barang yang ada di list notesnya. Setelah selesai, ia menghampiri empat temannya yang sedang asyik menonton serial drama.

"Hei, kalian tidak mengecek barang kalian lagi?" tanyanya.

"Memang kenapa? Udah semua, kok." jawab Reina santai.

"AH!" semua menatap ke arah Wanda.

"Kenapa?" Caca bertanya dengan nada datar.

"Lupa! Belum masukkin cemilan buat besok!" Wanda bergegas bangun, namun ditahan Reina.

"Kan bisa beli, kayak di sana gak ada jajanan aja.." katanya.

"Bukan gitu, Rein.. Cuma kan di sana belum tentu ada ciki yang di Indonesia. Kalo kangen gimana?" tanya Wanda yang diangguki Indah.

"Pffttt.. Ya udah, beli aja yang ada di sana. Kan gampang." usul Caca.

"Hm.. Bener sih, lagian kan maksimal bagasinya takut nggak cukup, dan kalo dipikirin lagi makanan bisa beli." sahut Melia yang sejak tadi fokus menonton drama sambil memakan camilannya.

"Umm.. Ya udah, deh.." pasrah Wanda.

"Jadi, nggak ada yang kelupaan atau apa, gitu? Hm.. Takutnya nanti ada yang kalian lupa bawa, jadi.." Indah mengingatkan.

"Aku udah cek tadi, udah dicatat juga apa-apa aja yang ku bawa." Melia mengangkat tangannya, jarinya membentuk gestur 'OK'.

"Kalau aku, yah..begitulah.." Reina hanya tersenyum canggung. Langsung saja Indah mencubit lengannya.

"Periksa lagi, sana! Nanti kalau ada yang ketinggalan baru tau rasa! Nanti kamu bilang inilah itulah, sana!" protes Indah.

"Sama deh, gue juga mau cek lagi.." kata Caca sambil bangkit dari duduknya, berjalan menuju kamarnya.

Memang, mereka tinggal di satu rumah sewa bersama. Ada tiga kamar, dua kamar besar dan satu kamar yang lebih kecil. Melia dan Indah sekamar karena sama-sama suka menonton film hingga larut malam. Sedangkan Caca dengan Wanda, kamar yang paling senyap ketika malam. Kalau Reina, karena dia suka main game sampai malam (juga karena berisik), akhirnya dia tidur di kamar yang lebih kecil sendiri.

***

Esoknya mereka pun terbang ke Korea, sebelumnya mereka sempat transit di Singapura. Beberapa jam kemudian, barulah mereka berangkat menuju ke Korea.

"Huaaaa.. Ini pertama kalinya aku terbang jauh~" kata Indah sambil melihat lingkungan di bandara.

"Kita harus makasih sama Wanda, Om nya ngebolehin kita liburan di villa milik Om nya." sahut Melia yang masih sibuk menanti koper hitam miliknya yang belum terlihat batang rodanya.

"Oh benar juga, Wan.. Nanti sampai di villa kita langsung telepon Om kamu." Indah menepuk-nepuk pundak Wanda.

"Iya, gue juga belom bilang makasih ke om lu, Wan." Caca yang baru saja mengambil kopernya, sampai di tempat mereka.

"Ih, Caca! Tungguin dong! Jalan sih cepet banget." Reina yang memang tadi ikut Caca mengambil koper, mengikuti di belakangnya.

"Oke, tinggal koper Melia yang belum, kan. Kita tunggu di kafe itu aja, tuh. Sekalian makan, laper kan?" usul Wanda.

"Bener, kalian tunggu di sana aja. Nanti aku susul. Ini koperku nyasar dimana? Masa ketinggalan di dalem? Oh, atau jangan-jangan itu koper genit sama koper orang ganteng? Alhamdulillah, deh. Siapa tau bisa jodoh, gitu!"

Plakk...

"Aduh! Sakit, Ca!" Caca memukul punggung Melia.

"Makanya, jangan ngekhayal mulu. Mending perhatiin, siapa tau ada koper lu lewat." ujarnya setelah itu berjalan menuju kafe lebih dulu.

"Sabar yaa, hehe.. Caca emang sadis." kata Reina sambil tertawa, setelah itu mengikuti Caca dan Wanda yang sudah lebih dulu jalan ke kafe itu.

"Kamu nggak mau ku temenin?" tanya Indah. Melia menggeleng, lalu menoleh ke arah Indah.

"Nggak usah, nggak apa-apa. Kalau kamu lapar, duluan aja. Nanti aku susul, dan aku masih berharap kalau koperku ketuker sama cowok ganteng yang bisa jadi jodohku."

"Ckckck.. Melia dan daya khayalnya yang tinggi. Kebanyakan nonton drama sama sinetron kamu, tuh.." kata Indah sambil berjalan pergi meninggalkan Melia yang masih celingukan mencari sang koper, seperti menanti jodoh.

Setelah menunggu hampir lima menit, terlihatlah juga ujung dari badan kopernya. Mungkin kopernya benar-benar nyasar.

"Itu dia! Ah, lebih baik samperin aja. Takutnya dia nyasar lagi." kata Melia sambil berjalan untuk mengambil kopernya.

Saat sudah sampai dan menarik koper itu, sebuah tangan juga ikut menarik koper tersebut. Melia pun tersentak kaget.

"Oh, cowok tampan bermasker ini siapa? Apakah dia jodohku? Jika iya tolong dekatkanlah, jika bukan..tolong jadikanlah kami berjodoh. Dan, jika memang bukan benar-benar jodohku, terus paksa aja biar dia mau jadi jodohku!!! Susah amat." batin Melia dalam hati, tentu aja dong!

Bisa dianggap gila dia nanti ngomong ngaco begitu. Apalagi sama orang nggak dikenal kayak si tampan ini. Eh tampan nggak ya? Dia kan pakai masker.

"Ah, sorry. Is this your? This one is my luggage, I was wrong to take your's. Because the model is similar." ujarnya sambil menunjukkan koper lainnya di tangan kiri.

Melia bengong, berpikir cepat. "Tadi cowok ini bilang apa, ya? Ngomongnya cepet banget! Iya sih, hayati bisa bahasa Inggris, tapi kalo dia ngomongnya cepet-cepet gitu gak tau apa yang dia omongin! Cuma denger kalo yang itu dia ambil kopernya punya dia! Astaga! Gimana, nih?"

"Ah.. Ah? This is your's? Oh.. I mean.. This is mine?" Melia menunjuk ke koper yang di tangan kiri cowok tadi, laki-laki itu mengangguk. "Oh..o..okey, thank you. I'm fine. By the way, my name Melia. And, you?"

Cowok itu terlihat bingung, keningnya berkerut sebentar lalu dia malah tertawa pelan.

"I'm sorry, I have to go. Nice too meet you, Melia. See you." lalu laki-laki itu berjalan cepat menembus kerumunan orang, menghilang di tengah keramaian.

"Ya tuhan! Mimpi apa hayati semalam? Kok bisa ketemu jodoh yang bahkan nanya nama aja gak dikasih tau! Pelit banget!" sungut Melia sebal, lalu langsung berjalan menuju kafe tempat teman-temannya berada.

****

Notes : Ini cerita thriller, comedy, romance, and friendship gabung jadi satu. Btw, maaf kalau ada bahasa atau tulisan yang salah dan typo. Diriku masih belajar^^
Dan, kalau suka silakan klik like, komen, and~ follow^^ kalau boleh, sekalian promotin!!!!:))
See you in next chapter! Thank You!!!

Red Zone!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang