십삼 (13)

13 3 3
                                    

"Kita semua takut, mau berusaha nggak takut pun, pada akhirnya dalam hati kita..kita semua takut."

***

Malam itu mereka tidur bergantian, salah satu akan berjaga tiap satu jam dan akan diganti oleh yang berikutnya. Agar jika ada kejadian apa, orang yang berjaga tersebut langsung membangunkan yang lain.

Reina sedang asyik memperhatikan hapenya, lalu berjalan pelan menuju jendela. Para zombie mulai sibuk mencari tempat persembunyian mereka, karena dikejauhan tampah secuil sinar matahari yang tersenyum riang.

Reina pun membangunkan ketiga temannya, mengatakan sudah waktunya mereka untuk sarapan dan bergegas. Tiga gadis lainnya pun mengerang dan mengangguk.

Yang paling pertama bangun adalah Indah, ia langsung menyiapkan mie instan untuk dimasak setelah sebelumnya membilas mukanya dengan air. Dan yang kedua bangun adalah Wanda, segera ia membantu Indah memasak mie dan menyiapkan camilan.

Melia masih asyik berguling dalam dunia mimpinya, ia sudah sadar tapi pikirannya masih asyik berlarian mengejar mimpinya tersebut. Dimana ia dan keempat temannya sedang berlibur dan berfoto gembira. Bukannya seperti sekarang.

Melia mengerang, lalu bangun dan membilas mukanya. Setelah sadar sepenuhnya, ia pun turun ke bawah dan melihat ketiga temannya sedang sibuk menyiapkan makanan.

"Melia? Sedang apa berdiri di situ? Ayo, bantu beresin ini.." panggil Indah yang dibalas senyuman oleh Melia.

"Ya, mau itu mimpi atau bukan. Kita cuma bisa meraihnya di dunia nyata." pikir Melia.

***

Mereka berempat pun bergegas membereskan rumah tersebut, menaruh kembali sofa di tempat sebelumnya. Tidak lupa mengunci rumah tersebut dan menaruh kuncinya di tempat sebelumnya. Semua mereka lakukan hanya dalam waktu dua jam, termasuk saat mereka mandi bergantian.

"Kita harus berterima kasih pada rumah ini dan pemiliknya nanti." kata Wanda sambil menatap sedih rumah itu untuk terakhir kalinya.

"Iya, nanti saat semuanya membaik kita bakal balik lagi ke sini." sahut Melia sembari mulai menjalankan mobil.

Perlahan rumah itu menghilang dari pandangan mereka, semakin lama yang terlihat hanya rumah-rumah yang sepertinya sudah didobrak paksa dan semacamnya. Mereka pun mengalihkan perhatian ke hal lainnya, tetapi dalam hati mereka terus beroda.

"Semoga kami bisa menemukan tempat untuk bermalam."

"Semoga kami bisa selamat sampai tujuan."

"Semoga kami terus bersama sampai nanti."

"Semoga kami semua dalam keadaan sehat sampai waktunya tiba."

Mobil itu terus berjalan, sudah beberapa jam dan ini sudah tepat jam 1 siang. Perut mereka berbunyi menandakan perlu diisi, bukan hanya perut mereka mobil yang mereka pakai pun sama. Melia pun mencari pom bensin terdekat dari tempat mereka.

"Oh, itu ada pom bensin." sahut Melia memutar arah mobilnya menuju pom bensin tersebut. "Ada tokonya, diantara kalian siapa yang mau periksa ke sana bareng aku?"

Indah dan Wanda kompak menunjuk Reina. Sedangkan gadis tinggi tersebut langsung terbelalak kaget.

"Kok aku?" ia merasa dejavu dengan kejadian seperti ini.

Red Zone!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang